Barisan pengguna kursi roda memenuhi Auditorium Kyai Haji Ahmad Dahlan Menteng Raya 62. Ramadhan siang (2/6/2018), Pimpinan Pusat Muhammadiyah kedatangan para aktifis penyandang disabilitas. Mereka tergabung dalam komunitas Jakarta Barriers Free Tourism atau JBFT, yang setiap bulan melakukan aktifitas jalan jalan, sambil audit fasilitas publik.
Tema kegiatan JBFT adalah Tarawih Akses. Sebagaimana diketahui penyandang disabilitas ingin juga menyatu dengan umat Islam lainnya. Dengan menjalani ibadah Ramadhan di Masjid. Sayangnya, mereka merasa tidak mudah menemui Masjid Akses. Bagaimana tuli bisa mendengarkan ceramah, tuna netra dapat menggapai pintu masuk masjid, kursi roda bisa masuk Masjid tanpa harus meninggalkan bagian tubuhnya untuk bergerak.
Biasanya kegiatan JBFT selalu mengajak partisipasi luas. Dengan mem-broadcast di berbagai media sosial. Benar saja, JBFT ke 42 kedatangan Komisioner KPAI, ia adalah Sitty Hikmawati yang biasa dipanggil Yanti dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang membidangi Kesehatan dan Napza
Yanti menyaksikan langsung saat penyandang disabilitas bersusah payah turun tangga di Stasiun Gondang Dia. Kurang lebih 100 anak tangga harus ditempuh agar bisa keluar dari stasiun. Nampak 7 pengguna kursi roda, 2 tuna netra, 3 tuna rungu didampingi orang orang berpakaian loreng hijau. Sebelumnya mereka telah praktek bersama cara memegang kursi roda di Stasiun Jakarta Kota. Mereka adalah Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah atau KOKAM.
Selepas menyambut, KPAI menyalami satu persatu dan mengenalkan diri. Seorang Ibu yang membawa anak perempuan 5 tahun dengan alat bantu di kedua kaki menjadi perhatiannya. Dengan merendahkan badan sampai berusaha sejajar, Yanti menyapa hangat anak tersebut. Ibunya menjelaskan, anaknya cerebal Palsy dan menggunakan alat bantu Kafo. Alat Bantu Kaki KAFO atau Knee Ankle Foot Orthosis yang berfungsi untuk menguatkan kaki yang layuh.
Yanti menjelaskan, dua tahun terakhir KPAI melihat ada peningkatan anak anak berkebutuhan khusus. Untuk anak 5 tahun ini mengalami mal metabolisme karena Cerebal Palsy
Perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan Wahid Hasyim dan Menteng Raya. Barisan dimulai dari kursi roda, tuna netra, tuli dan motor modifikasi roda tiga. Yanti bersiap mendorong kursi roda anak Cerebal Palsy tersebut. Sepanjang perjalanan Yanti menyaksikan ancaman, kesulitan di perjalanan, terutama Trotoar dan pengguna motor yang bermanuver membahayakan.
Maklum saja jalanan sedang padat, selap selip motor tidak melihat rombongan penyandang disabilitas yang sedang menyusuri jalan. Yanti menegaskan kita perlu menggugah dan membangkitkan nilai nilai Pancasila kepada mereka penyandang disabilitas. JBFT harus terus melakukan edukasi jalan jalan, menurutnya. Karena kebiasaan para pengguna jalan raya harus terus di edukasi.
Mereka punya hak dan kesetaraan untuk merasakan dan menikmati Ramadhan. Bayangkan 30 hari ibadah Ramadhan dengan tidak mendapatkan ruang penguatan di Masjid, akibat tertutup akses.
Sudah sepatutnya, Ramadhan tahun ini, kita niatkan untuk membuka akses bagi mereka. Meski Lebaran sebentar lagi, kita bisa mulai merintis akses ke Masjid, seperti yang dilakukan Pemuda Muhammadiyah. KPAI berharap Pemuda Muhammadiyah melanjutkan kegiatan bersama penyandang disabilitas dalam memperjuangkan hak dan kesetaraan beribadah, tutup Yanti.
Kegiatan JBFT 42 di hadiri 50 lebih penyandang disabilitas mereka mewakili berbagai organisasi Jakarta Barrier Free Tourism, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia dan Gerakan Aksessibilitas Umum Nasional.
Bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, mereka mengenalkan pentingnya Ramadhan Ramah Disabilitas dengan hastag gerakan Bring Me Access.