Home / KBAI Reportase / Tribute Untuk Perjuangan Ananda Tety Dalam Sakitnya

Tribute Untuk Perjuangan Ananda Tety Dalam Sakitnya

“Mba Hesti cepet pulang ya, kumpul sama sama disini”

Itulah suara Tety dengan menyembunyikan sakitnya dan ceria mengajak keluarganya berkumpul, pada Selasa kemarin. Komunikasi itu dilakukannya melalui pembaringan rumah sakit Persahabatan Rawamangun Jakarta. Video call itu sangat berkesan dan mendalam bagi Hesti kakaknya yang menceritakan dengan linangan air mata, ketika menerima telepon adiknya di Surabaya melalui Video Call.

Hesti menjelaskan tiba di stasiun Pasar Senen hari Kamis pagi dijemput Nila. Sebelumnya video call hari Selasa siang dan selasa sore. Kata Tety: Mba Hesti cepet pulang yaTety sempat tidak sadar hari Rabu dan Kamis kembali berkomunikasi dengan kedipan matanya.

Hesti masih terkenang ketika mengenggam tangan adiknya. Saya bisikkan ‘maafkan Mba ya selama ini jauh di Surabaya’. Matanya berkedip mengeluarkan air mata. Memang sejak Hesti berkeluarga, ia ikut suaminya di Kota Pahlawan.

Malamnya aku ceritain tentang 2 keponakannya Dimas Saputra 11 tahun dan Yuni Dwi Putri 8 tahun. Sekarang Dimas dah kelas 5 dan Yuni dah kelas 2, kisahnya.

Malam dini hari Tety menggerakkan tubuh dan matanya seperti mau mengatakan sesuatu, jelas Hesti. Saya bisikkan Tety istirahat ya sabar ya.

Namun Tety tetap mencoba menggerakkan tubuhnya. Kemudian saya mencoba menerjemahkan dengan mengatakan ‘Tety panggil Mama’ matanya kemudian berkedip kedip lebih cepat tak biasanya, seakan meyakinkan.

Kemudian kita semua berkumpul. Tangannya terus digerakkan dan matanya terus bercucuran hingga nafas terakhirnya jam 2.17 WIB.

Hesti terus mengenang adiknya yang saat ini berada di Ruang Rafael Rumah Duka RS Carolus. Inget dulu gendong Tety dari kecil. Adik kesayangan. Sambil terus mengusap wajahnya.

Kampung Desa Anak SOS di Medan. Desa Anak serupa juga berada di Jakarta, Medan, Meulaboh, Banda Aceh, Semarang, Bali dan Flores

Dita adik Hesti menjelaskan, Tety mulai masuk rumah sakit Jumat 2 pekan yang lalu. Selama perawatan dia senang cerita, Tety cerita tentang perjuangan sakitnya, dan terima kasih kepada Mba Dita yang selalu menemani dalam sakitnya, mengajak berobat ke beberapa tempat. Tety juga suka sebut nama teman temannya. Dan saya berusaha mengundang mereka untuk datang, lanjut Dita. Sampai sekarang Dita terus memandangi adiknya, seakan tidak mau berpaling sedikitpun.

Suami Dita, Mas Widi menjelaskan rencananya jam 12 keluarga SOS Children Village akan mengantarkan ke pembaringan terakhir di pemakaman umum Pondok Ranggon Jakarta Timur. Para adik tercinta, kakak tercinta, anak tercinta akan mengiringi kepergiannya. Maklum saja Tety punya 15 rumah keluarga di Cibubur, yang menjadi tempat hidupnya selama ini, jelasnya.

Lani sahabat terdekatnya mengenang Tety. Meski rasa tidak kuat menahan kesedihan karena sahabat terdekatnya pergi. Namun Lani terus mempersiapkan pemakaman sahabat hatinya itu. Sekarang mau cetak foto dulu, katanya.

Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak yang juga Sekjen Fornas LKSA PSAA Jasra Putra menyampaikan ada 6161 panti di Indonesia yang dihuni 300 ribuan anak anak. Tentunya ini duka mendalam untuk panti se Indonesia. Berbagai ucapan duka untuk Tety terus mengalir di grup WA para Kepala Panti atau LKSA se Indonesia.

Direktur SOS Childrens Village Hadi Nitihardjo menyampaikan keluarga besar SOS Childrens Villages Indonesia duka mendalam  atas meninggalnya ananda tercinta Maria Tetyana Dewi di umur 28 tahun.

Tetyana Dewi, 28 Tahun (Foto: Lani)

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *