Home / KBAI Reportase / KPAI vs Djarum Chapter 3 (Penutup): Pendapat Para Tokoh, Jalan Tengah dan Harapan

KPAI vs Djarum Chapter 3 (Penutup): Pendapat Para Tokoh, Jalan Tengah dan Harapan

Oleh Muhammad Ridwan – Manajer Program Yayasan Kita Bersama Anak Indonesia

Tak lama setelah KPAI memberikan surat teguran, PB Djarum memberikan keterangan bahwa mereka tidak akan melanjutkan audisi di tahun 2020. Sontak Ka Seto memberikan pernyataan bahwa sikap PB Djarum seperti anak kecil yang ngambek dan membenarkan langkah KPAI (Sumber : Kompas.com).

Hal berbeda justru disampaikan oleh Bapak Imam Nahrawi selaku Menpora RI yang mengatakan bahwa tidak ada eksploitasi pada audisi yang diselenggarakan oleh PB Djarum (Sumber : m.cnnindonesia.com), pernyataan ini seolah mendikte KPAI bahwa telah keliru membuat keputusan.

Selain itu, kritik juga disampaikan oleh Bapak Fahri Hamzah selaku Wakil Ketua DPR RI yang mengatakan bahwa sebaiknya KPAI fokus mengurusi anak jalanan dan anak yang putus sekolah, bukan justru mengurusi audisi PB Djarum (Sumber : m.tribunnews.com) Dan keadaan diperburuk dengan munculnya petisi untuk membubarkan KPAI.

sungguh ironi negeri ini, padahal KPAI hanya menjalankan tugasnya melakukan pengawasan sebagai lembaga yang dipercaya oleh negara melindungi anak-anak, jika ada suatu event ataupun audisi yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga dimana target pesertanya adalah anak-anak tentu sah-sah saja jika KPAI memberikan penilaian dan seharusnya kita mendukung langkah KPAI dalam menyelamatkan anak-anak Indonesia.

Jalan tengah

Tidak lama setelah mencuat kepermukaan dan pendapat demi pendapat disampaikan oleh berbagai pihak, Kemenpora langsung mengambil langkah maju untuk segera menyelesaikan masalah ini yaitu dengan memanggil KPAI dengan PB Djarum untuk duduk bersama mencari jalan tengah, sampai akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri perselisihan dan pihak PB Djarum bersedia mematuhi aturan yang ada salah satunya tidak menampilkan logo, merek dan brand pada audisi yang mereka selenggarakan.

PB Djarum akan mengganti nama audisi yang semula bernama Audisi Umum Beasiswa Djarum menjadi Audisi umum Beasiswa Bulutangkis dan karena tuntutan dari KPAI telah terlaksana maka KPAI sepakat untuk menarik surat permintaan penghentian audisi tersebut sehingga PB Djarum dapat melanjutkan audisi yang telah konsisten mereka laksanakan selama bertahun-tahun.

Harapan

Dari permasalahan ini harapan saya kepada pemerintah adalah :

Pertama, kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah yang telah menaikan cukai rokok 23% (m.detik.com). Hal ini tentu dapat mencegah perokok anak, karena dengan mahalnya harga rokok maka anak-anak akan berfikir dua kali jika hendak membeli rokok. Tapi meskipun demikian, saya berharap pemerintah memperhatikan alokasi dana dari kenaikan cukai tersebut juga harus disalurkan kedalam program-program atau kegiatan untuk anak-anak agar terhindar dari rokok dan jangan lupa libatkan anak dalam setiap pengambilan keputusan ataupun kegiatan yang berkaitan dengannya.

Kedua, pemerintah perlu memastikan agar aplikasi-aplikasi yang sering diakses oleh anak-anak seperti game atau aplikasi lainya, terhindar dari iklan-iklan rokok. Karena percuma juga kalau iklan rokok sudah dibatasi di tv tapi dibebaskan pada iklan aplikasi yang sering diakses oleh anak-anak.

Ketiga, Pemerintah perlu memperbanyak KTR atau ART di tempat yang banyak disinggahi anak-anak. selain itu, pemerintah juga perlu mencopot spanduk atau sponsor rokok di warung-warung, tembok-tembok ataupun tempat yang sering dilalui anak-anak saat berangkat ke sekolah.

Dan terakhir pemerintah juga harus membuat aturan tegas agar warung-warung atau tempat belanja agar mensyaratkan setiap orang yang hendak membeli rokok harus sudah memiliki KTP.

Semoga kedepan jumlah perokok anak semakin menurun dan mari kita selalu fikirkan kepentingan terbaik bagi anak, karena dengan memikirkan nasib anak-anak maka kita telah menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia.

Terimakasih

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: