Home / KBAI Reportase / Dari Garasi Kontrakan, Penyandang Disabilitas Produksi Masker Untuk Bertahan Hidup

Dari Garasi Kontrakan, Penyandang Disabilitas Produksi Masker Untuk Bertahan Hidup

Jakarta- Pasca ditutupnya panti, 43 orang penyandang disabilitas kursi roda mencari kehidupan masing masing.

Namun siapa sangka pasca mereka keluar panti langsung dihadapkan pada pendemi Covid 19. Mereka pun harus putar otak agar dapat menyambung hidup ditengah segala keterbatasan.

Amud (55) disabilitas pengguna kursi roda kini mulai belajar menjahit masker. Bermodal mesin jahit hasil tabungan, Amud mencoba membuat masker dari kain untuk dijual ke toko toko.

“Hasilnya buat bertahan hidup. Lumayan dalam sehari bisa satu lusin. Kita harus optimis,” ujar Amud.

Sebelumnya Amud mendapat pemasukan dengan cocok tanam di area panti. Namun semua tanamannya harus direlakan, karena panti ditutup. Dan ia harus memulai hidup yang baru.

Selain itu, sahabatnya Narti sesama pengguna kursi roda mencoba membuat masker. Ini dilakukan untuk bekal bertahan hidup.

Meski baru mulai dan belum bisa menjual, tapi berharap produksi kecil kecilan ini mulai jalan.

“Paska keluar panti, sekarang kami sudah punya rumah kecil sangat sederhana di Jalan Tutul 8 Pondok Bambu Duren Sawit. Pantungan tujuh orang. Himpit himpitan bersama Disabilitas lainnya. Di halaman rumah kami mulai usaha yang baru, ” jelas Narti.

Catur Sigit Nugroho yang juga tinggal disana ingin rumah sederhana tersebut, jadi Rumah Perjuangan Disabilitas. Apalagi mereka bertekad tidak kembali ke panti. Mereka ingin mandiri. Namun Wabah Covid19 merubah semua rencana.

Saya sendiri sudah tidak bisa jualan online sebagai dropshiper, teman teman yang biasa berjualan ‘menawarkan makanan dari rumah ke rumah’ sudah tidak bisa seperti dulu, lahanpun dirumah tidak ada. Sehingga teras rumah yang sedikit ini jadi usaha kita sekarang,” ujar Catur.

Maklum, kebutuhan sebulan karena Covid 19 cukup tinggi. Ternyata di rumah saja justru biaya meninggi. Dengan belum adanya penghasilan alternatif. Namun dengan persediaan yang ada Catur dan kawan kawan berusaha bertahan.

Catur berharap ada pembeli yang mau datang, karena terbatasnya akses kursi roda kami.

Selain itu Catur dan kawan kawan saat ini ini tengah menghidupkan kembali bengkel kursi roda.

Mulai kemarin kawan kawan disabilitas kursi roda yang sudah sebulan ini mengalami keluhan kursi rodanya, sudah bisa service lagi, karena sudah ada tempatnya. Maklum saja kursi roda adalah kaki mereka. (val)

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *