Home / KBAI Reportase / Hari Berkabung 3: Manifesto Cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun Buat Kita Semua

Hari Berkabung 3: Manifesto Cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun Buat Kita Semua

Sudah tiga hari bangsa ini berkabung atas meninggalnya Bapak Habibie Presiden Republik Indonesia ke 3 dengan mengibarkan bendera setengah tiang. Memaknai Cinta Pada Tempatnya Bersama Bapak Habibie dan Ibu Anun, menjadi tugas semua anak anak Indonesia sekarang. Dengan cinta yang bangga, sebagai bangsa yang telah menyempurnakan penemuan pesawat terbang. Iya pesawat terbang yang diimpikan anak anak Indonesia untuk menaikinya dan berkeliling dunia. Karena itu ciptaan anak Indonesia yaitu Bapak Habibie Presiden Indonesia ke 3.

KBAI menjadi saksi di Masjid Polres Kota Depok, jamaah sholat Jumat tetap di tempat, karena khatib mengajak Sholat Ghaib untuk Presiden Republik Indonesia ke 3 Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie. Ini pemandangan tidak biasa pasca sholat Jumat. Masjid biasa melakukan pelayanan sholat jenazah atau sholat ghaib, namun kali ini jamaah yang mesholatkan hingga shaf belakang, pemandangan tidak biasa. Tentunya almarhum telah meninggalkan kenangan yang sangat melekat di hati sanubari setiap yang sholat saat itu. Meski mereka belum tentu saling mengenal, namun pada kenyataannya Habibie telah menyatukan mereka. Apalagi yang mengikuti kisah teladan Bapak Habibie dan istrinya Ibu Ainun beserta anak anaknya Thariq dan Ilham tentu akan lebih terasa lagi emosional sholat ghaib jumat itu.

Memang sepeninggal seseorang kita baru merasakan dan tahu, ternyata begitu banyak manusia yang mencintai Bapak Habibie dan istrinya. Dan meninggalkan jejak makna hidup yang dalam, yang terasa dekat dengan setiap hati manusia. Yaitu kebutuhan untuk dicintai dan saling mencintai. Lalu cinta seperti apa yang dapat kita pelajari dari kisah Pak Habibie.

Disampaikan keluarga, Habibie kecil adalah anak yang selalu ingin mengejar rasa ingin tahunya yang tinggi, kebayangkan? Dipanggil Rudy sejak kecil selalu bertanya detil tentang yang ia lihat disekitarnya. Kebayang kan Ayah dan Ibu Presiden kita ini, dalam melayani pertanyaan pertanyaan Rudy atau Habibie kecil yang ingin kejelasan dan detil. Tentu Ayah dan Ibunya perlu menyiapkan jawaban yang pas, kalau tidak tentu ia akan bertanya terus sampai ia puas.

Syukurnya Rudy hidup dalam keluarga yang mampu menjawab segala pertanyaannya, dengan cara sederhana dan rasionalitas yang tinggi, sang ayah mampu menjawabnya dengan baik. Karena itu gizi jiwa Rudy dan pengetahuannya bertumbuh dan berkembang dalam asuhan, asahan, asihan yang sangat cukup.

Kisah perjuangannya belajar di Jerman, telah membuatnya mendapat panggilan Mister Crack. Sebutan itu didapatkannya ketika dunia resah akan retakan pesawat yang muncul akibat tekanan terus menerus pesawat ketika beroperasi dan terbang.

Ia bisa mengurai bagaimana titik titik retakan pada sayap sayap pesawat terjadi. BJ Habibie berhasil mendeteksi detail kenapa retakan itu terjadi. Bahkan dapat merumuskan perhitungan mendetail yang presisi hingga tahapan atom (partikel yang sangat kecil). Tentunya menjadi penemuan paling penting di dunia yang sangat membutuhkan transportasi pesawat sebagai pemersatu warga dunia.

Dan perkembangan teknologi pada jamannya, selalu berangkat dari penemuan Habibie ini, dengan dunia mengabadikan penemuan Habibie ini dengan nama Crack Progression Theory. Warga Negara Jerman mendaulat Habibie menjadi warga Negara kehormatan setelah penemuan tersebut. Bahkan dunia memakami teori penemuan tersebut untuk mengembangkan teknologi di pembuatan mobil dan kereta. Ketika Bapak Habibie meninggalkan Jerman, warga negara Jerman tetap meminta Habibie untuk datang ke negaranya, walaupun hanya sekedar sharing. Betapa bangganya kita.

Sudah seharusnya sebagai anak Indonesia kita bangga, sebagai negara yang pernah dijajah 3 ½ abad, diperangi 300 tahun dalam kesusahan, justru tidak menyebabkan bangsa ini terpuruk, bukan menjadikan bangsa ini terbelakang apalagi minder alias malu. Namun lahir generasi seperti Habibie yang telah menemukan kebutuhan yang paling di inginkan dunia. Yaitu selamat ketika menggunakan pesawat.

Sudah selayaknya anak anak Indonesia yang membaca kisah ini bangga dan menjemput mimpi yang telah diterbangkan Pak Habibie. Kita bangsa pencipta penyempurnaan pesawat, artinya berhadapan dengan siapapun anak anak harus memiliki jiwa dan mental yang bangga dan kuat, dan tidak pernah malu, ketika berhadapan dengan warga dunia, berhadapan dengan orang bule, berhadapan dengan orang asing. Sampaikan kepada mereka, bahwa bangsa Indonesialah yang telah memberi kesalamatan didunia dalam industri penerbangan, yang menyebabkan mereka datang ke Indonesia, bertemu anak anak, melalui transportasi pesawat.

Habibie telah menerbangkan mimpi anak anak Indonesia, dengan terbangnya pesawat CN 235 yang menjadi perhatian dunia. Artinya mimpi itu telah diterbangkan Habibie, sekarang bagaimana menyiapkan anak anak menjemput mimpi itu yang telah diterbangkan melalui pesawat CN 235.

Ditengah perdebatan kita mulai dari pemilihan sosok presiden, sikap sebagai orang beragama, sikap kita atas perdebatan berbagai isu yang melelahkan. Presiden Habibie justru menemui semua mereka yang berdebat, mengingatkan dan memberi tauladan bahwa silaturahmi tidak bisa mengalahkan apapun ditengah perdebatan kita. Dan kematiannya membawa situasi batin yang sangat damai untuk seluruh anak Indonesia. Bahwa Cinta Tuhan dan Cinta Semua Hambanya Termanifesto Dalam Kepergian Ibu Ainun dan Bapak Habibie, membangun optimisme Indonesia bertahan sebagai bangsa yang memiliki budaya silaturahmi tanpa sekat dan kepentingan.

Salah satu tokoh yang dibesarkan Pak Habibie adalah Bapak Salim Said seorang tokoh yang sangat didengarkan Indonesia dalam nasehat nasehat untuk meredakan gejolak politik. Bapak Salim Said disekolahkan Bapak Habibie mulai dari S1, S2 bahkan sampai S3. Namun ketika Bapak Salim Said telah sukses dan ingin berterima kasih kepadanya. Bapak Habibie menyampaikan tidak perlu berterima kasih, namun mengabdilah kepada bangsa dan negaramu dengan apa yang kamu bisa. Begitu besar jiwa Bapak Habibie dalam pengabdiannya dan mengorbankan dirinya untuk menolong anak anak Indonesia dengan mendirikan Habibie Center sampai sekarang.

Sebagai anak yatim, Bapak Habibie ingin melepas semua bentuk kehilangan yang ada dalam dirinya dalam bentuk Cinta tanpa syarat untuk semua orang disekitarnya. Cinta itu diberikannya tanpa sekat sekat, tanpa Batasan dalam menerima semua orang tanpa kecuali. Itulah yang menyebabkan begitu banyak orang yang mencintainya, semua orang berbaur tanpa putus, sampai ke liang lahat kubur. Tidak ada barisan orang yang putus ketika mobil ambulance bergerak dari Jalan Patra Raya Kuningan sampai kuburan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan.

Karena kebiasaan Bapak Habibie bicara di atas semua kepentingan dan mengorbankan dirinya ketika bangsa ini menghadapi masalah, menjadi tauladan kepada kita semua. Ia tahu apa artinya kehilangan, dan ia tidak ingin itu terjadi pada kita semua. Makanya dengan banyak perdebatan yang terjadi, ia mengingatkan bahwa kehilangan Indonesia akan lebih berat, di banding perdebatan yang sedang kita bicarakan hari ini. Ia mempertegas jangan menghabiskan terlalu banyak perdebatan kita dalam politik, tapi tingkatkan Sumber Daya Manusia dari anak anak hingga dewasa, karena itu kekayaan kita di mata dunia, sebagai bangsa ke 4 terbesar jumlah penghuninya. Kekuatan kita kalau kita Bersatu, kebanggaan kita kalau kita Bersatu, Itulah kebanggaan sekaligus ketakutan para lawan Indonesia, yaitu ketika kita Bersatu sebagai manusia yang terlahir di Indonesia.

Dari anak yatim kita belajar bagaimana menajamkan rasa, emosi, perasaan, fisik, bersikap, karena sudah belajar arti hidup dan kehilangan baginya.

Anda tahu? Perdebatan politik kemarin? Hoax Politik kemarin?, Kisah Papua kemarin?, Kisah perdebatan audisi beasiswa kemarin? Habibie telah melalui itu semua dan mampu memberi jawaban keresahan kita hari hari ini.

Ia pernah mengalami, ketika menyiapkan masa transisi di 1998, ketika negara guncang dan rakyat tidak percaya kepada para pemimpinya. Bapak Habibie berani mengorbankan diri menjadi pemimpin ditengah guncang dan krisis. Ia menjadi pemimpin yang berani menghapus kekerasan kekuasaan. Dengan membuka partisipasi langsung masyarakat untuk memilih yang selama ini masyarakat tidak bisa melakukannya. Membuka informasi seluas luasnya dari sebelumnya negara sangat membatasi informasi. Bukankah sekarang kita sudah menikmatinya? Akan tetapi, kemudian ia diturunkan menjadi Presiden, dan untuk mempertanggungjawabkannya ia tetap datang ke Gedung Parlemen dengan teriakan, ledekan, lecehan. Namun apa yang direspon olehnya, ia tetap masuk Gedung Parlemen dengan senyum dan melambaikan tangan tanpa keraguan sedikitpun. Ia mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan. Dan sepeninggal beliau, baru kita mengetahui bahwa yang ia lakukan adalah benar. Menjadi Bapak Demokrasi dan Bapaknya Media Informasi.

Begitu juga Ibu Asri Ainun, isterinya menjadi pendamping Bapak Habibie, ditengah sakit yang mendera, istrinya tetap menunjukkan kekuatannya, melayani keluarganya. Ia tetap menjadi seorang isteri. Kita belajar dari Ibu Ainun apa itu pengorbanan, perjuangan dalam mencintai keluarga.

Semua sudah di lalui Habibie dan Ainun, maka paripurnalah kematiannya dalam menjawab semua kehilangan.

Ditengah kematiannya pun ia tetap menempatkan arti cinta, dengan kuburannya berdampingan bersama istrinya. Bahwa setelah semua yang kita lakukan, perdebatkan di atas dunia ini, masih ada dunia satu lagi, yaitu dunia kematian.

Panggilan tanah air selalu menjadi pilihan Bapak Habibie. Dan ia menyampaikan hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan dari bangsa lain.

Kepemimpinan memang tidak lama, tetapi arti kehadiran Ibu Ainun dan Pak Habibie begitu berarti dan akan dikenang sangat lama. Dan itu menghapus kenangan banyak hal di memori kita. Artinya kita belajar dari Pak Habibie, semakin kita berkorban, berjalan diatas semua kepentingan, menerima dengan ikhlas segala cobaan, cacian, makian, tetapi menghadapinya dengan optimis, senyuman dan lambaian tangan yang ramah, niat yang lurus dengan iman, iptek dan taqwa. Maka sejarah perjalanan membuktikan, ditengah kematiannya, ia menjadi layak dikenang dan akan menjadi memori yang lama di kepala kita.

Terakhir, memang mimpi Indonesia terpecah pecah dengan 17.000 pulau yang mengelilinginya, Namun Habibie sudah membuat alat yang bisa menyatukan puzzle puzzle itu, bagian bagian itu, pulau pulau yang tercerai berat itu, dengan menerbangkan impian anak anak Indonesia dengan penciptaan pesawat CN 235, memang badan pesawatnya tidak besar seperti pesawat lainnya, tapi itulah yang bisa mendarat di semua pulau besar dan kecil di Indonesia.

Dunia kedirgantaraan, penerbangan menjadi karir Habibie yang sangat diakui dunia dengan penciptaan pesawat CN 235, namun seketika itu penciptaan Habibie ini dihentikan, kenapa? Kita tidak perlu mencari penyebabnya, yang perlu adalah generasi ini segera siuman dan sadar.

Kalau anda membandingkan negara lain, memang pesawatnya belum sampai seperti teknologi sekarang pesawat. Tetapi kita sedang tidak bicara kesempurnaan, kita bicara yang Indonesia butuhkan dengan pesawat terbang. Lihatlah bagian bagian itu disatukan dan terbang bersama impian kita melalui pesawat ciptaan anak negeri. Namun apakah kita ingin menjemput mimpi yang telah dibuat Bapak Habibie untuk anak anak Indonesia yang hidup di ribuan pulau sekarang?

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: