Siapa yang ingin kehilangan anak?
Siapa yang ingin anaknya diculik?
Siapa yang ingin anaknya mendapatkan kekerasan?
Siapa yang ingin tidak punya anak?
Jelas tidak ada orang tua yang mau.
Karena itu akan menyakitkan, menyanyat hati dan kesedihan yang tak termaafkan.
Namun kenyataannya, KPAI melaporkan melalui Rita Pranawati Komisioner bidang Pengasuhan bahwa ada 18 anak mendapat perlakuan salah orang tuanya. Bahkan mungkin banyak yang tak terlaporkan. Jutaan anak terlantar. Yang mungkin tidak akan pernah dipahami Callista. Kenapa harus dia?
Karena kita pernah mendengar tangisan, merasakan, bahkan kita melihat bayi dan anak anak yang membutuhkan pertolongan.
Binaran mata yang menggemaskan dari Callista, terus menatap ibunya, yang berganti linangan air mata.
Senyum mungilnya itu lama lama bernanar, bergetar, menahan rasa sakit.
Gerakan tubuhnya yang ingin menggapai kasih sayang berganti menahan rasa, hingga mengalami peradangan otak.
Entah apa lagi yang bisa mengambarkan kesakitan ia selama 1 tahun 6 bulan.
Kini 15 hari ia menjalani berbagai alat yang dimasukkan di tubuhnya pada ruang ICU RSUD Karawang. Demi bisa tersenyum, manatap, bergerak.
Hanya sayangnya ekspresi itu diberikan kepada Ibunya dan kita semua dalam KOMA.
Dendang ini hanyalah untuk menghibur hati kita semua. Yang sebenarnya tidak bisa berkata apa apa. Tentang rasa seorang ananda Callista yang menahan berat rasa ingin di sayang hingga meninggal.
Selamat jalan ananda Callista. Terlalu dalam kesedihan kami.
Callista anakku semoga di alam sana, kau temukan kasih sayang, pelukan yang ananda harapkan.
Sambil doakan kami Callista agar tidak terus memproduksi kekerasan. Maafkan kami semua orangtuamu.
Semoga dari ananda Callista kita bisa belajar. Bahwa Kekerasan di balas kekerasan, terus akan melahirkan kekerasan baru.
Jadikan sepeninggal Callista kita menjadi orang tua yang mulai mengurangi kekerasan untuk seluruh anak Indonesia, bahkan dunia.
Redaksi KBAI