Viral Anak Nonton Video Asusila, Apa Yang Bisa Dilakukan?

Masih ingat video viral anak menyaksikan tontonan yang belum sesuai dengan usianya. Hal ini menghebohkan jagad dunia maya, membuat orangtua cemas dan pemerhati anak tercengang.

Menyalahkan orangtua yang mendampingi anak tersebut memang mudah, meski sepenuhnya tidak bisa disalahkan. Sampai hari ini Pendidikan Seks pada anak masih menjadi momok bagi para orangtua.

Oleh karena itu Sumarecon Expo 2018 yang diadakan di Sumarecon Mall Bekasi, bekerjasama dengan Yayasan Pulih pada Minggu 18 Maret 2018, mengadakan Talkshow Parenting tentang “Pendidikan Seks pada Anak: Malu, Tabu, atau Perlu?” dalam rangkaian Sumarecon Mall Bekasi Expo 2018.

Dalam talkshow tersebut melibatkan artis Mona Ratuliu dan psikolog sekaligus Direktur Yayasan Pulih, Nirmala Ika dengan dipandu oleh Vitria Lazzarini Latief.

Baik Mona maupun Ika menekankan pentingnya pendidikan seks pada anak. Karena hal ini menambah kecakapan anak, utamanya terkait kesehatan reproduksinya.

Kemudian kemampuan menempatkan diri sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini, serta menghargai orang lain. Anak juga menjadi paham mana bagian tubuhnya maupun tubuh orang lain, yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh.

Sayangnya masih banyak anggapan negatif tentang pendidikan seks ini, hingga orangtua memutuskan menunda memberi informasi yang penting.

“Kapanpun bisa menjadi golden moment, yang penting orang tua harus selalu siap”, ujar Mona.

Penulis buku Parent Think ini menekankan bahwa orangtua perlu membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan hangat dan terbuka sejak dini.

Nirmala Ika Direktur Yayasan Pulih juga menambahkan pentingnya orangtua menyesuaikan informasi sesuai usia anak dan menekankan kerja sama orangtua dalam hal ini.

Edukasi seputar pengetahuan kesehatan reproduksi bukan hanya tanggung jawab Ibu. Ayah perlu jelaskan ke anak laki-lakinya soal perubahan tubuhnya.

Jangan sampai anak mencari di internet dan mendapatkan informasi yang keliru dan tidak sesuai untuk usianya”.

Keduanya menekankan bahwa orangtua tidak perlu sungkan menunjukkan kemesraan, seperti cium kening dan pipi, dihadapan anak.

Dari situ anak dapat belajar bahwa relasi suami istri penuh rasa sayang-menyayangi, anak merasa aman karena orangtuanya saling mencintai, dan anak menjadi paham ada perilaku yang diperbolehkan hanya bagi mereka yang sudah menikah.

Lebih lanjut Ika menambahkan, orang tua bisa menanyakan terlebih dahulu pemahaman anak sebelum menjawab pertanyaannya.

Di akhir acara, Mona menekankan pentingnya orangtua bersikap tenang dan santai ketika mendapat pertanyaan mengejutkan dari anak.

Bagi Yayasan Pulih sendiri, pendidikan seks pada anak menjadi isu yang krusial.

Banyak korban kekerasan seksual pada anak yang tidak memahami bahwa perilaku kekerasan yang dialami adalah perilaku yang salah, tindakan kriminal. Terlebih jika pelakunya mengiming-imingi anak dengan hadiah.

Jika dikaitkan dengan arah kebijakan pemerintah saat ini, pendidikan seks menjadi bagian dari upaya pencegahan kekerasan seksual.

Rancangan UU Penghapusan Kekerasan Seksual yang diusung baik oleh pemerintah, DPR, atau kelompok masyarakat menginginkan adanya upaya pencegahan yang lebih terstruktur agar dapat melindungi warga negaranya.

Check Also

Alat Kontrasepsi, Perdebatan dan Kekhawatiran Nakes

Dunia jagad pendidikan kita, baru saja diramaikan perdebatan alat kontrasepsi. Hal itu terjadi karena pencantuman …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *