Home / KBAI Reportase / Pendekar Anak UNICEF Jelaskan Situasi Anak Di Era Pandemi

Pendekar Anak UNICEF Jelaskan Situasi Anak Di Era Pandemi

Dari data UNICEF menjelaskan adanya pandemic menyababkan pemiskinan cepat karena kekurangan nutrisi, pemiskinan karena kerentanan system perlindungan social, krisis belajar dan akses terhadap internet. Karena ini menjadi kebutuhan pokok saat pandemi. Karena belum bisa secara total dipenuhi dalam keberangaman kondisi ekonomi, geografis Indonesia dengan perubahan model pembelajaran, menurut Pendekar Anak Donna M Sampaleng yang juga Litbang Persatuan Wartawan Nasrani dan Dosen STT IKAT.

Selanjutnya krisis pada dimensi keluarga, lembaga, kesehatan mental yang berujung kekerasan. Bahwa

Ada aspek hukum dan perlindungan terhadap keharusan orang mendapatkan hak haknya dalam keberlangsungan hak atas nama pendidikan. Ada 10 KHA yang harus dipenuhi setidaknya.

Pemenuhan hak pendidikan dengan metode pembelajaran jarak jauh, apakah itu solusi? Padahal kita mengenal PJJ hanya untuk universitas terbuka. Yang peserta didiknya dianggap sudah mampu membangun komunikasi PJJ. Bagaimana dengan anak SD, SMP dan SMA?

Disisi lain kita melihat, orientasi layanan pendidikan yang hanya terfokus pada anak, melupakan krisis yang dialami sekolah maupun universitas, yang beresiko kebangkrutan. Lalu siapa yang memikirkan guru dan orang tua atau pendamping belajar anak di rumah? Padahal sudah lama kita meyakini bahwa pendidikan adalah cerminan atau kebangkita suatu Negara. Lalu bagaimana dengan kondisi pandemic sekarang? Artinya ada sesuatu yang mengancam ke depan untuk Indonesia tutup Donna yang juga ambassador Pendekar Anak UNICEF.

Ashiong Munthe – Litbang Pewarna sebagai Moderator Diskusi

Meski diskusi berlangsung hangat (21/7) dan banyak pertanyaan, namun waktu yang terbatas mengharuskan moderator Ashiong Muthe menghentikannya. Ia menyampaikan peserta banyak di dominasi dari Indonesia Timur yang resah dengan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh karena kondisi infrastruktur komunikasi mereka. Mereka ingin ada solusi dari pemerintah pusat. Untuk itu diskusi ini menghadirkan 3 dari pemerintah yaitu Dirjen Kemendikbud Hilmar Farid, Abetnego Tarigan Deputi KSP Bidang Pembangunan Manusia dan Jasra Putra Komisioner KPAI. Sedangkan dari Pewarna diwakili Donna Sampaleng.

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *