Home / KBAI Reportase / Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Gelar Halaqoh Anak di UMS
Bapak Masudi dari Majelis Tarjih PP Muhammadiyah dalam Kajian Tematik Stunting Dalam Perspektif Islam dan Muhammadiyah di Yogyakarta

Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Gelar Halaqoh Anak di UMS

Melanjutkan rekomendasi hasil pertemuan Nasyiatul Aisyiyah dalam kampanye Stunting di Yogyakarta. Bapak Masudi dan Bapak Wawan Gunawan dari Majelis Tarjih PP Muhammadiyah akan membawa rekomendasi tersebut pada Halaqoh Anak 22 Oktober. Even nasional ini berlokasi di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Keduanya menjadi narsum dalam kajian tematik Stunting dalam Perspektif Islam dan Muhammadiyah. Seperti diketahui dalam membuat Himpunan Putusan Tarjih (HPT) terkait keluarga dan anak, kami selalu melibatkan Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah. Sejumlah HPT sedang dalam proses penyelesaian seperti Fiqh Anak, Fiqh Kebencanaan dan Fiqh Air.

Dengan menghadiri forum ini berharap banyak masukan untuk Halaqoh Anak besok yang akan kami selenggarakan. Memang dalam berfikir tentang anak tidak bisa dijauhkan isu kesejahteraan dan kualitas pengasuhan setiap keluarga. Dibutuhkan kerangka fikir yang lebih makro, stunting dan persoalan anak.

Kita jauh dari Malaysia dan Singapura wajar saja dalam kampanye Stunting, karena tingkat pendapatan umat kita rendah. Jadi banyak yang rela kerja outsourcing baik di negara sendiri maupun seberang. Di kerja seperti ini, perspektif jaminan kualitas kehidupan setiap keluarga mungkin belum ada, apalagi anak anak jauh dari orang tua, belum lagi orang tua yang berpenghasilan rendah. Contoh saja di Yogyakarta bekerja sebagai pembantu hanya menghasilkan 500 ribu sampai 1 juta perbulan.

Artinya apakah cukup dengan penghasilan tersebut, menghindari anak stunting. Apakah jaman sekarang bisa sejahtera dengan penghasilan tersebut. Ini kan persoalan. Padahal untuk hidup dengan keluarga tidak stunting, dibutuhkan penghasilan lebih dari itu. Bagaimana dengan Indonesia di bagian timur yang gizinya sering tidak terpenuhi, termasuk pedesaan yang yang paling menderita akibat gizi buruk. Butuh kebijakan yang lebih makro, tutupnya.

Hal tersebut disampaikannya pada Kajian Tematik Stunting dalam Perspektif Islam dan Muhammadiyah di Hotel Ros In Yogyakarta pada 21 Oktober 2017 yang dihadiri amal usaha dan ortom Muhammadiyah. Acara diselenggarakan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan sejumlah lembaga peduli 1000 hari pertama kehidupan anak.

Check Also

Industri Candu Lumpuhkan Perlindungan Anak Indonesia

Berbagai cara pemerintah dan masyarakat dalam melapisi dan menjauhkan ancaman dari anak anak Indonesia terus …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *