Viral video 2 siswa secara brutal mendapatkan perlakuan kekerasan orang dewasa didalam kelas yang diduga seorang Guru. Video ini beredar dan menjadi tayangan pesakitan ditengah masyarakat digital.
Video berdurasi 34 detik itu direkam seorang Siswa yang tampak gemeteran dan rekamannya beberapa kali seperti mau terlepas. Mungkin karena tidak sanggup lihat perilaku si pemukul.
Dalam video mengambarkan situasi siswa yang ditinju terus menerus. Siswa tersebut diam saja sambil menutup kepalanya. Kemudian datang siswa lainnya mendekati si pemukul. Namun karena lagi kalap ia pun dapat perlakuan yang sama.
Siswa yang dipukuli berusaha mundur menghindar. Diakhir video 2 siswa seperti tidak tahan dan akan keluar ruangan. Melihat seragamnya terlihat siswa SMP.
Masyarakat yang prihatin mulai membuat gerakan Negara Tidak Boleh Kalah Dengan Kekerasan. Gerakan menyebar di WA dan WA grup. Mereka berharap yang paling berwenang segera menindaklanjuti, karena kekhawatiran perekam videonya yang seperti ketakutan.
Salah seorang aktris Surya Saputra juga geram dengan video ini dan mengirimkannya ke grup Satuan Tugas Perlindungan Anak, dalam pernyataannya kepada KBAI. Ia juga sedang berusaha mencari info asal muasal video ini bersama komunitasnya.
Menteri Kominfo Bapak Rudiantara merespon gerakan tersebut dengan jawaban ‘Teman2 Kominfo sudah mendapat laporan2 dari masyarakat & saat ini sedang diurus/diproses dwngan Fb/WA”.
‘Kami mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah melaporkan & kami mengharapkan kerjasama dari Fb/WA/gif untuk dapat melakukan flitering secepatnya’, Wass ra demikian penjelasannya.
Pak Menteri juga menjawab hal yang sama, terkait laporan masyarakat tentang konten gif di Whatsapp yang berbau pornografi.
Berikut broadcast yang beredar terkait kekerasan yang diduga dilakukan seorang guru kepada para siswanya dikelas.
Negara Tidak Boleh Kalah Dengan Kekerasan
Surat Terbuka untuk
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
2. Menteri Komunikasi dan Informatika
3. Kapolri
Terkait video brutal dugaan guru menghabisi murid muridnya dan seorang murid yang merekam dengan ketakutan. Yang beredar di Facebook dan Instagram. (https://www.instagram.com/p/BbG3QgShihL/?r=wa1)
Meminta berbagai pihak yang berwenang untuk melakukan segera langkah langkah perlindungan anak, segera melakukan hal yang dianggap mampu membuktikan keberadaan sekolah dan pelaku.
Bagaimanapun anak yang merekam bisa jadi tertekan dan ketakutan. Ini terlihat sekali dengan cara anak merekam sembunyi-sembunyi.
Bila tidak tertangani, bisa terjadi kekerasan baru, bila tidak segera dihentikan oleh yang paling berwenang.
Salam Hormat
Kami yang prihatin atas Video Brutal Kekerasan Anak
1. Satgas Perlindungan Anak, 2. Farid Ari Fandi, 3. Surya Saputra-Aktris, 4. Jasra Putra Komisioner KPAI, 5. Saepulloh Nur Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, 6. Siti Sapurah Aktifis Perlindungan Anak Bali, 6. Melly Kiong Pakar Parenting, 7. Srikandi Melati Tunas Bangsa, 8. KePPaK Perempuan (Kelompok Peduli Penghapusan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak), 9. Perkumpulan Pendidikan Pendampingan untuk Perempuan dan Masyarakat (PP3M)., 10.. Biro Perempuan dan Anak – Negeriku Indonesia Jaya (NInJa), 11. Lukman Dompet Dhuafa, 12. Elia Sunarto Ketua LPA Tubaba, 13. Indonesia Satu Women, 14. Sri Gustini, SH, 15. Kencana Indrishwari, 16. Peni Agustini, 17. Thita M. Mazya, 18. Obor Panjaitan, 19. Nia Sjarifudin, 20. Irdanelly, 21. DPD Gerkatin DKI, 22. M Ibnu – E Tuli, 23. Sopiah Ikawapi, 24. Tuti MKS Aisyiyah, 25. Rainy Satgas PPA, 26. Pedri Kasman – Gerakan Anak Negara, 27. Dewi Rahmawati, 28. Lembaga Advokasi Perempuan Damar Lampung, 29. Sely Fitriani, 30. Marseila St Krenata – LPA Tangsel, 31. Beny Lumy, 32. M. Noor Choirullah – LKSA Harapan Umat, Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia, 33. Abdul Wakhid Anwar – Pemuda Muhammadiyah, 34. Hoky Soegiharto – KAMI, 35. Arul Muchsen – Sahabat Anak Indonesia, 36. Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan, 37. Yanti – Kerlip, 38. Arie Hastuari – Sekar Nusa, 39. Heru Purnomo – Federasi Serikat Guru Indonesia, 40. Sowiyah – Dosen UNILA dan Fasilitator Sekolah Ramah Anak Nasional, 41. Drs. Sunarto – Aktifis Perlindungan Anak.
Sebar dan Lanjutkan