Home / KBAI Reportase / Alat Kontrasepsi, Perdebatan dan Kekhawatiran Nakes

Alat Kontrasepsi, Perdebatan dan Kekhawatiran Nakes

Dunia jagad pendidikan kita, baru saja diramaikan perdebatan alat kontrasepsi. Hal itu terjadi karena pencantuman pada Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2024 yang fokus pada kesehatan reproduksi remaja yang sudah menikah.

Dalam berbagai diskusi munculnya pasal 103 tentang kesehatan reproduksi usia sekolah dan remaja, menjadi asal usul perdebatan, karena entitas pendidikan merasa tidak ada penjelasan operasional pasal ini.

Dianggap pemerintah akan mengedarkan alat kontrasepsi di sekolah. Yang mendapat penolakan insan pendidikan, sebagaimana berbagai penolakan yang terjadi saat diskusi alat kontrasepsi di sekolah bersama organisasi PGRI

Namun memang, kondisi beban tenaga kesehatan, kepada fenomena menyelamatkan alat kesehatan reproduksi remaja menjadi diskusi hangat di pembahasan RPP Kesehata dan berbagai dampak ke masa depan yang buruk, Yang terus menjadi beban bertumpuk sektor kesehatan kita. Yang butuh perhatian banyak pihak, termasuk guru.

Karena berbagai perkembangan motif dan modus kejahatan pada anak, yang sangat berbau manipulatif demi kepentingan terbaik anak, tapi kenyataannya menjadi persoalan kesehatan. Terutama gangguan kepada kesehatan alat reproduksi remaja.

Bappenas sendiri merilis, fenomena kemiskinan yang banyak di sumbangkan pernikahan dini karena berbagai sebab. Yang juga berdampak pada persoalan kesehatan yang amat panjang, baik Ibu, bapak dan anak yang akan dilahirkan.

Tentu saja kita tidak setuju, alat kontrasepsi tidak akan pernah di berikan di sekolah, namun persoalan anak anak yang terjebak dalam situasi gangguan dan rusaknya alat reproduksi juga diharapkan menjadi perhatian khalayak luas.

Sekali lagi beban untuk para tenaga kesehatan, kepada persoalan anak anak dengan gangguan kesehatan reproduksinya perlu menjadi perhatian khlayak luas.

Karena sedihnya amat mendalam, melihat penderitaan di masa depan, baik pernikahan dini anak anak, anak anak yang akan dilahirkan, dan anak anak yang menjadi korban akibat manipulasi banyak pihak kepada organ reproduksi, yang menyebabkan multi impact kerusakan di masa depan.

Yang akan menjadi beban berlebih kita semua di masa depan. Untuk itulah sektor kesehatan sebagai yang menerima bebannya, perlu mengirim sinyal kepada kita semua atas persoalan ini. Dan sekali lagi, tentu saja alat kontrasepsi tidak akan di jual di sekolah.

Check Also

Hidden Disabilitity Menghantui Dunia

Penulis: Fajri Hidayatullah – Ketua Pimpinan Pusat Himpunan Difabel Muhammadiyah Data orang dengan difabel di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *