Sudah masuk malam ke 7 di malam jumat ini, pasca kejadian Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah. Banyak korban diperkirakan yang belum terangkat, tampak di televisi, jenazah jenazah yang masih tergeletak di halaman Rumah Sakit Undata, sampai hari ke 7 baru bisa dibersihkan dengan kondisi sudah hancur dan bengkak.
Ustadz Irwandi S Nurhamidin Kepala Panti Ar Rahman menyatakan kewajiban seorang muslim ketika ada orang meninggal dunia adalah Memandikan, Mengkafani, Mesholatkan dan Menguburkan. Lalu bagaimana mereka yang belum terangkat, belum diketahui identitasnya, masih tertimbun bangunan bahkan belum ditemukan dan diketahui nasibnya? Tentu kita berharap yang terbaik untuk mereka, namun jika mereka meninggal tanpa diketahui, maka kewajiban kita sebagai Muslim tetap ada, yaitu melaksanakan Sholat Gaib untuk mereka.
Oleh karena itu Panti Ar Rahman mengajak warga ditempat kami untuk menjadikan Jumat ini sebagai Gerakan Sholat Gaib selepas Sholat Jumat. Mungkin kita tidak bisa menguburkan mereka, tidak lagi mengenali wajahnya, tapi kewajiban kita sebagai Muslim tetap harus memulyakan mereka, memberi ruang keikhlasan, ketenangan bagi yang ditinggalkan maupun yang mungkin mencari keluarganya tetapi telah meninggal.
Pengalaman Ketua Umum Fornas Panti Sosial Asuhan Anak Yanto Mulya Pibiwanto yang biasa memandikan jenazah menyampaikan, seringkali keluarga yang memintanya memandikan jenazah, bertanya bagaimana supaya mereka bisa dikafani dengan baik, karena ada anggota tubuh yang masih kaku. Namun dengan menyentuhnya dan mengelusnya sambil berdoa, akhirnya tubuh itu tidak kaku lagi dan dapat dikafani dengan baik.
Bagi Yanto, artinya sholat gaib dan doa itu wajib dihantarkan kepada mereka yang telah meninggal. Untuk itu himbauan Panti Ar Rahman menjadi penting. Bahwa mereka yang meninggal dan ditinggalkan butuh diberi ruang penghormatan, agar yang ditinggalkan ikhlas, kuat serta tabah.
Irwandi S. Nurhamidin berharap masyarakat yang berada di tempat korban korban yang belum ditemukan atau belum terangkat, segera melaksanakan sholat gaib di tempat tempat tersebut, seperti korban korban yang belum ditemukan pada daerah yang berdampak rusat berat, Likuifaksi dan tergerus Tsunami.
Seperti korban korban yang mungkin belum ditemukan di Perumnas Kota Palu yang mengalami Likuifaksi, Kelurahan Balaroa yang mengalami Likuifaksi, Kelurahan Lere yang mengalami Tsunami, Kelurahan Talise yang berada dipinggir pantai mengalami Tsunami, Kabupaten Donggala yang mengalami tsunami, Kelurahan Petowo Kabupaten Sigi yang mengalami tanah berjalan dan Desa Sibalaya Kabupaten Sigi yang mengalami tanah berjalan, sebaiknya masyarakat terdekat melaksanakan Sholat Gaib. Terutama daerah daerah yang banyak korban belum ditemukan, kita sholat Gaib disana. Guna menguatkan yang ditinggalkan dan menghormati yang telah mendahului kita.
Kita berharap semua jenazah dapat pergi dengan tenang, Husnul Khotimah, didoakan seluruh Indonesia, diberikan penghormatan di Jumat yang berkah ini. Mari kirimkan doa, yasinan, tahlil. Seperti diketahui korban yang ditemukan telah mencapai ribuan, bahkan masih ada yang hilang.
Momen Jumat besok adalah Gerakan Sholat Gaib selepas Sholat Jumat untuk para korban Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah. Kami mengajak umat Islam yang berada di Indonesia, bahkan mungkin yang mendengar berita ini diluar negeri, untuk melaksanakan Gerakan Sholat Gaib selepas Sholat Jumat. Juga umat beragama lainnya untuk berdoa dan menandai kepergian mereka.
Kami juga akan mengajak warga yang masih trauma, menunggu mereka yang hilang dan belum diketemukan ditempat tempat tadi, untuk melepas bersama dengan Gerakan Sholat Gaib selepas Sholat Jumat. Di pengungsian kami ada seorang bapak yang menunggu kedua anaknya dan isterinya yang tak kunjung datang. Rumahnya terkubur akibat Likuifaksi di Balaroa. Ia mengungsi disini dan sering melamun menunggu kedatangan istri dan anaknya, namun sampai sekarang tak kunjung datang.
Oleh karena itu saya ajak beliau untuk, mensedekahkan waktu dengan berkegiatan disini, yang diperuntukkan buat anak dan istrinya. Itu yang membuatnya berangsur angsur lebih tenang, demikian penjelasan Ustadz Irwandi Kepala Panti Ar Rahman Jalan Sungai Manonda Kelurahan Duyu Kecamatan Tantanga Kota Palu.