H+4 pasca Gempa Donggala kegiatan Forum Nasional Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) dimulai pagi dengan mendaftarkan 34 Panti yang berlokasi di Donggala dan Palu ke Dinas Sosial dan Korem Tadulako. Taufik Ridwan Ketua Forum PSAA wilayah Kalimantan Timur yang bergerak mendapatkan rekomendasi keberadaan 34 Panti yang membutuhkan bantuan.
Ia menyampaikan telah menetapkan Pos Tanggap Darurat (TD) Fornas PSAA di Panti Ar Rahman Jalan Durian 103 Kelurahan Kamonji, Palu Barat. Hari ini bantuan sudah di koordinasikan dengan Asisten Logistik Dandim, agar bila ada bantuan, anak anak panti yang berada dipengungsian masuk datanya.
Sedangkan untuk Dapur Umum Pos Tanggap Darurat Panti berada di Sungai Manonda Kelurahan Duyu Kec Tatanga Palu. Hari ini menyembelih 3 kambing, dan bisa menyalurkan untuk 300 orang di 3 lokasi pengungsian. Pertama di jalan Sungai Manonda, Balarowa dan Duyu.
Taufik Ridwan sebagai utusan Forum Nasional Panti memnyampaikan pos TD bisa berlangsung disini, karena fasilitasnya memungkinkan. Pertama Panti Ar Rahman di Jalan Sungai Manonda memiliki pasokan air bersih yang baik, ada sumur dan pompa manual, genset, tenda, karena sebelumnya memiliki usaha penyewaan tenda. Keadaan asrama juga rusak ringan. Sehingga sebagai awal aktifitas sangat baik dan gedungnya masih bisa digunakan. SDM juga banyak, karena memang tempat berkumpulnya masyarakat berkarya disini.
![Foto bersama pasca penerimaan bantuan dari TNI ke Pos Tanggap Darurat Forum Nasional Panti Sosial Asuhan Anak](https://localhost/anak/wp-content/uploads/2018/10/WhatsApp-Image-2018-10-02-at-18.15.25-1-300x225.jpeg)
Selain itu Taufik juga menjadi koordinator bantuan dari Balikpapan, ia masih sangat padat bolak balik mengurus bantuan yang datang di pelabuhan Patoloan, karena dua hari sebelumnya bantuan yang datang di ambil paksa warga dari kontener. Dan mulai hari ini mulai didampingi pengamanan. Bersama Basarnas, TNI kita pusatkan bantuan di Korem Tadulako sebelum dibagikan, sehingga keamanan dan penjangkauan makanan bisa terjamin. Hari ini bantuan 1 truk diturunkan di Panti Ar Rahman dengan pengawalan TNI, yang selanjutnya akan didistribusikan ke panti yang membutuhkan.
Kepala Panti Ar Rahman Irwandi S Nurhamidin menyampaikan sebagai tempat pusat bantuan panti se Indonesia kami segera menyiapkan dapur umum, dengan makanan seadanya, kami menyembelih 3 ekor kambing. Baginya kelaparan menyebabkan situasi tidak menentu. Setelah beberapa hari berbenah di pengungsian hari ini kami mulai membagikan makanan. ada 300 orang yang terlayani di Bolarowa, Duyu dan Sungai Manonda. Adapun kontak Pos Tanggap Darurat Panti dapat menghubungi Irwandi S Nurhamidin di nomor telepon 0858 2513 8826, untuk WA, Foto dan Video Call di 0823 9482 4624
3 Ekor kambing dimasak dengan bumbu seadanya, Insya Allah tetap nikmat dengan kondisi para pengungsi yang mengalami kurang asupan makanan, terutama yang di perbukitan dan gunung. Kami coba mengeluarkan beras yang ada dipanti ada 10 karung, kita masak dan bagikan. Selanjutnya kami coba ke pasar, mencari pemiliknya agar dapat membeli sembako, untuk kelanjutan pembagian makanan. Kami yakin dengan membagi pengungsi yang sedang kelaparan menjadi jalan rejeki gerakan selanjutnya membagi makanan.
Di peternakan kami ada 70 ekor kambing dan 10 sapi, semoga dapat sedikit membantu pengungsi yang didera kelaparan. Meski kami harus berfikir menggantinya nanti. Karena ternak ini adalah amanat donatur untuk program pemberdayaan ekonomi orangtua. Karena kami mempertemukan donatur dan orang tua yang rentan anaknya dimasukkan panti. Sehingga dengan beternak mereka tetap bisa mengasuh anaknya, anaknya tetap pulang kerumah. Di panti cukup mereka belajar, mengaji dan life skills, selebihnya mereka tetap bersama orang tuanya. Sedangkan orangtuanya juga bisa ikut mengasuh di panti sambil bekerja.
!['Panti Al Kautsar Jalan Pue Bongo No 9 Palu](https://localhost/anak/wp-content/uploads/2018/10/Panti-AL-Kautsar-1-300x169.jpeg)
Seperti diketahui sebelum gempa terjadi Panti Ar Rahman mengajak orang tua untuk beternak, membuat batako, membuat fermentasi makanan ternak dan merawat ternak, yang hasilnya bisa dibagi dua antara orang tua dan donatur ternak. dan ketika Gempa terjadi, pantinya yang berada di ketinggian menjadi tempat mengungsi. Hari ini saja tempat pengungsiannya menjadi tempat pertemuan orang tua dan anak yang terpisah, begitu juga pengungsi dari Bolarowa yang rumahnya mengalami Likuifaksi, fenomena tanah berubah menjadi lumpur yang akhirnya tidak bisa menampung beban diatasnya.
Ustadz Irwandi mengajak kita semua untuk ikut beramal dengan membeli Kambing dan Sapi. Atau ikut membeli beras. Atau menyumbang nasi bungkus. Kami tidak menetapkan harga, namun untuk nasi bungkus dengan telur 10.000 harganya, sedangkan nasi daging 15.000 harganya. Ini akan jadi gerakan mengatasi kelaparan di Palu sementara ini, dengan potensi makanan yang ada.
3 Ekor kambing yang disembelih, dapat melayani 300 orang di 3 lokasi. Mudah mudahan ada yang mau juga menyumbangkan makan dengan membeli kambing kambing dan sapi di panti. Kambing di harga 1.250.000 dan Sapi 10.000.000. Kami akan masak disini dan bagikan.
Untuk bantuan mengatasi kelaparan sementara ini, masyarakat dapat mendukung yang disalurkan ke Bank Rakyat Indonesia di nomor rekening 0245-01-008394-53-8 atas nama FORUM LKSA PSAA NASIONAL. Setiap transfer harap konfirmasi ke nomor telepon Sekjen Fornas PSAA Ahmad Suhari di 081327663969.
Yanto Mulya Pibiwanto Ketua Umum Forum Nasional PSAA di Bandung, mendukung apa yang dilakukan Panti Ar Rahman. Ini demi kemanusiaan, kita tidak bisa diam melihat orang kelaparan, karena berbahaya jika terus dibiarkan. Masyarakat harus bergerak, kita terpanggil secara kemanusiaan. Makanya saya langsung ikut menjadi bagian membantu penyembelihan kambing. Mudah mudahan niat baik ini terestafet kepada yang lain, dalam mengatasi kelaparan yang terjadi di Donggala dan Palu.
Perlu gerakan cepat, melakukan inisiatif, dengan mengangkat potensi dari masyarakat Palu dan Donggala sendiri. Karena masyarakat mereka banyak yang beternak, seperti di ketahui Palu memiliki makanan khas Kaledo yang berasal dari Kaki Sapi. Ini menjadi masakan yang menghidupkan pariwisata, karena itu banyak masyarakat yang beternak Sapi. Untuk itu masyarakat harus berdaya dan dibantu untuk bangkit.