KBAI, Jakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pelayanan Sosial (MPS) melaksanakan Finalisasi Ketentuan Majelis di Yogyakarta mulai 17 sampai 21 Januari 2022, yang resmi dibuka hari ini oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrohman.
Ia menyampaikan berbagai produk organisasi dalam memajukan Amal Usaha Sosial telah di terbitkan MPS. Sekaligus melalui acara ini, kita ingin menguatkan konsen terhadap Big Data Muhammadiyah. Dengan memilah data mana yang bisa di akses oleh umum dan mana data yang hanya bisa diakses untuk kepentingan internal.
Muhammadiyah memandang penting agar Big Data Muhammadiyah kita bisa selesai sebelum Muktamar. Agar kerja kerja Asessment potensi diri bisa berjalan dengan tepat. Kita tidak bisa lagi di jaman seperti ini, menjawab berapa jumlah yang kita layani, dengan jawaban kata ‘sekitar’. Artinya dalam menghitung saja kita masih primitif.
Oleh karena itu MPS melalui Rapat Kerja Finalisasi Ketentuan Majelis ingin betul betul mengawal terus dan mendukung proses penyusunan Big Data ini. Kita berharap di masa terakhir periode kepengurusan ada warisan yang monumental dengan pedoman pedoman yang sedang kita susun, termasuk Big Data Muhammadiyah dalam Amal Usaha Sosial. Sebenarnya banyak perubahan sejak Muktamar Makasar, seperti keberpihakan kita kepada lansia, yang menjadi kiprah luar biasa melalui MPS.
Saya ingin mengakhiri pidato pembukaan via zoom ini dengan Doa Nabi Ibrahim:
Rabbi habli hukmaw wa alhiqni bisalihin
Waj’al li orala sidqin fil Akhirin
Waj’alni miw warasati jannatin naim
Wagfirli abi innahu kana minad dallin
Wa la tukhzini yauma yub’asun
Kita ingat betul doa Nabi Ibrahim bahwa anugerahkan kepada kami hukmaw yaitu kebijaksanaan, atau bisa kita sebut ‘ilmu pengetahun’, agar kami dapat berbuat bijaksana, dan kumpulkanlah kami dengan orang orang soleh yang peduli pada kesusahan orang banyak. Dan jadikanlah buah bibir kebajikan bagi generasi sesudah , Artinya generasi kita harus mewarisi kebajikan. Dan menjadi pewaris Jannatun Naim
Pelayanan sosial adalah agar kita bisa mengentaskan saudara saudara kita yang memilki problem sosial. Karena urusan urusan inilah yang paling dicintai Rasulullah, bahkan perbuatan yang paling di suka, dibanding I’tikaf sebulan penuh. Kalau orang wakaf hartanya luar biasa, tapi bisa jadi keberpihakan kita kepada saudara yang membutuhkan pendampingan yang menghantarkan kita ke surga. Amin, tutup Agus.**