Home / KBAI Reportase / Hari Ayah Nasional: Juga Di Rayakan Anak Anak Yatim Korban Covid
Yanto Mulya Pibiwanto (alm) Ketua Umum Forum Panti Indonesia 2 Periode

Hari Ayah Nasional: Juga Di Rayakan Anak Anak Yatim Korban Covid

Sejak 2014, Indonesia Setiap 12 November merayakan Hari Ayah Nasional. Pencetusan 12 November Hari Ayah Nasional terjadi pada saat melaunching Buku Kenangan Buat Ayah saat Hari Ibu 22 Desember 2014.

Ayah lebih banyak diperankan sebagai sosok pencari nafkah, sehingga jarang bertemu anak dan berkumpul dengan keluarga. Namun peran pencari nafkah sangat penting. Hal itu harus di lakukan Ayah karena pertumbuhan anaknya sejak kecil hingga dewasa yang memiliki banyak kebutuhan. Disisi lain anak tidak mungkin ditinggal begitu saja di rumah, sehingga Ayah berbagi peran dengan Ibu dalam membesarkan anak.

Menjadi seorang Ayah, bukan persiapan yang mudah. Karena harus disiapkan sejak belum menikah. Bagaimana mencari pasangan hidup, menyiapkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, belajar mendidik anak dan menghadapi permasalahan keluarga. Sehingga menjadi bekal, setelah menikah nanti dan tidak ada perceraian. Karena tidak ada bekas ayah, bekas ibu, bekas anak dan bekas keluarga. Semua akan terbawa sepanjang hayat dikandung badan. Sekali komitmen menikah terbentang, pantang bercerai. Karena ada anak anak yang akan kehilangan orang tua.

Lalu bagaimana anak anak yang ditinggal mendadak kehilangan orang tua karena pandemi Covid 19.

Mengenang sosok Ayah, kita tersadar, apalagi setelah Ayah meninggal karena pandemi Covid 19, Ayah menjadi sosok yang sangat didambakan dan dirindukan anak anak dalam butiran air mata pipinya. Tetapi tentu saja semangat Ayah selama hidupnya, jangan sampai tertutupi kesedihan yang berlarut larut.

Karena sosok Ayah adalah orang yang sangat kuat, bekerja dari pagi hingga malam, jarang pulang, jarang berkupul dengan keluarga. Sehingga banyak mengorbankan waktunya, tidak berkumpul dengan keluarga.

Untuk itu mengenang Ayah, harusnya mengenang kekuatan Ayah, semangat Ayah dalam menghidupi keluarga selama ini. Karena tentu Ayah tentu tidak mau, anak anak dan istrinya lebih mengenang kesedihan, dibanding mencontoh kebaikan dan semangatnya selama ini dalam mengarungi kehidupan.

Redaksi

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *