Kisah seorang murid SMP Riau yang patah hidungnya dan tidak berani melaporkan kekerasan yang menimpa dirinya di kelas, membuat ortu korban bereaksi keras kepada sekolah.
Dalam pertemuan ortu korban bersama Kak Seto, terungkap peristiwa yang sudah berlangsung lama dialami anaknya, tentang pemukulan siswa didalam kelas hingga trauma hidung patah, jelas Ester Yuliani Ketua Lembaga Perlindungan Anak Riau.
Baginya pembiaran tersebut menjadi warning sekolah untuk memperhatikan kondisi siswa, guru dan lingkungan yang sudah terpapar budaya kekerasan. Saya khawatir banyak ortu yang melapor situasi anak anak yang mendapat perlakuan salah dan kekerasan. Pasca ada orang tua yang berani melapor kepada LPA Riau, ujarnya.
Akar kekerasan di sekolah harus segera dicabut. Kami dukung sekolah segera melakukan Studi Reflektif tentang kekerasan yang selama ini terjadi dan para pelaku kekerasan diberi efek jera, tutupnya.
Agenda selanjutnya LPA bersama Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kak Seto akan mendiskusikan peristiwa bersama Kepolisian dan Sekolah Menengah Pertama Negeri tersebut, terang Ester.
Sebagaimana diberitakan berbagai media, Seto Mulyadi Tokoh Nasional Pemerhati Anak memberi atensi langsung atas laporan orang tua korban kepadanya dan langsung menuju rumah korban.
Menurutnya kejadian kekerasan telah berlangsung 5 bulan dan anak tertekan untuk menyampaikan peristiwa sebenarnya. Ia berharap bersama LPA Riau dapat menemui kepolisian dan sekolah besok (13/11). jelas Kak Seto.