Dampak Asap telah membuat sekolah SMP di Ketapang Kalimantan Barat Indonesia meliburkan siswanya.
Kondisi asap sudah seminggu dan sejak Kamis kemarin anak anak diliburkan sekolah. Demikian pernyataan Rina Erwita ibu rumah tangga yang tinggal di Kampung Tengah, Ketapang, Kalimantan Barat.
Anak perempuannya menggambarkan apa yang dirasakan dengan bahasa lokal, sesak nafas mae, coba ma pegi bejalan bejalan, ujarnya.
Ia melanjutkan, anaknya merasakan mata pedih dan nafas sesak. Kalau saya dirumah aja, aktifitasnya dalam rumah. Pas berjalan pakai Honda atau motor untuk belanja baru terasa. Nafas agak sesak, apalagi yang sakit pernafasan.
Asap akan lebih terlhat ketika subuh, pagi dan malam. Tadinya anaknya yang SMP libur, namun sejak Senin karena ulangan sudah masuk sekolah sampai sekarang. Ayahnya yang mengantarkan dengan Honda setiap hari ke sekolah, jarak sekolah dari rumah kurang lebih sekilo.
Sekarang orang dikampung hanya minta hujan, karena dari bulan puasa tidak ada hujan. Kami tinggal dekat sungai tapi muara laut nampak. Kalau siang surut kalau sore naik. Air sungai biasanya tidak asin, karena tidak hujan, air laut jadi masuk, sehingga air sungai asin. Padahal sungai itu lebar dan luas, namanya Sungai Pawan, tutupnya.
Direktur Eksekutif Rights Asia Nukila Evanty menyampaikan situasi berkepanjangan ini membawa situasi buruk untuk kelompok bayi, anak anak, perempuan hamil dan menyusui, para penyandang disabilitas, serta lanjut usia.
Begitu juga kelompok yang rentan terkena Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan penyakit lainnya. Karena sepanjang Januari sampai September Dinas Kesehatan Riau menyampaikan penderita ISPA telah mencapai 39.277 orang. Dan dampak asap akan menambah deretan terserangnya pneumonia, iritasi mata, iritasi kulit, diare dan bronkitis akut.
Beberapa anak anak yang ditemui team RIGHTS Asia di Pekanbaru (16/9) dalam keadaan mengeluh, tidak suka dalam keadaan berasap, sesak nafas, kondisi batuk, mata berair dan flu.
Akibat dampak asap yang panjang, ada keluarga dan anak anak yang keluar dari daerahnya karena berbagai sebab. Dan ada keluarga dan anak anak yang bertahan dengan mengurangi aktifitas luar.
Saya meminta sekolah memiliki mekanisme mitigasi dampak bencana asap, karena sudah berulang ulang terjadi. Apalagi beberapa sekolah sudah melaksanakan ulangan. Sehingga bila terjadi kebutuhan pertolongan darurat, sekolah sudah menyediakan, tutup Nukila yang juga merupakan Direktur Eksekutif Women Working Group.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan poster yang disebar via Media Sosial dengan ajakan untuk Lindungi Diri Dari Bahaya Asap, dengan:
- Hindari atau Kurangi Aktifitas di luar rumah atau gedung. Terutama kalau sudah terganggu pernafasan dan bagi penderita jantung.
- Jika harus keluar rumah atau gedung, harus memakai masker.
- Minumlah air putih lebih sering dan lebih banyak.
- Bagi yang memiliki gangguan paru dan jantung agar konsultasi ke dokter untuk mendapatkan perlindungan tambahan.
- Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) seperti makan makanan bergizi, jangan merokok dan istirahat yang cukup.
- Upayakan agar polusi tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor dan ruang tertutup lainnya.
- Penampungan air dan makanan harus terlindung dengan baik.
- Sayur sayuran dan buah buahan harus dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman harus dikonsumsi dengan baik.
Mari simak link video Youtube hasil wawancara Tim RIGHTS Asia menanyakan pendapat seorang anak di Pekanbaru tentang dampak Pembakaran Hutan dan Lahan atau Karhutla. Silahkan klik di Testimoni Anak Pekanbaru tentang Asap