Kisah Gempa besar 2 kali yang dialami saudara saudara kita di Lombok, menjadi perhatian Bapak Agus Hasyim dari Kasie Rehsos Anak Korban Kekerasan Kementerian Sosial. Perlu ada proses memahami psikologis korban gempa, terutama anak anak. Kejadian beruntun membawa dampak tingkatan lanjut pada psikologis anak anak.
Tuan Guru Muhsin Ketua Forum Wilayah Panti Nusa Tenggara Barat memyampaikan ada 327 Lembaga Kesejahteraan Sosial di wilayahnya, dengan menaungi kurang lebih 8000 anak. Dampak gempa beruntun tentu membawa kondisi kejiwaan yang berat. Ia berharap tenaga psikolog, psikiater dan ahli kejiwaan dapat membantu menenangkan korban atau ada panduan yang bisa disebarluaskan guna penaganan dampak psikologis tersebut. Ia mendukung bila Kemensos segera membagi panduan penanganan Anak Dalam Situasi Darurat.
Seperti diketahui di pantinya Muhsinin di Jalan Ketapang Raya Lombok Timur, anak anak berlarian hingga bertabrakan, sehingga menyebabkan kelelahan dan pingsan. Status Tsunami menjadi ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Anak anak mengalami kondisi kejiwaan yang berat dan perlu perhatian khusus. Sambil ia menshare foto kondisi rumah runtuh di Peringga Baye Lombok Timur (lihat gambar)
Ia melanjutkan, saat ini sedang berkoordinasi dengan Kepala Panti wilayah Lombok Utara yang sedang dalam pengungsian, sebagaimana di ketahui TGH Muhsin mengirimkan 5 rekaman kondisi di Lombok, salah satunya Ustadz Awaludin dari Kepala Panti Muhajirin yang sedang berlari menyelamatkan anak anak asuhnya. Disepanjang jalan di ceritakan kondisi rumah rumah yang runtuh di Pemenang.
Ia juga berharap bantuan Presiden tentang rumah rusak 50 juta, pemanfaataannya juga butuh panduan yang baik. Agar tidak salah dalam membangun kembali. Situasi tersebut disampaikannya saat sedang dilapangan, melihat kondisi korban anak anak panti, tutupnya.
Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Bapak Nahar telah mensosialisasikan Panduan Anak Dalam Situasi Darurat. Sakti Peksos Kemensos telah bekerja sebelumnya. Tim sudah dilapangan sejak awal. Untuk itu akan diperluas lagi sosialisasi panduan ini. Masyarakat atau keluarga korban gempa juga dapat menghubungi Indonesia Child Helpline di 1500 771.
Ilma Sovri Yanti dari Satuan Tugas Perlindungan Anak juga meminta ada perhatian kepada korban 91 meninggal dan keluarganya, juga korban luka luka yang telah mencapai 209 orang. Kita berharap tenaga medis dapat dipenuhi, dan sanitasi di pengungsian seperti air dan toilet portabel bisa di utamakan.
Ena Nurjanah Ketua Lembaga Perlindungan Anak Generasi juga meminta agar anak anak yang mengalami dampak kejiwaaan lanjut atas gempa beruntun atau dinamakan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Gangguan Psikologis lanjutan ini perlu ditangani dengan kehati-hatian.
Biasanya karena kejadian yang sangat traumatic atau berulang, terasa lebih berat dari stress biasa. karena ada peristiwa yang sangat traumatis gempa dengan skala yang cukup besar.
Langkah yang harus dilakukan didata atau asessment dengan segala kondisinya, agar tahu dampak tingkatan trauma, baru kemudian healing dengan menyesuaikan tingkatan yang terjadi pada setiap korban. Karena ketakutan dan berfikiran negatif memjadi hal terberat dan tantangan bagi para pendamping.
Forum Nasional Panti se Indonesia atau Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak membuka Hotline kondisi anak anak di Panti melalui Tuan Guru Haji Muhsin di 0817 5775 478. Forum Panti se Indonesia juga membuka rekening bagi yang ingin berdonasi ke BRI dengan nomor rekening 0245-01-008394-53-8 atas nama Forum LKSA-PSAA Nasional.