Untuk menolak sikap Terorisme, Ekstrimisme, Radikalisme dan Intoleransi tidak harus menunggu sampai kita, keluarga, anak anak dan orang tersayang terdekat kita menjadi korbannya (Yanto Mulya Pibiwanto – Ketua Fornas LKSA PSAA)
Rasa pilu pekat, menyelimuti Surabaya dalam ledakan Bom di 5 Gereja. Kejadian itu semakin kelam dengan pelibatan anak anak yang menjadi korban ledakan.
Belum kering air mata ibu pertiwi atas kejadian di Mako Brimob, kita sudah disajikan perbuatan keji dan biadab. Kita menghadapi sikap saudara saudara kita sendiri dan menyayangkan harus berjatuhan korban.
Forum Panti se Indonesia menghaturkan belasungkawa sedalam dalamnya kepada 14 korban meninggal dan 38 orang yang luka luka. Semoga segera dapat ditolong dan dampak kejadian bisa dilokalisir kepolisian. jelas Yanto Mulya Pibiwanto Ketum Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak.
Tidak selayaknya anak anak menjadi korban dan disertakan dalam ledakan. Anak anak jangan dilibatkan, stop membunuh anak anak. Mereka amanah dan anugerah dari Allah yang harus di jaga, mereka memiliki masa depan, jangan direnggut dengan tidak bertanggung jawab.
Atas nama apapun dan alasan apapun tidak selayaknya kita mengorbankan anak anak. Kita tetap berharap Kepolisian segera melakukan pertolongan kepada para korban dengan cepat, mengalokalisir kemungkinan korban bertambah. Meski duka yang dialami kepolisian belum selesai.
Sekali lagi dalam kondisi berduka kepada kepolisian dan umat kristiani yang sedang beribadah, kita harus segera bekerjasama menyelamatkan korban. Mencegah kondisi tersebut menjadi lebih buruk bagi para korban, baik keluarga yang meninggal maupun korban yang luka-luka. Serta sikap seperti berempati atas aksi pelaku teror, wajib kita lawan. Kekerasan atas alasan apapun tidak dibenarkan. Apalagi kedua anak kandung sendiri dikorbankan.
Saya menghimbau selamatkan keluarga dan anak anak. Edukasilah mereka atas rentetan peristiwa kelam ini. Kembangkan rasa empati dan hentikan sikap permissif agar tumbuh kembang mereka semakin berkualitas. Mari perangi sikap radikalisme dan intoleransi.
Begitu juga dunia medsos dan pemberitaan untuk mengedepankan sikap kepedulian, empati agar menjadi hikmah dan edukasi untuk generasi bangsa. Jangan mempertentangkan, selamatkan generasi bangsa ini. Kita tentunya prihatin penyertaan anak anak dalam penyebaran sikap kebencian, radikalisme dan intoleransi. Begitu juga pemicu perpecahan yang belakangan terjadi.
Semoga peristiwa gelap ini, mengingatkan kita semua pentingnya menanamkan rasa senasib sepenangungan, rasa persaudaraan antar anak anak. Para orang tua bisa memulai mencegahnya, dengan membacakan kisah kisah para pejuang, kisah kisah kenabian, yang memiliki nilai nilai persaudaraan dan sepenanggungan dalam menjaga nilai nilai kemanusiaan.
Jasra Putra Komisioner KPAI dalam pemilihan terbaik Forum Anak bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kebun Raya Bogor menyampaikan prihatin sedadalam dalamnya atas pelibatan anak dalam peristiwa tersebut. Anak anak memliki hak beribadah dan harus dilindungi.
Ia berharap Kepolisian segera bergerak menuntaskan peristiwa dan melakukan langkah langkah yang penting untuk menghindari kejadian serupa, serta mengusut tuntas pelaku kekerasan yang tidak dibenarkan dalam dan atas nama agama apapun.
Yanto melanjutkan keprihatinan atas korban anak anak, terutama kedua anak yang disertakan dalam ledakan. Mereka menjadi martir bom ledakan surabaya. Negara saya minta tegas dalam persoalan ini, jangan sampai kecolongan lagi. Anak anak disertakan menjadi martir bom para orang tuanya. Salah satu Panti kami sudah pernah kedapatan anak anak di ajak dalam menjadi martir, hanya saja sebelum terjadi dapat dicegah oleh Densus 88.
Saya berharap kita tidak kecolongan lagi, anak anak menjadi martir dalam peristiwa keji. Oleh karena itu Forum LKSA PSAA yang menaungi 6161 Panti menjadi penting dan strategis, sebagai pusat koordinasi dan saling terhubung, dalam mencegah anak anak menjadi martir. Panti se Indonesia siap mengasuh dan melindungi anak anak rentan dalam pengasuhan akibat orang tuanya berkonflik dengan hukum.
Karena anak anak panti sangat berpotensi, karena kekosongan jiwa yang mereka alami akibat latar belakang kondisi asal mereka. Menjadi tanggung jawab kita semua mencegah dan menghantarkan masa depan anak anak panti menjadi lebih baik dan merasa memiliki negaranya sendiri. Untuk itulah di Musyawarah Nasional atau MUNAS 1 LKSA PSAA panti se Indonesia berharap besar perhatian Bapak Presiden Jokowi, dengan menghadap Pak Teten Masduki Staf Khusus Presiden, agar memberi perhatian lebih kepada anak anak yang bertempat tinggal sementara di Panti.