Dampak Mengerikan Asap Putih di ASEAN

Anak Indonesia Terancam Tidak Produktif

Konsumsi Rokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Konsumsi Rokok Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data Komnas Pengendalian Tembakau 2006 dan 2013 menyampaikan dampak turunan negatif rokok telah mewabah luas di negeri permata hijau. Distribusi frekuensi para perokok mencapai puncak tertinggi di ASEAN.

Data perokok telah mencapai 90 juta orang yang menghabiskan 364 milyar batang. Dengan data kematian perokok pasif di 2013 mencapai 240.618 jiwa (Data Riskesdas 2013).

Data ini sangat mengkhawatirkan dan patut menjadi penanda bahaya di negeri 83 juta anak. Dengan giatnya media dan produksi iklan rokok yang memenuhi hampir 24 jam media sosial kita. Sebagaimana diketahui rokok menjadi industri pariwara terbaik dalam menyampaikan pesan-pesannya.

Tuntutan Negara Hadir sebagai Nawacita pertama menjadi titik picu mendorong berhasilnya pengendalian tembakau di Indonesia.

Hal tersebut terungkap pada diskusi Koalisi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengendalian Tembakau di Hotel Atlet Century Park yang diikuti oleh para Tenaga Ahli DPR RI dan para pembicara Ermalena dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Lily Sulistyowati Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Sudibyo Markus dari Indonesia Institute for Social Development (IISD) dengan di moderator Ifdhal Kasim sebagai Ketua Koalisi.

Indonesia sampai saat ini baru mempunyai Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di 100 Kabupaten/Kota dari 514 kab/kota yang ada, dengan pelaksanaan dan penerapan yang sangat lemah.

Proses panjang akibat ketagihan zat adiktif dikhawatirkan terus mengerogoti produktifitas generasi bangsa.

Check Also

Alat Kontrasepsi, Perdebatan dan Kekhawatiran Nakes

Dunia jagad pendidikan kita, baru saja diramaikan perdebatan alat kontrasepsi. Hal itu terjadi karena pencantuman …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *