Sebut saja R, seorang bayi yang diselamatkan satu keluarga setelah ditinggalkan kedua orang tuanya. Kisah kelahiran yang tidak diharapkan menyebabkannya terlahir prematur dan perkembangannya tidak terperhatikan. Ketika ditemukanpun bayi terindikasi mengalami kurang gizi.
Bayi ini pernah ditawar dengan 5 sapi, namun niat menjual terdahului dengan laporan masyarakat yang menghubungi Pekerja Sosial, yang pada akhirnya bayi itu kembali diserahkan ke garis keluarganya. Sakti Peksos sigap merespon dan mendampingi serta meyakinkan ke keluarga bahwa mereka bisa mengasuh, meski hidup pas-pasan. Komitmen beberapa pihak juga meyakinkan keluarga untuk tetap mempertahankan bayinya.
Hal ini diakui langkah yang tepat, karena dikeluargalah anak mendapatkan kelekatan. Seiring anak dewasa, anak akan mencari akar keluarga dan budayanya. Untuk itu penting mempertahankan anak untuk tahu identitas keluarganya. Demikian yang dijelaskan Ludya pakar praktisi Foster Care dari Rusia yang diajak melihat langsung kediaman anak tersebut.
Bapak Yanto Kepala LKSA Bayi Sehat Bandung menyampaikan ada 300 keluarga yang mendapatkan manfaat dari program mempertahankan anak di keluarga. Contoh bayi yang hampir terbuang dari garis keluarganya. Kita meyakinkan calon pengasuhnya yang bekerja sebagai buruh cuci. Meski hidup dengan 2 anak kandung dan 1 anak asuh, Ibu tersebut tetap bisa mengasuh dan bekerja dirumah, dengan bantuan modal usaha berupa mesin cuci.
Sehingga Ibu ini tetap bisa mengasuh dan tetap berpenghasilan. Waktu dirumahpun akan lebih banyak dengan 3 anak anaknya. Pekerja Sosial secara rutin akan memonitoring dan mendampingi
Panti Asuhan Bayi Sehat memutuskan mendukung keluarga penggantinya dan membesarkan hati keluarga untuk terus menjaganya. Untuk menyambut satu tahun bayi itu, Ibu Ludya dari Rusia memberikan cokelat besar dan untuk ultahnya besok serta mendukung Panti Asuhan Bayi Sehat meneruskan program pemulihan gizi anak.
Selamat Ulang Tahun Nak.