Pada tanggal 26 September 2019 telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,8 Magnitudo, meliputi pulau Ambon, pulau Seram, pulau Haruku, dan pulau Saparua.
Gempa tersebut telah mengakibatkan kurang lebih 23 orang meninggal dunia (data sementara), ratusan orang luka-luka (termasuk beberapa orang balita), ratusan rumah warga, perkantoran, fasilitas pendidikan (kampus, sekolah, madrasah/pesantren), pasar dan fasilitas publik lainnya rusak dan terbakar.
Seperti kita ketahui bersama Maluku adalah daerah arhipelago (kepulauan), dan mayoritas masyarakat Maluku tinggal di pesisir pantai. Menyadari posisi kediaman yang berada di pesisir pantai dan ancaman tsunami, maka masyarakat memilih mengungsi ke hutan, gunung atau dataran yang tinggi dan jauh dari pantai, walaupun kebanyakan menggunakan tenda/terpal seadanya. Sampai sekarang rata-rata memilih bertahan di pengungsian.
Masyarakat sangat takut, terutama anak-anak sangat trauma dengan gempa ini. Apalagi sampai sekarang masih terjadi gempa susulan. Berdasarkan data BMG pada pukul 07.00 WIT telah terjadi 440 gempa susulan dan pukul 16.00 WIT telah terjadi 445 kali.
Selain itu muncul pusaran air yang berputar berwarna putih dan memanjang. Fenomena yang tak lazim ini membuat masyarakat semakin takut. (Catatan. Menurut data bencana gempa bumi di Indonesia, Maluku merupakan salah satu derah yang berada di lingkar cincin api dan menjadi salah satu daerah yg punya potensi gempa dan tsunami terbesar di Indonesia, dan pernah beberapa kali terjadi gempa dan tsunami besar. Dimana peristiwa ini diceritakan turun temurun dan menjadi ingatan kolektif masyarakat Maluku hal ini juga yg membuat masyarakat sangat panik dan trauma).
Walau gempa terjadi di Maluku kali ini tidak sebesar gempa di Aceh, Jogjakarta, Lombok dan Palu, tetapi dampak penderitaan yang dihadapi warga cukup berat. Apalagi berita tentang kondisi masyarakat Maluku akibat gempa ini tertutupi oleh hiruk pikuk demonstrasi dan kekisruhan politik nasional.
Karena itu melalui Posko ARMC IAIN Ambon ini, kami datang ke bapak/ibu/para sahabat sekalian kiranya dapat membantu meringankan penderitaan saudara-saudara kami di Maluku, khususnya di pulau Ambon, pulau Seram, pulau Haruku, dan pulau Saparua.
Saat ini masyarakat yang berada di pengungsian dan di rumah sakit (khususnya anak-anak, para lansia dan perempuan) sangat membutuhkan hal2 sebagai berikut:
1. Tenda. Karena masih banyak warga tinggal di tenda yang seadanya. Apalagi beberapa hari ini Ambon, Seram, Haruku, dan Saparua diguyur hujan lebat.
2. Asupan gizi bayi (Susu bayi,balita anak).
3. Obat-obatan.
4. Pakaian, selimut (perlengkapan bayi/anak).
5. Lampu/penerang.
Sebagai tambahan kampus kami juga terkena bencana dan mengakibatkan 3 orang korban terkena reruntuhan di kantor Rektorat. 1 orang meninggal atas nama ibu Narti Rota (pegawai rektorat dan isteri pak Husein Rumain salah satu staf ARMC IAIN Ambon), dan 2 orang mengalami luka berat, yaitu. 1 Ibu Gamar Assagaf (dosen muda IAIN Ambon. 2. Ibu Mila Renuat (pegawai rektorat).
Dilaporkan:
Dr. Abidin Wakano
Direktur ARMC IAIN Ambon