Rakernas dan ToT Kampung Dongeng memasuki hari ke 3. Acara berlangsung sejak 28 Agustus dan berakhir 1 September, dengan mengangkat tema Satu Pesan Cerita – Hebatkan Anak Indonesia. Rakernas sudah selesai 2 hari yang lalu, dan dilanjutkan ToT melalui Kemah Dongeng (Kemdo).
Untuk Kemdo ada 140 peserta yang didampingi 20 mentor selama 2 hari dengan dibagi 7 kelompok. Peserta sangat beragam, berasal dari anak anak, remaja, guru PAUD, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA, relawan anak, pengelola taman bacaan, pegiat literasi, karyawan dan ibu rumah tangga.
Mereka selama 2 hari akan menjalani 25 jam mata pelajaran. Para calon pendongeng akan dibekali pengetahuan secara umum, khusus sampai keahlian. Untuk pengetahuan umum mereka akan mendapatkan pengetahuan perlindungan, pendampingan dan etika bekerja dengan anak. Pengetahuan khusus seperti teknik memilih materi dan bercerita, bermain dan berkreasi. Selanjutnya pengetahuan khusus 1, 2 dan 3 yang mengarah ke skill seperti memilih cerita yang baik dan benar, mengkreasikan akur cerita, bagaimana cerita dipilih dan punya kejutan yang baik dan menghindari efek samping cerita. Dilanjutkan ke teknik suara, gerak dan menggunakan alat peraga dan terakhir bagaimana melakukan pergerakan moving, bloking, gerak dan lagu.
Sepulangnya ke daerah masing masing mereka mendapat tugas mandiri, pekan ceria, dan membawa instrument evaluasi yang harus diisi sebagai syarat menjadi pendogeng. Praktek ini disyaratkan berlangsung selama 60 jam. Pekan Ceria adalah kegiatan wajib mendongeng di akhir pekan. Kami juga mendorong mereka memperluas Kampung Dongeng dengan membuat organisasi didaerah dan membuat kepengurusan. Terutama di daerah daerah yang belum memiliki komunitas pendongeng.
Saat ini Kampung Dongeng (Kado) sudah tersebar di 25 Propinsi yang bergerak di 140 kabupaten/Kota, artinya dari 543 kab kota yang ada di Indonesia, masih luas kesempatan menjadi pendongeng di Indonesia.
Berdiri sejak 2009, kami sudah memiliki 300 pendongeng professional dengan dukungan 1400 relawan. Kita telah membuat Pedoman NSPK, pedoman untuk Pendidikan dan pelatihan dongeng. Beberapa pendongeng yang tergabung di Kampung Dongeng bahkan telah memiliki karya dimasyarakat, seperti pelatihan pelatihan serupa di tingkat kota kab sampai desa, bekerja sama dengan berbagai stakeholder, seperti pemerintah dan entitas masyarakat.
Hari terakhir besok Minggu 1 September mulai jam 8 kami kami telah mengundang 100 anak anak dari kampung Bogor. Untuk mengikuti acara Pentas Dongeng. Yang menjadi kesempatan para peserta ToT mempratekkan apa yang sudah dipelajarinya. Mereka akan menjadi pendamping dan mendongeng. Terakhir sebagai puncak acara Kak Awam akan coaching pengalaman pengalaman penting Teknik bercerita yang kemudian ditutup dongeng, gerak dan lagu Kampung Dongeng. Bagi Awal ia selalu menekankan kepada para pendongeng baru, bahwa tujuan dongeng adalah membangun dunia perlindungan dan pendampingan yang ramah anak. Termasuk memberi landasan karakter bangsa kepada anak anak, yang diharapkan memiliki karakter religius, nasionalis, independent dan kemandirian, suka menolong sesama dan menyukai bergotong royong serta memiliki integritas yang tidak diragukan, tutupnya.