Panitia MRAD sangat bersyukur, keinginan pemudik pengguna kursi roda migrasi semua ke kereta, tahun ini bisa terlaksana. Karena di dukung Kementerian Perhubungan dan BUMN. Lihat link
Ada proses bersama yang sangat berharga antara MRAD, Kementerian Perhubungan dan BUMN, dalam terus meningkat layanannya. Dengan pelibatan langsung dan aktif teman teman disabilitas dalam mempersiapkan MRAD.
Kemudian kami sepakat untuk mengatasi jalur 1 yang tidak akses pengguna kursi roda, tahun ini naiknya di pindahkan ke jalur 3 dan jalur 4, yang telah dibuat akses dan rata ketika roda menyentuh gerbong. Begitu juga teman teman bisa lewat crossing utara untuk menuju jalur 3 dan 4. Sehingga tidak perlu lewat bawah atau tangga.
Serta ada papan arah petunjuk yang disiapkan, ketika pengguna kursi roda bermobilitas di dalam stasiun. Agar di tengah kepadatan ada space kursi roda untuk lewat. Tentu teman teman PKD juga siap menjadi pendamping selama disabilitas pengguna kursi roda bermobilitas di stasiun.
Pengalaman mudik tahun lalu 2023, ada pemudik tuli yang hampir ketinggalan kereta, karena mereka tidak tahu sudah boarding. Karena mereka secara fisik tidak kelihatan. Lihat link
Jadi saat itu mereka terburu buru, ketika kereta tahu akan segera berangkat, setelah saya beri tahu. Hal ini terjadi, karena petugas layanan, harusnya memberikan jasa layanan khusus, hanya karena kepadatan pemudik, seringkali kondisi nya kekurangan petugas layanan, belum lagi sistem tiket, ketika di cek petugas, tidak terdetek ini adalah penumpang disabilitas tuli.
Sehingga tahun ini bersama Kepala Stasiun Pasar Senen, kita sepakat membuat panitia bareng, agar saling backup ketika di lapangan. Harapannya sih, ke depan, di tempat kursi tunggu disabilitas (pada area priority seat kursi tunggu), dilengkapi dengan running text.
Kemudian Subhan peserta mudik pengguna kursi roda yang juga bekerja di Direktorat Perkeraapian Kemenhub menyampaikan, kami pernah menghadapi situasi disabilitas perempuan pengguna kursi roda, ketika turun di stasiun, harus digendong ke gerbong depan, karena tidak ada tempat turun dari kereta, peronnya ada di gerbang depan. Sehingga harus di gendong.
Dan itu membahayakan ya diangkat angkat, karena disabilitas biasanya pasca operasi tulang, perlu diperhatikan ketika diangkat atau di gendong, tidak bisa sembarangan atau bisa luka. Disisi lain untuk perempuan diangkat, risih ya. Juga soal harkat, derajat dan martabat perempuan itu sendiri
Karena kita semua sepakat, tidak semua area bisa disentuh, ada etika, dalam memberikan layanan asistensi disabilitas atau menawarkan bantuan personal asisten untuk disabilitas.