Home / KBAI Reportase / Direktur Sikola Mombine Gerakkan Wilayah Dampingan Untuk Pendataan Kondisi Pengungsi
Risnawati Direktur Sikola Mombine saat menyampaikan Ekonomi Produktif untuk para perempuan pemimpin panti 24/9/2018 di Universitas Islam Muhammadiyah Kota Palu

Direktur Sikola Mombine Gerakkan Wilayah Dampingan Untuk Pendataan Kondisi Pengungsi

Menjadi korban gempa dan tsunami Donggala dan Palu membuat aktifis perempuan Kota Palu Risnawati tidak mudah bergerak di hari pertama. Maklum saja semua tiba tiba lumpuh. Kondisi keluarga juga tidak mudah, kita harus survive menghadapi kondisi yang belum normal. Bekerja diluar kebiasaan menenangkan keluarga dan lingkungan sekitar.

Sebagai Direktur Sikola Mombina yang beralamat di Jalan Jeruk Nomor 26 Kelurahan Siranendi Kecamatan Palu Barat, ia kembali menggerakkan anggotanya pasca lumpuhnya Kota Palu. Mulai hari ini komunikasi bisa terjalin dengan para pengurus. Daerah dimana biasa titik bekerja seperti Tondo, Inpres, Komunitas Budha yang terdampak kembali kita sinergikan dalam rangka recovery pasca kejadian.

Salah satunya di wilayah dekat saya Kabonena, dihari ke 2 mengunjungi titik pengungsian Perumnas Kelurahan Balaroa, yang hamper 1000 rumah tenggelam disana akibat Likuifaksi. Secara mandiri kami mulai mengidentifikasi, yang diutamakan adalah catatan berdasarkan umur bayi, balita dan lansia. Di pengungsian ada 6 bayi umur 0 – 10 bulan, 35 balita umur 1 – 5 dan 8 lansia berumur antara 65 – 80.  Meski ada kelurahan mendata, tapi sangat terbatas, oleh karena itu Sikola Mombine membantu.

Saya mencoba mengumpulkan dari yang ada di Sikola Mombine untuk distribusikan. Seperti susu, minyak telon, sun biscuit, dan pampers. di pengungsian kapsul. Dibeberapa titik sudah lebih baik distribusi bantuan, misalnya titik pesantren Habib Saleh di Kabonena (sebelum masuk titik Pesantren ada titik kapsul). Itu wilayah pengungsian kapsul yang banyak pengungsian hingga hari ke 4 baru mendapat bantuan air bersih.

Memang agak lambat distribusi makan disana, dan akhirnya mereka mencari beras keluar. Untuk itu  saya prioritaskan melapor ke Korem Tadulako yang diarahkan bertemu Kodim. Disini mendapatkan peralatan bayi dan baju bayi. Kebutuhan darurat yang masih harus diperhatikan adalah Pampers dan Susu.

Dibeberapa titik BNPB menekankan tidak akan menyalurkan bantuan jika aparat setempat tidak aktif mendata. Kemarin saya juga mengupayakan mendapatkan bantuan dari Kemendes dari data yang ada, yang akhirnya diberikan Disnaker 30 paket bantuan.

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *