bersama Drs. H. Miftahul Hinan
Pengasuh Panti Asuhan Al Hasan Watugaluh Diwek Jombang Jawa Timur, Indonesia
Jawa Timur adalah propinsi paling terbanyak di Indonesia memiliki Panti Asuhan.
Sebagai garda bangsa terdepan dalam pelayanan sosial. Panti Asuhan selalu menjadi tempat terakhir, ketika manusia ‘tidak diterima kembali’ dalam kehidupan sosialnya.
Panti Asuhan kemudian secara bertahap mengembalikan fungsi yang hilang tersebut. Tentu dengan dukungan berbagai pihak.
Di tengah wabah Covid 19, semua lembaga Pendidikan “merumahkan” anak didiknya. Namun panti-panti asuhan sebagian besar tidak bisa melakukannya.
Seperti Panti Asuhan Al Hasan Watugaluh Jombang, 101 anak berumur di bawah 5 tahun dengan status dan latar belakang yang berbeda, harus tetap dijaga di tengah wabah penularan korona. Tidak ada kata kembali atau ‘dirumahkan’, karena kisah latar belakang mereka berada disini.
Pada wabah Covid 19 (15/4) di Jawa Timur, jumlah penderita yang positif mencapai 474 orang meninggal, 45 meninggal dunia, 81 orang sembuh, 1,498 pasien yang sedang diawasi atas wabah Covid dan 14,931 dalam pemantauan pemerintah atas kondisi kesehatannya.
Orang tua dikatakan paling beresiko terdampak wabah Covid 19. terutama yang dalam kondisi sakit bawaan atau sebelumnya. Namun bukan berarti setelah membaca ini menurunkan imunitas kita. Tetapi panti asuhan berharap bisa berperan serta kepada para orangtua yang mengalami penderitaan Covid 19, terutama mereka yang memiliki anak anak. Agar lebih tabah, kuat dan tenang menghadapinya.
Karena kondisi karantina, pembatasan atau isolasi mandiri membuat keluarga atau orang tua yang memiliki anak menjadi rentan tidak terawasi bahkan terlepas dari pengasuhan, bahkan yang tidak kita inginkan, anak anak tersebut mendapatkan kekerasan.
Untuk itu disituasi memprihatinkan ini, Panti Asuhan dapat berperan dengan konsep asuhan, layanan motivasi sebaya, tempat bermain anak di setiap panti. Dapat di dorong untuk mendukung penyembuhan para penderita.

Misal saja dengan mendukung orang tua yang sedang dalam perawatan, dengan menitipkan sementara anak anaknya di Panti Asuhan. .
Layanan panti asuhan anak di Jawa Timur berkembang, mulai dari menerima anak anak terlantar, menjadi tempat sementara anak bagi orang tuanya yang berhadapan dengan hukum, menjadi tempat tinggal sementara orang tua yang berkonflik. Artinya bisa saja fungsinya ditambahkan dengan anak anak dari pasien wabah Covid 19, terutama yang khawatir pengasuhan anaknya.
Selain itu panti panti asuhan di Jawa Timur juga melayani lansia, pelayanan akses untuk disabilitas, pelayanan orang dengan gangguan jiwa, dan mereka yang kehilangan fungsi sosial hidupnya dilayani di panti asuhan seperti tuna susila, gelandangan dan pengemis.
Artinya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan panti asuhan dengan tetap menjaga kondisi masyarakat di sekitarnya. Diantaranya adalah:
*Pertama panti asuhan menjaga akses pangan bagi yang membutuhkan*. Umumnya panti asuhan menjadi pusat layanan masyarakat. Terutama masyarakat atau daerah yang mengalami kerentanan sosial dan daya tahan yang terbatas, karena stigma sosial.
Dan biasanya panti asuhan berdiri di daerah daerah tersebut, ada di tengah pasar, perkampungan, dusun akses terbatas, daerah kawasan padat, daerah dengan taraf kemiskinan yang perlu perhatian. Baik soal isu kekerasan, sanitasi dan lingkungan.
Isu pangan menjadi isu penting di tengah wabah Covid 19. Ada kewajiban kita menenangkan masyarakat untuk kebutuhan dasar ini, karena prediksi krisis ini akan panjang.
Semua lahan atau usaha panti asuhan dapat dikerahkan menjadi lumbung pangan bersama masyarakat sekitar. Tentu penyiapannya perlu di mulai dari sekarang dan manfaatnya bisa beberpaa hari atau sebulan kemudian. Umumnya panti asuhan memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan, bahkan memiliki lahan luas.
Menanam bahan pokok atau bumbu dapur, bersama masyarakat di lahan panti asuhan dapat menjadi pilihan. Atau berusaha di lahan panti yang berorientasi pada kebutuhan pokok. Seperti kebutuhan bumbu dapur, singkong, dan lain lain. Yang dapat menjaga dan daya tahan pangan masyarakat.
Sehingga sambil menunggu kondisi tidak pasti ini, masyarakat dapat membangun lumbung pangan bersama Panti Asuhan.
*Kedua, Panti Asuhan memiliki data data sasaran layanan yang sudah ada*. Serta program kesejahteraan sosial yang telah lama berjalan dengan masyarakat di sekitarnya.
Tentu dengan meluasnya dampak ke berbagai sektor. Maka penerima manfaatnya bisa lebih luas.

Bahkan ilmuwan dari Harvard University yang dikutip dari Daily Star memprediksi krisis berkepanjangan ini bisa sampai 2022, maka semua orang bisa terkena dampaknya. Dan harus menjadi bagian penerima manfaat. Link berita https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4977599/para-ilmuwan-sarankan-sosial-distancing-perlu-dilakukan-hingga-2022
Artinya support system’ pendataan, referral atau rujukan, SOP penerimaan sudah terbangun, hanya perlu diupdate kembali kondisi dan pengembangan penerima manfaatnya ditengah wabah Covid 19.
*Ketiga isu tempat tinggal yang layak* menjadi hal sangat penting, bagi mereka kelompok pekerja harian, pekerja lepas, pekerja yang bidang usahanya berhenti karena kondisi Covid 19, pekerja yang perusahaannya berhenti atau membatasi produksi. Bahkan diberita sudah ada puluhan ribu pekerja sektor informal yang berhenti bekerja, karena perusahaannya disegel tidak boleh beroperasi. Terbayang 1 sampai 2 Minggu ke depan banyak buruh yang tidak bisa membayar sewa rumahnya. Link berita https://today.line.me/id/article/Industri+Garmen+di+KBN+Cakung+Disegel+karena+Beroperasi+Saat+PSBB-Xw6nLl
Karena dengan pendapatan yang menurun dan konsentrasi mereka dengan urusan perut, maka urusan tempat tinggal menjadi barang mewah yang sulit dipenuhi. Terutama bagi pekerja yang sewa rumah, ngontrak atau indekost. Karena tidak bisa membayar, apalagi kalau ditambah memiliki angsuran atau kredit.
Panti asuhan bisa dikembangkan menjadi tempat sementara. Namun dengan tidak begitu saja menerima, karena panti asuhan membutuhkan jaring pengaman sosial dalam menjalankannya. Butuh dukungan semua pihak, meski tidak harus semua, karena potensinya yang sudah ada dan tinggal diberdayakan bersama.
Dengan tempat, lahan, rumah layak yang tersedia dan dukungan pemerintah atau masyarakat sekitar, panti asuhan dapat membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal. Dengan orang tua menitipkan sementara anak mereka.
Terutama buruh yang bekerja di kawasan industri atau perkotaan yang jauh dari keluarga dan tergantung pada tempat tinggal sewa.
Mereka perlu tempat sementara dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Minimal anak anak mereka bisa dititipkan ditempat yang aman. Dengan catatan sebagai pilihan terakhir jika tidak mendapatkan pengasuh pengganti.
*Keempat panti asuhan dapat membangun dukungan psikologis* bagi penderita dan keluarganya.
Umumnya panti asuhan, pengurusnya adalah mereka yang aktif di masyarakat. Bahkan diberi gelar Ustadz, Kyai, Tokoh Agama, lintas agama dalam layanan di daerah setempat. Beberapa peran sudah dilaksanakan panti asuhan karena posisi ini, bahkan cenderung peran peran ini menguat. Hanya saja keterbatasan akses dan pembatasan jarak, mereka harus berfikir bagaimana beralih akrab dengan menggunakan teknologi.
Mereka bisa menjadi peran menjaga kesehatan jiwa masyarakat, ditengah krisis berkepanjangan ini.
Panti asuhan juga terbiasa menjalankan mekanisme referral atau rujukan, ketika merasa tidak bisa menangani masalah tertentu.
Maka mereka bisa sangat membantu menjadi bagian hilir layanan wabah Covid 19 di puskesmas, rumah sakit dan keluarga yang isolasi mandiri akibat menderita gejala Covid 19.
Artinya panti asuhan bisa menenangkan para penderita, para pasien, atau masyarakat yang sedang isolasi mandiri dirumahnya dan masyarakat pada umumnya yang masih perlu diperhatikan dalam mengenal wabah Covid 19 yang mematikan ini.
Tentu semua layanan keempat ini bisa dilakukan, dengan berbagai media, cara atau alat, agar tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Seperti para pimpinan atau pengasuh panti yang juga umumnya tokoh agama lokal dapat menggunakan APD ketika pelayanan penguatan psikomatis dan psikologis, masker, desinfektan. Terutama ketika berhadapan dengan penderita wabah Covid 19.
Memberikan vitamin, handphone dan pemanfaatan teknologi, dan produk kreatif lainnya seperti video video ajakan, meme, spanduk, mengirim SMS, kampanye dalam menenangkan penderitaan wabah Covid 19 dapat menjadi pilihan tokoh tokoh panti asuhan yang aktif di masyarakat.
Kelima, usaha usaha retail yang ada, di panti asuhan seperti konveksi atau usaha jahit dapat buat APD atau masker. Yang memiliki warung, toko, atau mart bisa menjadi lumbung pangan warga. Yang bergerak di tanaman, perkebunan atau persawahan bisa berkontribusi juga, bahkan dari bahan bahan itu bisa membuat desinfektan organik dan hand sanitizer organik, serta produk lainnya yang bisa dikemas untuk kebutuhan Covid 19 dari karya dan produk panti asuhan.
Dengan beberapa langkah Panti Asuhan membangun harapan di masyarakat. Diharapkan 2 atau 3 bulan ke depan seiring dengan daya tahan yang semakin berkurang dan persediaan yang makin menipis, kita dapat mengantisipasi dan dapat dihadapi bersama dengan tenang dan aman dengan bekerjasama bersama Panti Asuhan..
Maka dukungan semua pihak untuk memberi alternatif dan revitalisasi peran panti asuhan untuk tetap aktif di masyarakat menjadi pilihan strategis dalam menjalani krisis berkepanjangan ini.
Untuk itu panti asuhan di Jawa Timur dengan jejaringnya dapat berperan aktif, jemput bola, membuka komunikasi, membuka skema layanan bagi ortu pasien positif yang khawatir dengan anak anaknya, dengan puskesmas, rumah sakit dan masyarakat.
Semoga dengan langkah bergerak bersama dalam bencana nasional, respon tanggap darurat bersama sama ini. Indonesia Mampu Melawan Covid 19.