Sejak pagi (13/11) dering grup WA Kita Bersama Anak Indonesia (KBAI) tidak berhenti. Sejak diketemukan anak perempuan 14 tahun di terminal Kampung Rambutan Jakarta, yang meminta tolong dipulangkan ke orang tuanya di Sungai Penuh Jambi. Disinilah dimulai kisah penyelamatan anak perempuan yang sangat menyita perhatian grup WA KBAI.
Noval, anggota grup WA KBAI yang awalnya mengabarkan ada anak perempuan terpisah dari keluarganya sudah 2 bulan, tinggal dijalanan dan terlunta lunta di beberapa tempat, sampai akhirnya bisa sampai di terminal Kampung Rambutan. Latar kehidupannya yang tragis dan kisah dijalan yang miris membuat anggota grup bersinergi untuk menantang diri menyelamatkan anak perempuan tersebut.
Data yang diinfokan anak sangat terbatas, namun karena kekuatan kerja sinergi yang membawa semangat grup WA sampai dini hari, berhasil mendapatkan titik temu. Hingga jelang Magrib, masih memantau perjalanan anak perempuan yang ditengah proses perlindungan dibawa oleh orang tak dikenal dan orang tersebut komunikasi dengan keluarga anak melarang keluarga untuk menghubungi kepolisian. Walau pun HP orang tersebut dipinjamkan kepada anak untuk dapat selalu menghubungi keluarganya, dan uniknya hanya merespon no kontak tantenya.
Tentu saja situasi usaha penyelamatan anak menjadi menegangkan, apalagi anggota grup hanya bisa melakukan aksi “pilot” menghubungi pihak pihak yang berwenang bisa menyelamatkan sepanjang jalur darat yang dilalui. Mulai Kepala Terminal Kampung Rambutan, Kementerian Perhubungan, Kasat Kepolisian di Pelabuhan Bakauheni, ASDP Ferry di Merak, Lembaga Perlindungan Anak dan pihak keluarga.
Sebelumnya upaya mendapatkan kontak kontak berwenang tersebut membutuhkan perjuangan dan terbatasnya waktu. Apalagi anak yang dalam kondisi tidak stabil dan hati hati bertemu orang orang didepannya. Sehingga memberikan identitas yang tidak sebenarnya.
Anggota grup WA KBAI tidak kurang cara, untuk memastikan. Sampai melakukan tracking nama anak di daftar sekolah, pencarian identitas, nama orang tua, yang akhirnya mendapatkan kontak saudara dari anak perempuan di Sungai Penuh Jambi. Tidak disangka semua proses pencarian data anak berhasil. Bahkan asal usul anak sudah dapat diketahui. Dan anggota grup memahami, kenapa anak perempuan 14 tahun itu terlunta lunta dijalan selama 2 bulan. Kontribusi netizen di sosmed pun sangat membantu sehingga sampai ke pihak keluarga dan mencoba mengontak KBAI melalui komunikasi dengan pihak terminal Kampung Rambutan.
Mengetahui kondisi anak, maka anggota grup memutuskan aksi penyelamatan mengembalikan anak berlanjut.
Ditengah persiapan di lakukan bersama Kepala Terminal Kampung Rambutan ternyata anak hilang (melarikan diri), ditengah kebingungan mengapa anak tersebut lari dan tiba tiba hilang. Upaya pencarian berlangsung sampai sore.
Ditengah keputusasaan pencarian anak, dikabarkan pihak saudara menelpon KBAI dan mengatakan posisi anak tersebut ada di terminal dermaga penyeberangan Merak hendak memasuki kapal, dan anak bersama seorang laki-laki berusia dewasa. “saya juga dikawal bapak-bapak untuk pulang kampung” jawab si anak melalui vical dengan tantenya yang melihat anak tersebut dibawa seseorang. Kabar itu bisa diketahui saudara anak melalui kontak video call wa atas pinjaman hp orang yang membawanya. Hanya saja orang tersebut dalam komunikasi sangat membatasi. Sehingga kami bergerilya mengkondisikan dan menjaga komunikasi.
Orang tersebut ternyata membawa anak sudah sampai Merak. Kami berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan ASDP Ferry dengan mengirimkan foto anak, agar memantau bila dapat menemukan dan mengamankan anak sementara. Hanya saja petugas tidak mudah, karena orang tersebut membatasi dan menghilangkan jejak selama proses penelusuran. Walau CCTV melihatkan mereka masuk kearea “memasuki kapal”.
“Kapal yang dinaiki antara Alyssia atau Rucitra, bu Ilma” WA dari pihak ASDP Ferry mengabarkan dan membenarkan. Dan strategi baru direncanakan untuk melakukan penjegatan di Bangkauni.
Ketegangan berlanjut saat Kapal Rucitra merapat di Pelabuhan Bakauheni. Aparat dibawah komandi Kasat Reskrim menyisir kapal dan menyetop bus yang diduga dinaiki dua orang yang dicari. Koordinasi via Grup WA dan telepon tidak berhenti, karena berharap tidak kecolongan lagi anak pergi dengan orang tersebut. Oleh karena itu satu persatu mobil, bus, truk keluar di cek. Namun ternyata tidak ditemukan lewat begitu saja. Padahal identitas mobil sudah diketahui dan supir sudah terkontak. Bus keluar dermaga dan seterusnya melaju meninggalkan area Bangkauni.
Kepala terminal Kmp. Rambutan terus berkomunikasi dengan supir dan mengatur untuk berhenti dalam 2 jam kedepan di suatu tempat rumah makan sementara KBAI kordinasi dengan Polsek dan Polres untuk mengarah ke tempat yang dituju.
Sampai akhirnya seorang kondektus Bus menelpon Kepala Terminal Kampung Rambutan, mengatakan bahwa polisi sudah bersama anak yang dimaksud.
Dan akhirnya anak dapat diamankan di Polres setempat, hingga menunggu kehadiran keluarga untuk menjemputnya. Saat ini beberapa jaringan lembaga perlindungan anak di Lampung berperan melakukan pendampingan.
Inilah kisah penanganan dan reveral kasus menyelamatkan anak dengan kerja berjejaring.
Akhirnya upaya heroik berbagai pihak dalam kerjasama menyelamatkan anak yang dibawa orang tersebut berhasil. Terima kasih komitmen bersama dalam keselamatan anak. Pagi ini pihak keluarga akan menuju Polsek Lampung Tengah.
(KBAI)