Pengasuhan Berbasis Keluarga

https://youtu.be/KcFk0gkoW-U

Penerapan Standar Nasional Pengasuhan Anak bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang dijalankan selama beberapa tahun terakhir ini telah membantu memajukan pemikiran dan tindakan dari berbagai pihak, baik itu Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Sosial, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang menyelenggarakan pengasuhan berbasis institusi (LKSA/Panti), ataupun individu yang melakukan praktek pengasuhan alternatif kepada anak-anak tanpa pengasuhan yang layak. Sejak disyahkannya Permensos  RI No. 30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak hingga akhir 2014, sudah sebanyak 1065 LKSA dengan 2199 peserta telah mengikuti serangkaian pelatihan atau bimbingan teknis untuk memahami SNPA. Selain itu sejumlah organisasi pengelola LKSA juga melakukan orientasi dan sosialisasi pengasuhan anak kepada konstituen mereka secara informal atau parsial. Ditahun 2015, baru dilakukan 2 kali pelatihan SNPA yaitu  di Serpong-Tangerang Selatan dan di 2 kota di Jawa Timur, yaitu Surabaya dan Bojonegoro, yang melibatkan 156 LKSA dan 183 peserta. Dari total 34 Propinsi, masih ada 4 Propinsi lagi yang belum terpapar dengan sosialisasi SNPA ini yaitu Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, Papua dan Papua Barat. Diharapkan tahun 2015 ini, Kemensos RI dan Save the Children bias bekerjasama untuk melakukan pengenalan dan pelatihan bagi Dinsos daerah dan LKSA utama di 4 Propinsi tersebut agar pemahaman bisa merata disemua Propinsi di Indonesia.

 

Selain itu sejumlah organisasi pengelola LKSA juga melakukan orientasi dan sosialisasi pengasuhan anak kepada konstituen mereka secara informal atau parsial.  Namun hingga saat ini, masih sedikit LKSA yang sudah mengikuti dan mendapatkan akreditasi dari Pusbinjabfung, sebagai lembaga yang berwenang untuk melakukan akreditasi bagi LKSA di Indonesia. Sejak 3 tahun lalu hingga Juni 2015 ini, dari 156 LKSA yang mengajukan untuk mengikuti proses akreditasi, 134 LKSA telah diakreditasi dan masih ada 22 lagi yang belum dapat diakreditasi. Padahal jumlah LKSA yang di Indonesia, ada sekitar 8,000 LKSA.

Saat ini semakin banyak pihak yang memiliki komitmen tinggi dalam mempromosikan pengasuhan berbasis keluarga kepada paling tidak lembaga atau pengelola LKSA/Panti dibawah organisasi mereka seperti Muhammmadiyah, NU, Persis, PGI, KWI, Hindu Persada dan telah membentuk semacam forum ataupun aliansi yang melakukan upaya dan terobosan dalam rangka menyikapi berlakunya SNPA dan terus memperbaiki kualitas pengasuhan yang dilakukan oleh LKSA mereka. Salah satunya adalah ASUH SIAGA atau Aliansi Pengasuhan Berbasis Keluarga yang beranggotakan 12 lembaga, yang telah melakukan giatnya melalui dukungan Family for Every Child sejak tahun 2014. Lembaga tersebut adalah MPS PP Muhammadiyah, MKS PP Aisyah, LKK Nahdatul Ulama, PP Persis, Sahabat Anak, Forum LKSA dan PSAA Nasional, Panti Muslimin, SOS Village, Dompet Dhuafa, Bina Anak Pertiwi, dan AMCF.

 

Fakta dan analisa menunjukkan bahwa masih banyak kasus kekerasan anak yang terjadi didalam keluarganya, atau keluaga angkatnya, atau diakibatkan oleh situasi keluarganya, dikarenakan ketidak mampuan orangtua ataupengasuh utama untuk memberikan pengasuhan yang layak bagi setiap anak yang menjadi tanggung jawabnya. Beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini, seperti sebuah gunung es yang kita semua sadari bahwa tidak terlalu banyak upaya untuk memperkuat pemahaman, perilaku, bahkan mekanisme dan sistim yang seharusnya bias dibangun hingga ditingkat keluarga dan masyarakat, masih sangat lebih. Oleh karena itu, upaya yang lebih intens dan continue seharusnya dilakukan, baik oleh Pemerintah dari pusat hingga desa, serta segala komponen masyarakat untuk membangun pemahaman yang sistimatis harus terus berlangsung.

Dalam rangka mempromosikan pentingnya pengasuhan anak, jaringan pengasuhan berbasis keluarga ini berencana untuk membuat sebuah iklan layanan yang isinya adalah dukungan dari berbagai tokoh terkait yang bisa menjadi inspirasi untuk mengkampanyekan pentingnya pengasuhan anak yang berkualitas baik itu bersama keluarga intinya maupun diasuh oleh orangtua pengganti (pengasuhan alternatif).

Check Also

Ingat Di Area Bencana: Anak Tidak Sekuat Orang Dewasa

Bulan Januari ini bencana datang silih berganti. Di tengah peringatan BMKG tentang cuaca ekstrim yang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *