Awal tahun kita digemparkan kembali kasus kekerasan anak yang dilakukan lima marinir di Komplek Marinir Cilandak Jakarta. Pejabat teras marinir telah menegaskan tidak akan menempuh jalan damai, bahwa anggota yang terlibat dalam pemukulan anak yang geger otak itu akan diberi sangsi tegas.
Awal Januari 2016, KBAI menghitung sudah 14 kali media memberitakan kekerasan yang menimpa anak anak, dengan rincian link berita sebagai berikut:
- Anak terkena ledakan bom sarinah. Link Berita: http://metro.tempo.co/read/news/2016/01/14/064736213/berikut-daftar-korban-bom-sarinah
- 2 anak 12 tahun dan 14 tahun dipukul. Link Berita: http://metro.news.viva.co.id/news/read/722747-bocah-dianiaya-aparat-akrab-dengan-warga-komplek-mariner
- 4 anak di korban Fedophilia. Link Berita: http://daerah.sindonews.com/read/1076261/174/korban-paedofilia-kakek-australia-berjumlah-4-orang-di-denpasar-1452573966
- 1 anak SD korban kekerasan ayah kandung. Link Berita: http://daerah.sindonews.com/read/1074923/21/ditiduri-ayah-kandung-bocah-sd-hamil-dan-keguguran-1452082632
- 1 anak 7 tahun korban kedua orang tuanya. Link Berita: http://daerah.sindonews.com/read/1074646/194/ayah-bejat-ini-tega-cabuli-anak-di-depan-istrinya-1451997431
- 2 anak 7 tahun korban akibat kekerasan warga setempat. Link Berita: http://metro.news.viva.co.id/news/read/722541-diduga-cabuli-2-bocah–pria-ini–dihakimi–warga
- 1 anak 6 tahun korban kekerasan fisik orang dewasa. Link Berita: http://metro.news.viva.co.id/news/read/722246-kesal-diputus-cinta–pria-ini-cekik-anak-pacarnya
- 1 anak 15 tahun korban kekerasan fisik aparat. Link Berita: http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/01/08/o0n3ld336-duh-oknum-polisi-pukul-anak-di-bawah-umur
- 1 anak 1 tahun korban kekerasan ibu kandungnya. Link Berita: http://news.okezone.com/read/2016/01/16/340/1289462/kerap-menangis-bocah-satu-tahun-dianiaya-bunda
- 1 anak 14 tahun jadi bulan bulanan warga. Link Berita: http://news.okezone.com/read/2016/01/12/340/1286280/polisi-aceh-barat-ringkus-pelaku-penganiaya-anak
Terkait hal ini KBAI mengkonfirmasi kepada Ibu Ilma Sovri Yanti Kepala Sekretariat SATGAS Perlindungan Anak yang menyampaikan keprihatinan mendalam, terutama kasus terakhir anak terkena ledakan teroris di Sarinah. Anak anak selalu saja menjadi korban, karena tidak bisa melawan.
Disampaikan juga ada dua kasus kekerasan yang sedang ditangani. Dua anak merupakan korban pemukulan dan dua anak lainnya korban perkosaan. Kedua kasus itu menjadi pengawalan Satgas PA awal tahun 2016.
Ini menandakan kasus kekerasan anak masih berlangsung setiap hari di awal tahun ini, belum termasuk yang melapor ke TEPSA Kemensos, Hotline KPPPA, KPAI, P2TP2A, Satgas Perlindungan Sosial Kemensos, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak KPPPA, Tim Reaksi Cepat Kemensos, Komnas PA, Rumah Sakit, dan lembaga lainnya. Kita berharap jumlahnya tidak banyak.
Media dan masyarakat harus mengawal dan melaporkan jumlah kekerasan yang terjadi, agar ada koreksi setiap bulannya oleh Pemerintah. Dan menjadi acuan ukuran kinerja Pemerintah. Karena sebelumnya dinyatakan Pemerintah 2015 ini angka kekerasan anak menurun.
Begitu juga perhatian kita ke lingkungan masing masing. Boleh saja di tahun tahun kemarin kita masih terkaget kaget melihat kasus anak yang diberitakan. Hanya saja psikologis publik yang mendengar kekerasan ini bisa saja sensitifitasnya berkurang bila kejadian serupa terus berlangsung. Dan dikhawatirkan deteksi lingkungan juga menjadi lemah.
Ilma menghimbau kepada pemerintah untuk mengaktifkan dan menyegarkan ingatan kembali diawal tahun dengan mendorong kembali perangkat infrastruktur yang bekerja untuk perlindungan anak. Bahwa maraknya kasus anak yang lalu pemerintah telah membentuk Satgas dengan berbagai sebutan, baik yang dibentuk Polisi, KPPPA dan Kemensos. Berharap satuan satgas ini segera bekerja menjawab 16 kasus tersebut. Jangan sampai terkesan menjadi seremoni aksidental. Sekarang saatnya bekerja dengan sistem yang sudah dibentuk pemerintah. Kita berharap tahun ini menjadi momentum gerakan menurunkan angka kekerasan anak bersama semua elemen bangsa.
Terakhir Ilma menyampaikan agar masyarakat segera melapor bila melihat, mendengar, merasakan ada kekerasan anak disekitarnya dengan mengakses nomor nomor berikut ini:
Polisi: 110
Nomor bantuan KPPPA: 082125751234
Komisi Perlindungan Anak Indonesia: 02131901446
Komisi Nasional Perlindungan Anak: 0218416157
Pelayanan Sosial Anak (TEPSA) Kemensos RI: 021-8430-1400
Hotline Satgas PA: 081316299752
Nomor nomor ini juga bisa digunakan masyarakat untuk meminta narasumber untuk sosialisasi perlindungan anak di lingkungan masing masing. Tentunya dengan berjejaring dengan semua elemen perlindungan anak. Masyarakat juga bisa menjadi bagian dan mendaftarkan diri sebagai pelindung anak dengan mengunjungi www.pelindunganak.org. Mudah mendaftarnya dan akan dilaporkan admin bila terjadi kekerasan disekitarnya. Mari kita kawal dan laporkan, tutup Ilma.