Kamu sedang bosan dengan segala rutinitas, hapalan dan tugas sekolah. Dan tiba tiba seekor binatang lucu, menghampirimu dan mengajak berbicara dari hati ke hati. Ia itulah yang dialami Pak Guru Doni dan Nico muridnya, dalam film Marley.
Sebagai anak, pernahlah kamu merasa kalah, bete, bingung, malu, tidak siap melangkah. Iya, Itu juga yang di rasa Nico dan Ujang, namun setelah dipertemukan dengan Guru Doni dan si anjing Marley dari Taman Pintar Matematika, hidup Nico dan Ujang lebih ceria. Penasaran kan, apa yang terjadi dengan mereka, ayok ajak orang tuamu nonton Film Marley
Aku suka banget film ini, spontan anak laki laki 10 tahun berkata kepada orang tuanya. Aku ingin banget ketemu Marley, dia anjing pintar, mengerti perasaan. Kata itu di dapatkannya setelah melihat mata Marley yang seperti berbicara dengan pemiliknya Doni (Guru) dan Nico (muridnya).
Suara anak itu sangat terdengar Tim Kantor Berita Anak Indonesia, yang mendapatkan undangan launching perdana Film Marley, yang dibintangi Tyas Mirasih yang memerankan tokoh Ibu Guru bernama Vina dan Tengku Tezi yang memerankan Guru dengan panggilan Pak Doni. Kami kebagian ruangan Cinema 6 kursi A12.
Suasana CGV Grand Indonesia nampak sangat hangat, karena bioskop di datangi keluarga yang membawa anak anak. Tertulis film dimulai 19.00 sampai 20.58. Berarti film Marley berdurasi 3 jam an.
Menit awal film langsung menyajikan yang disukai anak anak, yaitu binatang. Binatang itu adalah anjing pitbull bernama Marley. Kehebatan akting Marley, menyebabkan kita langsung kangen dengan hewan kesayangan, apalagi jika hewan itu telah hilang atau meninggal.
Setiap yang menonton Marley si anjing Pitbull, dipastikan langsung jatuh cinta daan menyukainya, karena aktingnya yang luar biasa, membawa perasaan hanyut anak anak yang menontonnya. Apalagi tingkah sedih, lucu dan lugu Marley, yang akan membuat tidak tahan anak anak untuk bereaksi.
Film menceritakan kondisi Marley, seekor anjing jenis Pitbull. yang mengalami homeless alias hidup sendirian di jalan. Situasi tersebut memanggil seorang guru bernama Pak Doni untuk menyelamatkannya. Meski Pak Doni ingin sekali merawat Marley, namun karena baru pertama kali, hubungan itu menjadi sangat canggung, aias serba salah. Dan hal itu mengundang tawa, haru dan serasa dekat dengan Marley.
Hubungan Doni dan anjing Marley berlanjut, saat Doni harus tega meninggalkan Marley tidur di luar. Namun ternyata malam itu hujan lebat dan petir, yang membuat Marley ketakutan. Ditengah lelap sang guru Doni, Marley diam diam masuk kamar dan tidur disamping Pak Doni. Keesokan paginya, Guru Doni kaget setengah mati, melihat Marley disampingnya, Yang akhirnya saling berebut bangun, yang menjadi gelak tawa penonton anak anak.
Profil guru Doni juga di ceritakan sangat dicintai murid muridnya. Ditengah guru yang menuntut anak anak untuk menghapal dan mengerjakan tugas tugas yang banyak. Pak Doni mengingatkan para Guru “bahwa pertarungan anak anak bukan di dalam kelas, tapi nanti diluar kelas sana, didalam kehidupan yang sebenarnya”. Yang menuntut anak anak memiliki kecerdasan emosi, alias kepandaian mengelola emosi, karena bagi Pak Doni banyak anak yang kurang bisa menahan emosi, sehingga para orang tua dan guru penting mengajarkannya.
Justru fenomena sekarang anak anak dituntut IQ tinggi, alias pintar, dan anak anak mudah menjawab segala hal dengan dibantu internet, sehingga kepintaran anak tinggi, Tetapi anak anak tidak mudah mengontrol atau mengelola emosi. Inilah yang menjadi perhatian. Pak Doni, yang mengkritisi pola belajar para Guru dan sekolah, yang lebih menuntut kepintaran dibanding anak pintar mengelola emosi.
Kisah Ujang murid les Pak Doni lain lagi, ia merasa tidak percaya diri dengan matematika, ketika diajak menghitung berapa harga kelereng, ia tidak bisa menjawab . Malah kemudian Ujang bilang “sudah kalian saja yang beli kelerengnya, kalau aku tinggal ikut main saja”. Jawaban itu langsung di tertawakan teman teman les nya.
Akibat jadi bahan tertawaan teman temannya, Ujang menangis, namun Pak Doni segera membesarkan hatinya, Ujang kenapa menangis?, Tidak bisa matematika tidak apa apa, tapi buktinya Ujang bisa membuat tertawa teman teman. Artinya Ujang punya kepandaian menghibur orang. Tidak semua anak harus pintar matematika. Siapa tahu Ujang besar nanti, akan menjadi orang yang jago menghibur di Indonesia. Penjelasan Pak Doni, membuat Ujang berbesar hati, untuk mau terus belajar matematika.
Sayangnya perjuangan guru Doni dan Marley si anjing Pitbull harus berakhir tragis, karena Pak Doni yang dicintai murid muridnya kemudian dipecat sekolah, karena dianggap kepala sekolah terlalu memanjakan anak anak. Namun Pak Doni tetap saja mengajar, meski dengan sederhana lewat rumahnya.
Namun perjuangan Guru Doni yang ingin membahagiakan murid-muridnya harus berakhir, karena ia tertabrak truk besar saat membawa sepedanya, ia sedang berusaha membahagiakan salah satu muridnya Nico dan Ibu nya Vina. Tidak hanya Nico yang sedih, Marley sang anjing langsung berlari, dengan instingnya, mengejar Pak Doni yang akan tertabrak truk. Namun sayangnya perjuangan Marley terlambat, setibanya di lokasi, Pak Doni sudah tergeletak bersama sepedanya, dengan sekotak hadiah merah untuk Ibu Vina yang lepas dari genggamannya.
Di pemakaman, Marley si anjing yang tidak mau pulang. Pemandangan itu mengundang penonton, serasa ingin menembus layar kaca, untuk menghibur Marley. Namun itu tetap tidak bisa, Marley tetap sendiri di pemakaman, tidur bersama Pak Doni yang menyelamatkannya.
Sebenarnya masih banyak kisah dari Pak Doni dan Marley, yang sayang jika dolewatkan anak anak begitu saja. Karena film ini merekonstruksi ulang perasaan anak anak, untuk kembali mencintai para guru dan orang tuanya. Juga anak anak akan semakin sayang dengan hewan peliharaannya.
Saksikan selengkapnya Film Marley yang diproduksi Denny Siregar bersama Air Film, yang rencananya akan diputar serentak mulai 17 Maret 2022 di bioskop seluruh Indonesia. Selamat menonton ya anak anak.
Salam Senyum Anak Indonesia,
Ilma Sovri Yanti
Pemred KBAI