Fenomena mengasuh boneka Spirit Doll bisa jadi momentum untuk mengingatkan para selebritas juga ikut mengasuh bayi dan anak yang selama ini kehilangan pengasuhan orang tua kandung. Untuk itu Aliansi Pengasuhan Berbasis Keluarga (Asuh Siaga) mengajak selebritas yang mengasuh bayi Spirit Doll, untuk ikut mengasuh bayi manusia. Saat ini ada 37.951 menjadi anak yatim dan piatu (Yapi) karena Covid 19 menurut Kementerian Sosial per 29 September 2021. Artinya banyak bayi membutuhkan pengasuhan orang tua asuh, terlebih dua tahun pandemi telah menyebabkan ribuan orang tua meninggal dunia karena Covid – 19.
Ketua Asuh Siaga, Muhammad Ihsan mengatakan “Silahkan saja jika ingin mengasuh bayi Spirit Doll. Itu hak pribadi masing-masing. Kami hanya mengajak mereka yang mengasuh bayi Spirit Doll juga mengasuh bayi manusia. Banyak bayi dan anak-anak yang berada di panti asuhan yang membutuhkan pengasuhan. Kalau mereka mampu mengasuh bayi Spirit Doll yang harganya hingga jutaan, mestinya juga bisa mengasuh bayi manusia,” kata Muhammad Ihsan yang juga pernah menjabat Komisioner KPAI tahun 2011- 2014.
Menurut M. Ihsan saat ini sudah ada Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2017 tentang Pengasuhan Anak. PP tersebut memudahkan orang tua untuk mengasuh anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua kandungnya. Pengasuhan yang diatur PP ini tidak sekadar menjadi penyandang dana atau memberi bantuan sebagaimana yang selama ini dipahami. Orang tua yang ingin mengasuh bayi juga bisa mengajak bayi dan anak-anak panti asuhan itu tinggal di rumah mereka, atau dikenal dengan Foster Care.
“Prosesnya mudah. Calon orang tua asuh bisa langsung datang ke panti asuhan dan mengajukan diri. Nanti ada petugas sosial yang akan melakukan asessment kemampuan dan kelayakan orang tua asuh tersebut untuk diberi hak pengasuhan selama jangka waktu tertentu. ” tegas Ihsan.
Majelis Pelayanan Sosial Muhammadiyah yang menaungi panti-panti asuhan di bawah Muhammadiyah juga menyadari sistem Foster Care belum banyak diketahui masyarakat. Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Muhammadiyah Sularno menyampaikan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberi amanah kepada majelis yang dipimpinya untuk membuat pedoman FosterCare, sehingga bisa lebih luas dikenal masyarakat.
“Sehingga ketika ada anak membutuhkan pertolongan pengasuhan pengganti, seperti di lokasi bencana, konflik, ada daftar orang tua yang telah siap dan langsung bisa diselamatkan. Hanya kami kekurangan orang tua yang siap mengasuh,” kata Sularno.
Sampai saat ini MPS Muhammadiyah membuka diri, bagi para orang tua yang ingin mendaftar menjadi orang tua dalam program Foster Care. Panduan FosterCare telah di ujicoba di Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur, tutup Sularno yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Di sisi lain para konten kreator Youtuber telah berhasil mengangkat Spirit Doll menjadi tren viewers, yang tentunya menjadi keberhasilan tersendiri pada penghasilan mereka melalui Youtube. Sebenarnya anak anak sangat menyukai boneka. Bahkan di jamannya ada boneka Komo dan boneka Susan yang pernah sangat terkenal di media televisi. Namun fenomena Spirit Doll membuat makna boneka berubah dan memberi kekhawatiran, karena menempelkan seolah olah memiliki jiwa, Sehingga di khawatirkan dapat menggangu psikologis pemiliknya bila berkepanjangan.