Ujicoba Mudik Disabilitas Ke Lampung

Daftar program Mudik Ramah Anak dan Disabilitas. Narti Ujicoba Mudik ke Sumatera. Berikut pengalamannya:

Menjadi pengguna kursi roda untuk Mudik, harus berfikir berulang kali. Saya Narti ingin sekali Mudik ke Lampung. Tapi saya katakan tidak mudah. Hal itu menjadi alasan lama saya tidak mudik.

Salah satu faktor besar yang difikirkan adalah kendaraan yang bisa mengantarkan saya ke Desa Tanjungan Lampung. Lokasi desaku masih 10 kilometer dari Kota Bandarlampung dengan akses jalan yang kurang baik bentuknya.

Lebaran tahun ini harus pulang, karena kangen keluarga dan suasana kampung.

Selepas Pak Menhub melepas sahabat sahabatku di Halaman Wisma Mandiri Thamrin 9/6/2018, esok malamnya jam 8 aku berangkat menggunakan travel.

Sebelumnya ketika pesan tiket sudah aku sampaikan bahwa diriku pengguna kursi roda. Sesampai travel menjemput yang terjadi adalah, supir travel menolak kursi roda karena akan mempersempit tempat barang barang. Bagaimana bisa kursi roda yang merupakan satu satunya alat berjalan hidupku ditinggalkan, tidak terbayang, bagaimana aku bisa?

Memperhatikan wajah wajah para penumpang travel dan kondisiku sendiri seperti membuka ‘pintu kosong’. Siapa yang peduli keadaanku?

Saat itu juga sahabat ku sesama pengguna kursi roda mendekati dan sontak berdebat dengan supir travel. Yang pada ujungnya membiarkan aku dan kursi roda serta barang bawaanku naik.

Tentu teman teman pembaca membayangkan situasi yang tidak enak diperjalanan, dengan cara naik travel seperti itu. Namun aku harus berusaha menguatkan diri dengan keadaan, terutama menguasai diriku sendiri yang campur baur ketika naik.

Cerita berlanjut sampai Rest Area jelang pelabuhan Merak, aku lebih memilih tetap di atas Mobil meski ada pendamping. Takut ketinggalan dan takut ada ‘masalah baru’ yang menghantui fikiranku.

Mobil Travel sampailah menunggu Kapal Feri penyeberangan. Travelku parkir di paling bawah kapal. Suasana lorong antar mobil yang hanya bisa dilalui badan orang, bahkan beberapa lorongnya badan harus berjalan miring. Tidak mungkin lah sebagai pengguna kursi roda aku keluar. Itu akan menyulitkan pendampingku juga.

Suasana pengap, panas, jarang terasa udara, itulah yang aku alami di dek kapal.

Karena memang pemberitahuan operator Kapal, semua penumpang diminta ke dek atas. Selain karena mematikan mesin kendaraan, diatas lebih layak menunggu penyeberangan, dengan menikmati udara lautan, gemuruh percikan ombak laut, snack, makanan, kamar mandi dan fasilitas yang ada.

Setiba di daratan, kembali aku melanjutkan perjalanan. Tak disangka kembali supir travel ber’ulah’, ia tidak mau melanjutkan perjalanan ke kampungku dengan alasan kondisi jalan menuju kesana. Padahal biasanya travel mau memgantarkan.

Akhirnya harus menerima kenyataan, perjalanan aku lanjutkan dengan sewa lagi kendaraan. Meski rasa emosi dan marah berguncang di dada. Namun memang tidak ada yang membelaku dengan kondisi yang ada.

Perjalanan berakhir jam 8 pagi sampai kampung halaman Desa Tanjungan. Sesampai rumah cepat cepat minta diantarkan ke kamar mandi karena sudah tidak tahan.

Harapanku melalui uji coba mudik, kedepan berharap ada bus akses yang bisa sampai kampung, seperti teman teman yang dapat bus akses untuk mudik ke pulau Jawa..

Tidak ada ketakutan selama perjalanan, terutama dengan supir travel dan suasana didalam mobil.

Dan ada akses naik ke dek atas kapal. Agar tidak kepanasan di tempat parkir mobil didalam kapal.

Syukurnya untuk arus balik ada travel dari kampung yang orangnya dikenal keluarga. Sehingga selama perjalanan lebih nyaman sampai kembali ke Jakarta. Kurang lebih 1 1/2 minggu aku di kampung. Rumahku sudah akses di kampung, untuk ke kamar mandi dan ke kamar. Sehingga aku tidak khawatir kalau sudah sampai kampung.

Yang nggak enak waktu arus mudik adalah menahan lapar dan haus karena kondisi tidak turun dari travel.

Orangtuaku menyampaikan salam buat teman teman semua dan berterima kasih atas dukungan sampai aku di Kampung. Terutama Pemuda Muhammadiyah yang sudah membantu operasional di perjalanan

Salam,

Narti

Check Also

Alat Kontrasepsi, Perdebatan dan Kekhawatiran Nakes

Dunia jagad pendidikan kita, baru saja diramaikan perdebatan alat kontrasepsi. Hal itu terjadi karena pencantuman …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *