Menghadiri Rakernas Kampung Domgeng di Puri Avia Atalia Resort Puncak Bogor (31/8), Deputi Perlimdungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nahar menyampaikan pentingnya kemampuan pendongeng ditingkatkan tidak hanya mampu bercerita namun juga deteksi kekerasan anak. Maraknya kasus kekerasan dan kejahatan anak membunyikan alarm kita semua untuk berperan mengatasinya.
Salah satu tugas pendongeng yang sangat penting adalah pemulihan traumatis, dan ini sudah sering kita bekerjasama, seperti ditempat tempat bencana atau musibah kebakaran. Karena bagi Nahar tujuan akhir mendongeng sebenarnya adalah melindungi anak anak dan pendampingan.
Lebih lanjut ia menceritakan berbagai modus kekerasan anak terus berkembang. Yang baru terjadi di Mojokerto dan Bogor misalnya karena anak terlambat dijemput sekolah dan terpisah dari orang tua, telah menjadi korban kejahatan seksual. Ini sangat memprihatinkan. Para pendongeng penting mengingatkan orang tua soal ini.
Yang miris terjadi adalah dalam pengalaman pendampingan kasus kejahatan seksual, pelakunya banyak orang terdekat anak. Jadi pelaku ikut dalam pendampingan, penguburan korban, padahal pelaku adalah ayahnya, tetangganya, gurunya yang hadir selama penanganan kasus tersebut. Ini mengerikan dan kita harus curiga dalam setiap kasus yang terjadi dan juga harus hati hati dalam penanganannya.
Disini bagi Nahar, para pendongeng bisa memiliki peran dalam deteksi kekerasan. Misal saja ketika mendongemg adalah kesempatan memperhatikan anak satu demi satu. Satu saja menemui anak murung, itu sudah bagian dari deteksi kekerasan anak. Dari teknik mendongeng kita bisa menemukan anak ini sedang menghadapi masalah atau tidak. Ketika anak merespon cerita dengan menangis, sedih atau teriak.
Begitu juga anak anak yang sulit diajak bergembira, atau malah menyendiri saat dongeng tengah berlangsung.
Setidaknya menurut Nahar ada beberapa hal yang bisa mengarah anak sedang menghadapi masalah. Misal cenderung menghindar, bersikap aneh tanpa alasan atau mendadak berubah atau tiba tiba saja menangis. Cari perhatian, anak susah makan, susah tidur. Sedang kelihatan sakit seperti jalannya susah atau ada yang sakit anggota tubuhnya, atau seperti cemas, waspada, atau penuh kehati hatian, dan terakhir yang sedang marak kejahatan seksual adalah anak tampak akrab dengan istilah istilah itu.
Baginya pendongeng harus mulai mengerti bagaimana penanganan kasus, agar bisa merekomendasi ke lembaga yang tepat untuk menangani kasus tertentu, Kementeriannya siap bersinergi dengan para pendongeng.
Feeling pendongeng yang bergerak di bidang seni, olah rasa, justru menjadi kelebihan positif dan dapat menjadi andalan dalam melihat ciri anak anak yang mendapatkan kekerasan.
Nahar menambahkan, Untuk kejahatan seksual, pasca kejadian sebenarnya Anak anak bisa cepat recovery, karena memang jiwa anak anak cukup tabah dan cenderung punya pertahanan yang kuat, meski ada yang ia rasakan sakit dan butuh segera penanganan medis. Tapi itu tidak berlangsung lama.
Karena hasil beberapa referensi, mereka yang mengalami trauma kejahatan seksual akan mengalami guncangan yang hebat sesudahnya, gangguan gangguan akan mulai selalu dihadapi, saat korban menghadapi masalah hidup ke depannya.
Pengalaman Nahar bekerjasama dengan Kampung Dongeng, pernah ia lakukan, seperti hadir bersama di keluarga yang hidup di tengah konflik di Sampang, atau ada kejadian tertentu yang menyebabkan pendongeng kami undang, ada juga karena even even tertentu (itu sudah biasa). Tetapi ada juga datang karena secara undangan personal atau individu, karena ada korban kejahatan seksual atau kasus tertentu.
Disinilah pendongeng dituntut tidak hanya bercerita, tetapi juga memiliki kemampuan asessment, menangani dan mendampingi. Artinya kemampuan pendongeng bisa di upgarade dan jadi pendongeng yang mempunyai nilai lebih.
Dongeng menjadi alat pintu masuk penting, untuk membangun kepercayaan dengan para korban anak, namun untuk pemulihan lanjutan, para pendongeng perlu dibangun kapasitas tambahan.
Ia juga mengapresiasi keberhasilan Kampung Dongeng menumbuhkan talenta talenta pendongeng dari berbagai agama. Seperti di sini ada pendongeng dari Muslim dan Nasrani. Ini pertanda baik berbagai agama mengenalkan nilai nilai agama melalui figur para pendongeng yang mau dekat dengan bahasa anak.
Rasa saling memiliki dan menghormati para pendongeng juga terasa kental, dengan malam ini kedatangan saya disambut sholawat. Rasanya lengkap sudah perayaan malam Tahun Baru Islam disini, tutup Nahar sambil tersenyum.
Kak Awam Prakoso menyampaikan, di Kampung Domgeng ada panduan sense of crisis yang SOPnya mewajibkan para pendongeng dalam 7 jam sudah ada di lokasi. Baik saat bencana, musibah maupun terdapat korban anak.
Ia mengapresiasi perhatian Deputi Perlindungan Anak Nahar yang menghadiri Rakernas Kampung Dongeng. Dengan pencerahan dari KPPPA, Kampung Domgeng ingin berkontribusi lebih banyak pada perlindungan anak.
Ia juga menjelaskan kepada KPPPA, tema Rakernas Kampung Dongeng yaitu Beri Satu Pesan Cerita – Hebatkan Anak Indonesia adalah setiap pesan yang disampaikan seorang pencerita mengandung nilai nilai kebaikan kepada anak anak yang mendengarnya. Awam juga menegaskan bahwa bisa mendongeng itu hal biasa, tapi Biasa mendongeng itu baru luar biasa.
Saat ini Kampung Dongeng (Kado) telah tersebar di 25 Propinsi yang bergerak di 140 kabupaten/Kota, dengan memiliki 300 pendongeng professional dan dukungan 1400 relawan. Berdiri sejak 2009. Kita telah membuat Pedoman NSPK, pedoman untuk Pendidikan dan pelatihan dongeng. Pendongeng yang tergabung di Kampung Dongeng tidak hanya mendongeng mereka juga memiliki karya, juga memberikan pelatihan, baik tingkat kota kab sampai desa, tutup Kak Awam Prakoso pendiri Kampung Dongeng Indonesia.