Dalam waktu sekitar 4 jam lagi kita akan memasuki ibadah tarawih malam pertama Ramadhan. Esok hari anak anak sudah menjalani sahur bersama orangtuanya.
Ketua Umum Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak Yanto Mulya Pibiwanto berharap agar kebutuhan anak jelang puasa diperhatikan. Kebutuhan mereka tidak sama dengan orang dewasa, begitu juga pertahanan dan kekuatan dalam berpuasa.
Anak anak punya kebutuhan khusus serta motivasi khusus untuk mereka. Seperti menyiapkan ibadah, makanan dan motivasi selama Ramadhan.
Untuk ibadah anak anak perlu disiapkan pakaian ibadah yang seukuran mereka, seperti sajadah, sarung atau mukena agar anak anak merasa nyaman. Begitu juga tempat ibadah yang mengakomodir anak anak, masjid perlu pendamping yang ramah agar mereka dapat menjalani tarawih pertamanya dengan baik. Sambutan dan penghargaan penting untuk mereka di hari pertama ibadah tarawihnya. Orang tua dan takmir masjid punya peran penting.
Makanan menjadi kunci mereka menahan haus dan lapar. Jangan terlalu banyak memberikan makan yang membuat asam lambung berproduksi lebih banyak. Seperti makanan pedas, pengawet, dan jajanan yang belum dapat dipastikan proses memasaknya.
Motivasi ramadhan di sekolah, lingkungan, masjid menjadi kunci anak anak dapat melalui ibadahnya secara baik dan berkualitas. Para orang dewasa punya kewajiban mengajak, mencontohkan dan mengembangkan media ramah dalam anak mengartikan makna ibadah ramadhannya. Media ramah anak seperti mengantarkan makna berpuasa dengan dongeng dan menampilkan karakter karakter yang disukainya dapat menjadi pengantar memaknai Ramadhan.
Itu semua bisa dijalankan secara baik, jika ada figur sebayanya, figur teladannya. Dengan menjalani puasa bersama-sama, beramai ramai, berjamaah memeriahkan setiap detik dan menit puasa anak anak. Menjadi kunci anak anak dapat menjalani puasa dengan penuh.
Saya ucapkan selamat berpuasa untuk anak anak Indonesia. Semoga mereka melaluinya dengan senang, kasih sayang dan gembira. Setiap anak berhak menjalankan puasa dengan ramah, begitu juga anak anak penyandang disabilitas yang mempunyai kemampuan berbeda. Mereka butuh perhatian khusus.
Ramadhan tahun ini tidak lengkap jika kita tidak memulai mengakomodir mereka yang penyandang disabilitas. Mulai dari ibadah, menyimak ceramah, berwudhu di masjid atau musholla sampai ke barisan shof sholat. Seperti yang berkursi roda, netra, tuli dan mereka yang berkebutuhan khusus.
Seperti yang berkursi roda butuh akses sampai masjid dan barisan sholat, yang Netra butuh ubin petunjuk sampai ke Masjid, mereka yang tuli butuh penerjemah bahasa isyarat ketika mendengarkan ceramah, yang berkebutuhan khusus bisa difasilitasi menggunakan media gambar, atau mereka ikut menggambar atau ada layar sesuai tema ceramah di Masjid.
Memang tidak mudah, namun sesungguhnya mereka juga ingin ibadahnya sempurna seperti kita. Bisa mencari tempat tempat yang bisa menjaga dan memotivsi ibadah puasanya.
Sekali lagi saya ucapkan selamat ibadah puasa juga untuk anak anak disabilitas dan para orang tua disabilitas. Semoga ibadah tahun ini lebih baik, tutup Yanto.