Home / KBAI Reportase / Meninggal, Pamit Bintap Kasus Anak

Meninggal, Pamit Bintap Kasus Anak

Siang dering telpon terus manggil di tengah Banjir Pasteur. Seorang diujung sana, mengaku bernama Erna menanyakan ‘apakah saya kenal Reytha’. Iya kenal, Ada apa? Segera datang ke RSUD Sumedang. Secepatnya kabar itu saya sampaikan di grup WA Pekerja Sosial dan kontak keluarga.

-Roni-

Pengabdian Reytha

Bagi teman teman Pekerja Sosial angkatan 2010 tentunya sangat kenal Reytha. Gadis 32 tahun yang rajin beribadah dan telaten dalam tugas tugasnya. Tahun itu Reytha menggenapkan dirinya, mengikuti tes penempatan Peksos dan menjadi Tim Asistensi Pendamping Anak dan Anak Berhadapan Dengan Hukum.

Tugas diawali dengan penempatan di Panti Bayi Sehat Bandung 2011 dan dilanjutkan di Lembaga Kusuma pendampingan ABH.

Reytha sambil bekerja tetap komit membangun profesionalitasnya dengan tekad mengambil S2 Spesialis Anak di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung. Alhamdulillah, itu bisa diraihnya dengan lulus cumlaude dan mendapat penghargaan Best Practice of Sosial Worker 2013 dari Kementerian Sosial RI.

Penghargaan itu tidak membuatnya jemawa, justru dengan ketelatenan dan keuletan dalam pendampingan Reytha di tahun 2014 menjadi Supervisor dari 70 Pekerja Sosial yang tersebar di beberapa Kab/Kota Propinsi Jawa Barat.

2015 merupakan hari berat bagi Reytha, karena Ibu yang dicintainya Stroke yang menyebabkan harus mulai mengurangi sebagian aktifitasnya diluar. Ia harus memperhatikan keseharian ibunya minum obat dan makan.

Namun keluarganya tidak tahan mendengar seringnya telpon Reytha berdering. Iya begitulah Pekerja Sosial yang selalu siap mendampingi masyarakat melampaui tugas dan tanggung jawabnya. Terutama melihat langsung kondisi masyarakat yang anak anaknya berhadapan dengan hukum ataupun trauma karena menjadi korban. Hal ini menyebabkan Reytha diminta keluarga untuk tetap membantu, meski harus mengatur keberangkatan dan kepulangan setiap bekerja, karena harus memperhatikan perkembangan kesehatan Ibunya.

Belasungkawa

Namun siang tadi, barisan teman teman Reytha mulai dari Sakti Peksos, Tagana, Ibu Krisna Dewi istri dari Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI menyambut keluarga yang datang sore hari ke RSUD Sumedang. Tak pelak uraian dan pelukan hangat keluarga membasahi pertemuan terakhir dengan Reytha.

Reytha dikuburkan tadi malam jam 19.00 di pemakaman dekat rumah di Cilengkrang Bandung.

Diakhir hayatnya Reytha meninggalkan Taman Bacaan Anak Dampingannya. Sekitar 200 Pustaka berbaris rapih di Jalan Cilengkrang 2 No. 4 Kelurahan Palasari Kec. Cibiru Bandung Jawa Barat dengan mengambil ¼ ruangan rumahnya. Santi adiknya menyampaikan tentunya anak anak disini sangat kehilangan dan menanyakan Teh Reytha. Ibu juga akan kangen Neng Reytha yang selalu mengumpukan anak anak di Taman Bacaan ini.

Reytha juga sosok yang kreatif dan berani menembus batas kemapanan, keluar dari rutinitas yang membelenggu, yang akhirnya membawa gagasan besar dengan bersama teman teman Sakti Peksos mendirikan lembaga SOW-OF (Social Work Office). Dengan harapan ada wadah bersama belajar dan memajukan penanganan masalah kesejahteraan sosial melalui kerja kerja professional.

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Bapak Nahar yang membawahi Sakti Peksos se-Indonesia menyampaikan belasungkawa sedalam dalamnya ke keluarga baginya Reytha adalah Peksos yang punya kapasitas, kapabilitas yang baik dalam sosial worker, kami semua sangat kehilangan.

Siang Itu

Berbekal tugas dari Dinas Sosial untuk menghadiri Bintap Instansi Sosial, LKSA dalam Penanganan ABH 25 Oktober 2016 di Bogor, Jam 10.00 Reytha berangkat. Agendanya diawali dari Sumedang ke Dinas Sosial untuk mengambil surat tugas sebelum berangkat ke Bogor.

Namun lubang jalan itu tidak pernah disangkanya akan menjadi pertemuan terakhir kita. Tidak disangka setelah ditengah menyalip ada lubang menganga di jalan (mungkin karena cuaca hujan sedang berat). Kejadian itu tepat di Cigendel Cadas Pangeran Sumedang. Menurut pengakuan supir Reytha menghindari lubang dan terjatuh, sayangnya dibelakang Reytha ada mobil molen. Erna seorang Satpam yang menemukan HPnya menelpon ke Bapak Yanto Kepala LKSA Bayi Sehat Bandung dan Kang Roni Pekeja Sosial Kota Bandung yang menceritakan kisah itu.

Mengabarkan

Dapat telpon dari seseorang yang bernama Erna, mengaku sebagai satpam di Sumedang, menanyakan apakah saya kenal dengan Reytha? Saya jawab kenal. Beliau mengabarkan Reytha mengalami kecelakaan di daerah Sumedang. Dan berada di RSUD Sumedang. Meminta tolong menghubungi pihak keluarga, dan mohon datang ke Sumedang.

Saya berusaha juga mencari kontak keluarga, dapat telpon adiknya Sinta.

Setelah itu saya telpon kembali Erna, namun beliau tidka mau menceritakan dan meminta untuk segera RSUD Sumedang.

Kemudian saya sampaikan ke teman teman Tagana dan Sakti Peksos yang terdekat agar melihat kejadian sesungguhnya di RSUD Sumedang.

Sesampai disana sudah berbaris Sakti Peksos, Tagana, Dinas Sosial, Ibu Krisna Dewi istri Bapak Marjuki Dirjen Rehsos Kemensos RI dan Karangan Bunga dari Kementerian Sosial RI

Selamat Jalan Reytha…

Check Also

Catur Sigit: Mudik Inklusi Disabilitas Tempuh Arus Balik

Mudik Inklusi Ramah Anak dan Disabilitas (MIRAD), yang sebelumnya pada arus mudik memberangkatkan 278 disabilitas, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: