KBAI Kantor Berita Anak Indonesia
Related Articles
Caleg muda menjadi tren positif dalam meningkatkan peran serta suara pemilih pemula pada Pemilu mendatang. Partai seperti PSI, PKS dan Perindo sangat mencolok menampilkan dan mendorong para generasi muda untuk mau terjun ke arena politik.
Farid Ari Fandi Sekretaris Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menilai peran serta pemilih pemula dianggap tidak linier dengan sistem perekrutan caleg.
Sebenarnya lembaga anak internasional, ormas, lsm dan pemerintah mendidik anak anak muda menyampaikan pendapatnya. Mereka dilatih menggunakan hak pilihnya, bahkan secara terstruktur mereka menjalani tahapan sampai bisa mengikuti di tingkat pusat.
Mulai dari Forum Anak, Partisipasi Anak tingkat Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota sampai tingkat Propinsi. Bahkan mereka melaksanakan Kongres Anak sampai terpilih mewakili negara hadir di forum forum Internasional.
Anak anak ini dianggap mampu, mereka terbiasa di ikutkan dalam memutuskan berbagai kebijakan pembangunan, bahkan mewakili suara anak Indonesia di ajang dunia. Namun mereka jauh atau jarang di lirik partai politik untuk di dorong menjadi caleg caleg potensial ke depannya. Padahal mereka sangat mumpuni menggunakan hak pilih dan mewakili suara pemilih pemula.
Di sisi lain anak sering dilarang ikut kampanye. Padahal usia anak rentang 17 sampai 18 tahun sudah dianjurkan menggunakan hak pilihnya. Artinya ada tantangan dari partai politik untuk sejak dini memahamkan para calegnya tentang menghidupkan partisipasi anak sejak dini. Sehingga ketika masuk pada umur 17 sampai 18 sudah siap menggunakan hak pilihnya.
