Berbagai penjangkauan atas data 11.045 anak yatim/piatu dan yatim piatu dari RapidPro PPA terus diupate hingga 30 Agustus 2021 pukul 09:57 WIB. Dengan rincian yatim 6076, Piatu 3985, yatim piatu 620 dan tanpa keterangan 364,
Begitu juga sebelumnya Menteri Sosial Ibu Tri Rismaharini menyampaikan ada 11.045 anak yatim/piatu dan yatim piatu, sehingga mendorong agar segera di respon dari kesempatan pertama ditemukan.
Menjawab pendataan Rapid Pro Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan data Kementerian Sosial, Mercy Tirayoh inisiator Gerakan Bantu Keluarga di platform https://kitabisa.com/campaign/GERAKANBANTUKELUARGA menyampaikan hasil penjangkauan mereka.
Sudah sebulan, dirinya bergerak bersama jaringan media dan aktifis perlindungan anak serta aktifis perlindungan perempuan, dalam merespon laporan masyarakat tentang situasi keluarga yang kehilangan ini. Ada beragam situasinya yang menentukan respon gerakan kami. Karena situasi anak anak yang kehilangan berada dalam berbagai bentuk pengasuhan pengganti. Yang benar benar akan membedakan dalam intervensinya.
Seperti yang telah dijangkau di Setu Bekasi, 3 anak yang Ibu Bapaknya meninggal, kini diasuh sesama perantauan Ruteng, Manggarai, Flores. Dia adalah Sertu TNI Eduardus Marung bersama istrinya Maria Cahaya.
Berbeda di Kampung Rawa Terate Cakung, seorang kakak mengasuh 3 adiknya, yaitu Ismi Suci Anggraini yang kini bekerja oursourcing Cleaning Service di Kantor Pajak, Cawang. Setelah orang tuanya meninggal karena Covid.
Dari penjangkauan tersebut, ada kebutuhan membuka akses untuk keluarga, dalam rangka solusi yang bersifat jangka panjang dan tanpa menghilangkan martabat mereka, sebagai orang yang berani mengambil tanggung jawab alih pengasuhan.
Bahwa ada kebutuhan solusi jangka panjang yang harus dipikirkan. Untuk itulah hal ini Gerakan Bantu Keluarga melakukan komunikasi dengan Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
“Kami berencana akan berkirim surat ke Kementerian dan Lembaga terkait, misalnya, karena mereka bekerja di lembaga negara, penting tempat mereka bekerja di informasikan.
Seperti Sertu Edi Marung yang kini ketambahan 3 anak kakak beradik, siapa tahu ada solusi dari Panglima TNI Hadi Tjahyanto, karena beliau sangat peduli. Seperti dengan memasukkan 3 anak yang kini diasuh, menjadi jaminan Sertu Edi Marung melalui TNI, atau bila dianggap sudah cukup pengabdian dan persyaratan, bisa diusulkan kenaikan kepangkatan guna peningkatan kesejahteraan dalam mendukung 4 anak” kata Fristian Griec Sekjen Gen Indonesia.
Begitupun Ismi Suci Anggraini yang kini Outsourcing di Kantor Pajak pemerintah, Siapa tahu juga ada solusi dari Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati melalui Dirjen Pajak, untuk menghimbau Dirjen Pajak memasukkannya menjadi ASN di pegawai dasar, seperti posisi administrasi atau pramubakti. Sehingga ketiga adiknya dapat mennjadi bagian jaminan pemerintah melalui Kemenkeu dengan Ismi menjadi ASN. Atau posisi Cleaning Servis sekarang, dinaikkan menjadi supervisor CS, bila memenuhi persyaratan.
Karena memang setiap instansi pemerintah menjamin karyawan dan anak anaknya, terutama dalam dukungan beasiswa pendidikan. Hanya programnya untuk orang tua kandung, lalu bagaimana dengan Sertu Edu yang kedatangan 3 anak dan Ismi Suci Anggraini yang merupakan anak dan mengasuh 3 adiknya. Ini yang harus difikirkan, karena butuh pemegang kebijakan tertinggi di instansi masing masing untuk memberi jalan keluar dari kebijakan yang ada.
Hal ini disepakati Hellen Sinombor jurnalis senior yang juga menjadi Koordinator Jaringan Media Kawan Anak, ia akan mencoba menghubungkan dengan pimpinan lembaga tersebut. Sebenarnya Panglima TNI dan Menteri Keuangan sangat peduli, apalagi isu kemanusiaan yang perlu segera di respon. Sehingga menjadi solusi yang bermartabat, berdikari dan kemandirian untuk pejuang perempuan seperti Ismi yang sekaligus mengambil peran tanggung jawab mengasuh 3 kakak beradik dan Sertu Edu yang yang kini mengasuh 3 anak sekaligus, selain 1 anak kandung yang diasuhnya saat ini. Tetapi memang perlu ada yang bisa menyampaikan, sehingga di dengar langsung Ibu Menteri Keuangan dan Bapak Panglima TNI.
Gerakan Bantu Keluarga adalah gerakan jaringan lintas media dan aktifis anak serta aktifis perempuan yang berinisiatif, setelah beberapa kali melakukan penjangkauan, dan penting menggerakkan kepedulian. Karena ada kebutuhan tidak hanya memberitakan dan penjangkauan, tetapi perlu segera merespon berbagai kebutuhan beragam dari setiap keluarga yang ditemukan anak anaknya tertinggal, jelas Sonya.
Untuk menjaga momentum dan merawat solidaritas kolaborasi teman teman media dan aktifis perempuan anak dalam menjemput bola dengan besarnya data anak yatim piatu melalui Rapid Pro, kemudian mereka melaunching Gerakan Bantu Keluarga bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bunda I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada 30 Agustus 2021 di Setu Bekasi, saat menjangkau keluarga Sertu Eduardus Marung dan Ibu Maria Cahaya.
Budhi Kurniawan Jurnalis yang juga menjadi inisiator Gerakan Bantu Keluarga, mengapresiasi Ibu Menteri PPPA. Launching bersama Ibu Bintang Puspayoga menjadi monumental untuk Gerakan Bantu Keluarga. Karena ini kolaborasi media yang selalu mengikuti kunjungan kunjungan para publik figur, dan mereka melihat pemerintah tidak bisa ditinggal sendirian, karena datanya bergerak terus, dan pandemi belum berakhir.
Karena kondisi ini, wartawan sering mendapat laporan langsung masyarakat, sehingga gerakan ini penting untuk para wartawan. Tidak hanya saluran berita tetapi juga saluran harapan masyarakat Indonesia yang aktif bersama media menyuarakan anak anak. Kami akan terus mensosialisasikan gerakan ini ke pekerja media, agar gerakannya dapat semakin di rasakan seluruh Indonesia.
Sebenarnya ada tim yang bekerja sangat luar biasa, sampai Gerakan Bantu Keluarga saat ini didukung 7721 orang melalui platform kitabisa.com dengan klik https://kitabisa.com/campaign/GERAKANBANTUKELUARGA .
Ini proses panjang dan berharga, yang digawangi Jurnalis dan aktivis dari Gen Indonesia, Jaringan Media Kawan Anak Hellen Sinombor, Lingkaran Studi Anak Nusantara Budhi Kurniawan, Ilma Sovri Yanti Pemred Kantor Berita Anak Indonesia, Manajer Program dan Konten Gerakan Bantu Keluarga Michael Billy, Pimpinan Lembaga Partisipasi Perempuan Evie Permata Sari dan Pimpinan Paritas Institute Woro Wahyuningtas.