Pernyertaan anak anak dalam peristiwa ledakan di Surabaya dan Sidoarjo menjadi perhatian Komisoner KPAI Jasra Putra.
Kejadian tersebut menegaskan rentannya pelibatan anak anak yang terpapar paham intoleransi, radikalisme dan terorisme dilingkungan masing masing. Harus jadi perhatian Negara dan masyarakat terdekat mereka.
Begitu juga anak anak yang masih berada dalam keluarga akibat deportasi Turki dan Syiria. Mereka punya kerentanan yang sama. Terutama terkait pemahaman mereka yang sewaktu waktu dapat tumbuh bila tidak sejak dini di sentuh Negara. Ini persoalan ideologis yang butuh penanganan jangka panjang.
KPAI mengapresiasi atas penanganan yang telah dilakukan BNPT dan Kementerian Sosial. Namun disisi lain berharap dalam waktu dekat dapat informasi terkait penanganan, pemulangan, serta situasi anak anak dari Kemenlu, Kemenkumham, BNPT dan Kemensos yang telah mengembalikan mereka di masyarakat.
Sejauh mana pelayanan dan penanganan telah dilakukan, terutama dukungan kepada anak anak mereka.
Untuk itu Negara harus memiliki data yang akurat keberadaan mereka yang telah kembali dari Syiria. Dan ini tidak bisa menunggu harus segera. Agar menjadi prioritas dalam pencegahan.
Saya berharap kita tidak kembali kecolongan dan Negara punya komitmen kuat dalam program penanganan jangka panjang.
Begitu juga dorongan kepada RUU Anti Terorisme segera di syahkan, guna menjamin para petugasnya untuk segera melakukan penanganan.
Seperti diketahui BNPT dan Kementerian Sosial beberapa waktu lalu menerima deportasi warga Indonesia dari Turki dan Syiria, setelah dikabarkan ISIS kalah perang. Kiranya keluarga tersebut butuh perhatian khusus. Karena ini tidak mudah persoalan pemahaman ideologis yang perlu dialog dan berproses bersama.
KPAI mengapresiasi mereka telah kembali ke masyarakat. Dan sering mengadakan pertemuan bersama yang difasilitasi BNPT dan Kementerian Sosial.
Jasra menambahkan agar setiap keluarga waspada terhadap anak anak mereka. Karena konten, provokasi sikap sikap intoleran tersebar luas. Anak anak hanya mengikuti dan mereka rentan direkrut. Melalui pengawasan pergaulan anak anak di sosmed dan sikap sikap sehari hari mereka.
Agar tidak reaktif, catatlah nomor nomor penting, terutama petugas keamanan seperti Kepolisian dan TNI.
Untuk kepolisian agar jangan lengah, dengan hanya melihat Surabaya. Pengalihan konsentrasi, pengembangan isu yang kontra produktif jangan menyebabkan kita menjadi kurang waspada di daerah sendiri, termasuk Jakarta, tutup Jasra.