Jelang 14 November Anak anak Pengungsi Petani Karawang bermain di RPTPRA Borobudur. Salah satu pendamping pengungsi Siti Rubaidah dari API Kartini mengatakan meski tempat para pengungsi di LBH Jakarta dan KontraS tidak menghalangi mereka untuk berinteraksi dengan warga dan masyarakat. Karena tidak ada tempat bermain anak anak keluar mencari tanah lapang, ketemunya ya RPTPRA Borobudur.
Interaksi sudah berlangsung seminggu anak anak bermain dengan warga. Marna 9 tahun dari anak pengungsi menyampaikan kami bermain bola, main lari larian, sekarang gambar sama Kak Aquila. Kak Aquila adalah masyarakat yang datang mengunjuni anak anak di pengungsian dan mengajak menggambar di RPTPRA Borobudur.
Dalam suasana menggambar KBAI menanyakan motivasi Kak Chiara Samandari (10 tahun) bermain dengan anak anak pengungsi. Ia menceritakan datang kesini bersama 2 adiknya dan ayahnya yang seorang dokter. Ayah sudah lebih dulu kesini dan menyampaikan mereka butuh teman bermain. Aku mengajak kedua adikku bermain ke sini dan memberikan beberapa cokelat dan air minum, bermain ayunan, menggambar dan ngobrol. Kesan saya ‘Seru ketemu anak anak ini. Sepertinya mereka anak anak yang kuat padahal sedang punya masalah. Semoga mereka menjadi generasi yang lebih baik. Katanya sebentar lagi akan pulang’.
Siti Rubaidah menyampaikan Dinas Sosial Karawang sedang menyiapkan persiapan kepulangan keluarga petani pada 14 November. Rencana keberangkatan jam 11 dari LBH Jakarta, setelah sebulan mencari keadilan di Jakarta. Di Karawang mereka juga harus harus menunggu proses hukum dan pencarian lahan mereka untuk tinggal, jadi mengungsi lagi di Islamic Center Karawang. Meski tempatnya sedikit lebih baik dari disini. Begitu janji Ibu Bupati Karawang dokter Cellica pada pertemuan mediasi kemarin.
93 anak terkena dampak konflik agraria kata Ahmad Rifa’I Ketua Serikat Tani Nasional, beberapa dititipkan di kampung sebelah, ikut rumah saudara, ikut rumah temannya. Salah satu orangtua yang menitipkan anaknya pada warga sangat khawatir, karena tidak punya uang untuk mengirimkan ke kampung, karena sudah tidak bekerja apalagi mengetahui kabar anaknya sekarang.