Lintas profesi dan praktisi berbasis pekerja media bersatu dalam Gen Indonesia merespon berbagai isu kemanusiaan di masa pandemi. Kali ini kami bermitra dengan para aktifis anak yang giat menjangkau anak anak yang ditinggalkan orang tua.
Mercy Tirayoh perwakilian dari Gen Indonesia menyampaikan perlu kerja bersama, dengan kematian yang telah mencapai 100 ribu lebih. Artinya di sana ada angka besar orang tua yang meninggalkan anaknya. Untuk itu gerakan di grass root merespon masalah kemanusiaan akibat dampak covid harus didukung, diantaranya para aktifis anak yang bergerak menjangkau anak yatim piatu. Karena merekalah yang paham bekerja dengan anak, dan rutin merespon masalah anak.
Hal ini diamini Ilma Sovri Yanti, yang sejak dua minggu melakukan penjangkauan anak anak tersebut. Mereka tidak bisa dibiarkan lama lama, apalagi hanya menjadi data. Perlu pendampingan segera. Mereka kehilangan pengasuhan, tidak mungkin diganti, selain memberikan pengasuhan yang serupa, seperti yang dilakukan orang tua 24 jam. Apalagi anak yang masih bayi, balita dan usia sekolah. Karena kebutuhannya tiap waktu berbeda,
Oleh karena itu gerakan Gen Indonesia bersama para aktifis anak menjadi perpaduan yang baik, dalam merespon situasi ini, apalagi pengasuhan di Indonesia polanya beragam.
Kak Nahar Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjumpai Ismi dan ketiga adiknya via Zoom yang difasilitasi Gen Indonesia dan para aktifis anak. Ia menanyakan kepada Ismi yang kini harus menanggung ketiga adiknya. Bagi Kak Nahar situasi perlu segera di respon, untuk itu ia akan segera mengirimkan timnya untuk menjangkau Ismi.