Home / Jurnalisme Warga / ‘Jual Panti’ Pengasuhan Utama Adalah Keluarga

‘Jual Panti’ Pengasuhan Utama Adalah Keluarga

image

Menarik pernyataan seorang Kepala Panti Bapak Peri Sopian yang saya jumpai di Bandung. Selama 3 hari KBAI mengikuti aktifitasnya. Sikap hidup yang dipilihnya selama dua tahun ini boleh dibilang bikin gerah beberapa pihak.

Sejak tahun 82 Panti Kuncup Harapan sudah menjadi bagian warga Sukagalih Sukabungah Bandung, bahkan dikenal lebih luas lagi.

Dulu anak kalau mau masuk disini harus test akedemik. Belakangan Panti menjadi tempat menaruh anak karena berbagai sebab. Yang menurut saya tidak perlu terlepas dari keluarganya.

Ketergantungan berbagai pihak kepada Panti sudah harus ditinggalkan. Harus ada langkah berani mengubah budaya ini. Oleh karena itu saya katakan Panti layak dijual, saya tawarkan kepada yang mau.

Panti harus dirubah, tidak lagi menjadi tempat menampung anak namun menjadi pusat edukasi, shelter sementara, yang membangun kekuatan keluarga mulai dari pendidikan berkeluarga, persiapan berkeluarga dan penguatan lembaga keluarga.

Jika hanya masalah pendidikan atau ekonomi tidak perlu anak sampai terpisah dari keluarga dan masuk Panti. Sekarang kami dukung pengentasan masalah ekonomi keluarga dan pendidikan dikeluarga anak.

Upaya ini disambut baik dengan kurun dua tahun kami menjalankan pengembalian anak dari 75 anak tinggal 25 sekarang. Kamis depan saya akan kembali mengembalikan anak ke wilayah Garut, ujar Peri. Memang tugas berat saya menjelaskan kepada pengurus, donatur, anak, keluarga sampai dalam cara pendampingan dan pemenuhan kehidupan anak anak sekarang. Karena saya tetap butuh dukungan terutama donatur.

Karena bukan hal mudah terutama energi monitoring, pengawasan dan pendampingan berkala untuk penguatan keluarga. Saat ini saya sangat butuh bantuan terutama masyarakat yang ingin menjadi sukarelawan dalam pengawasan, monitoring dan pendampingan guna penguatan keluarga secara terus menerus. Kami mengundang para sukarelawan, donatur, masyarakat untuk membantu keluarga keluarga ini.

Namun secara paralel praktek ini berdampak dengan pengaduan dan harapan masyarakat, karena cara ini yang mereka harapkan. Salah satu orangtua dan keluarga besarnya terharu dan bahagia dengan cara baru ini.

Kenyataan data dari Direktorat Rehsos Anak Kemensos RI menyatakan 90 persen anak di Panti memiliki keluarga. Namun tak banyak usaha untuk mengembalikan peran keluarga dan garis keluarganya.

Begitu juga permasalahan keluarga di masyarakat, tak banyak lembaga yang bisa menyentuhnya. Akibat kerapuhan dan kerentanan ini menyebabkan banyak keluarga yang menyerahkan begitu saja anaknya kepada pengasuhan pengganti baik tinggal di lembaga, panti, sekolah berasrama, dll

Hasil wawancara kepada beberapa anak menyatakan realitanya mereka hidup dari kecil di tempat tempat tersebut karena keinginan orang tua. Kata mereka kalau boleh memilih mereka ingin bersama keluarganya.

Hasil wawancara dengan para orang tua menyimpulkan tidak adanya bekal pengetahuan berkeluarga menjadi penyebab utama keterpisahan anak, kemudian alasan ekonomi, pendidikan dan agama serta kawin cerai didaerah ini.

Mudahnya mengurus perceraian juga menjadi pemicu kurang sensitifnya negara dalam menyelematkan anak anak yang terlepas dari keluarga.

By: Peri Sopian

Check Also

Komisioner KPAI Sylvana Maria Apituley, TKN Prabowo Gibran IbuIlma Sovri Yanti, TPN Ganjar MAhfud Ibu Ruby Kholifah

Undang Jubir Capres Cawapres, KPAI Sampaikan Ekspos Hasil Pengawasan 2023

Bertempat di Hotel Lumire Selasa (12/12) KPAI undang Tim Pemenangan Capres Cawapres dalam Hasil Ekspos …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: