Jelang tengah malam terjadi kebakaran di Pasar Renteng Praya Lombok Tengah. Tim Reaksi Cepat Kemensos dan Sakti Peksos sempat menyaksikan kondisi api besar yang memecah kegelapan dalam perjalanan menuju Mataram. Bau asap sudah terasa dari 300 meter lokasi kejadian. Nampak polisi menutup jalan, agar massa tidak terkonsentrasi. Nampak 3 mobil pemadam kebakaran mondar mandir mengambil air dari markasnya yang berjarak 200 meter dari lokasi. Di perjalanan kami juga berpapasan dengan mobil pemadam lebakaran dari Mataram yang bergegas menuju lokasi.
Sejak Gempa Utama terjadi, Satuan Bhakti Pekerja Sosial, Tagana, Pendamping Program Keluarga Harapan, TKSK, LPA, UPTD dan Penyuluh Sosial sudah bergerak menjangkau lokasi lokasi, yang dilaporkan mengalami kondisi rusak berat di Lombok Utara dan Lombok Timur. Memang kondisi tidak ada listrik, menyebabkan ruang komunikasi terhambat, sehingga perlu melakukan penjangkauan dan pemetaan.
Menyisir Lombok Timur ada 2 kecamatan yang berdampak berat yaitu Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia (baca sambelie). Sedangkan di Lombok Utara ada Pemenang Barat dan Kecamatan Bayan. Lombok Utara nampak lebih berat medannya, terutama jelang kaki Gunung Rinjani.
Ibu Fatmawati Sakti Peksos NTB menjelaskan didaerah Kecamatan Bayan Lombok Utara distribusi bantuan sudah berjalan baik, hanya ketika melihat seragam Sakti Peksos para penyintas sosial meminta agar mengisi trauma healing, karena belum ada, katanya. Kondisi anak masih belum bisa lepas dari ketakutan, karena gemuruh Gempa yang berulang.
Memang area titik pengungsi yang luas, memerlukan kerja ekstra untuk dukungan psikososial. Seperti daerah Kecamatan Sambelia Lombok Timur. Dusun dusun masih memerlukan sentuhan dukungan psikologis. Karena mereka tidak bsia meninggalkan rumah, dengan alasan takut harta benda, ternak hilang, juga rawan longsor. Disini banyak anak anak takut masuk rumah. Minimnya tenda menyebabkan 1 tenda sesak dengan pengungsi. Selain itu cuaca NTB sedang dingin dinginnya, sehingga membutuhkan selimut. Terdapat plastik kemasan bekas minuman dipakai alas tidur. Mereka butuh tenda dan tikar untuk berteduh. Karena area menuju Gunung. Lansia dan anak anak butuh alas, selimut dan tenda.
Di Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambilie Lombok Timur masalah dapur umum dan permakanan masih suka telat. Ketepatan waktu makan masih butuh perhatian. Laporan dari Denasdani Penyuluh Sosial Pupensos Rehsos Kemensos, kondisi Dusun Memontong Desa Obel Obel Kecamatan Sambelia, merupakan desa yang berada di pelosok dan jauh dari jalan raya. Terlihat masih minim bantuan dan pengungsi belum bisa mendapatkan makan tepat waktu. Diperkirakan masih banyak dusun belum tersentuh karena luasnya pelosok Dusun di Desa Obel Obel.
Ditengah berita ini diketik, baru saja terjadi Gempa kembali 5,5 SR (07/08/2018 01:20) selang 2 jam Gempa sebelumnya. Anak anak kembali terbangun di pengungsian Panti Paramita Kementerian Sosial.
Di Lombok Utara Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan masih perlu pasokan bantuan. Karena bantuan lebih terkonsentrasi ke Kecamatan Bayan, disebabkan daerah pertama kali Gempa (27/7/2018). Jadi sering terlewat bantuan, karena dampak Gempa merata di Lombok Utara. Seperti diketahui, Gempa Utama minggu kemarin menyebabkan daerah Kecamatan Pemenang Barat, Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan Lombok Utara, bangunan bangunan merata mengalami rusak berat dan runtuh.
Ibu Fatmawati melanjutkan, cakupan luas kecamatan Bayan masih perlu perhatian pemerataan distribusi. Salah satu Dusun Mual untuk sanitasi dan air bersih belum ada. Ke lokasi harus berjalan kaki. Kondisi sangat dingin sekali disini. Tadi kami baru bisa menyerahkan bantuan selimut. Sekitar ratusan warga ada didaerah tersebut.
Yang perlu jadi perhatian juga, budaya masyarakat mengkonsumsi makanan memakai tangan, perlu diperhatikan kebersihan tangan dan seperti gunting kuku perlu disediakan, pakaian baju layak pakai dan peralatan perempuan masih diperlukan. Untuk bayi seperti alat alat hygienis yang mendukung bayi dan pampers masih jadi perhatian kita semua. Kami berharap esok pagi koordinasi tanggap darurat hari ke 3 bisa lebih baik lagi, tutupnya.