Indonesia masih menghadapi kekurangan gizi yang tinggi. Pertama pada balita yaitu pendek (stunting) dan kurus (wasting). Kedua pada perempuan dan Ibu Hamil yaitu anemia dan kurang energy kronik. Hal ini dijelaskan dalam pertemuan Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan Bapak Entos Zaenal Kepala Sub Direktorat Promosi Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas di Yogyakarta.
Dalam diskusi tersebut disepakati pentingnya mengatasi anemia yang dalam Rencana Kerja Pemerintah – RKP 2018 menjadi prioritas nasional. Ada 3 program priotitas, pertama kesehatan ibu dan anak, kedua pencegahan dan pengendalian penyakit, ketiga promotif dan preventif. Yang didalamnya ada prioritas penurunan stunting.
Hal tersebut juga menjadi RPJMN 2015 – 2019, sayangnya justru ibu hamil yang mengalami anemia saat ini meningkat, yang dapat berdampak berat pada kualitas generasi bangsa. Ke depan generasi bangsa kita akan menghadapi persaingan yang tinggi, dengan semakin terbukanya pasar bebas dalam hal penempatan tenaga kerja, lanjut Pak Entos.
Untuk itu Bappenas berharap antara Kemenkes dan Nasyiatul Aisyiyah menginisiasi kerjasama penyaluran tablet penambah darah sampai pendampingan meminumnya. Seperti diketahui perempuan terus mengeluarkan darah melalui menstruasi, padahal kekurangan darah pada ibu hamil dapat menyebabkan anak mengalami stunting.
Ibu Diyah Puspitarini menyatakan Nasyiatul Aisyiyah secara rutin melakukan pendampingan remaja putri dan perempuan melalui PASHMINA. Hal hal yang disampaikan sebenarnya telah kami lakukan di seluruh propinsi. Kami memiliki 6 pos dari setiap aktifitas PASHMINA. Mulai dari pemeriksaan, Cek HB, Gizi, IMT, pendampingan psikologi dan pos edukasi terakhir adalah tersedianya pos gizi. Pendidikan reproduksi jug amenjadi agenda rutin untuk menjelaskan kepada remaja putri terutama yang akan memasuki dunia pernikahan.
Untuk itu kami menyambut baik penyaluran vitamin penambah darah bagi para perempuan atau remaja putri. Begitu juga pemeriksaan bayi dengan menambahkannya rasio berat badan dan tinggi badan guna cegah stunting. Penyadaran nasional ini akan jadi agenda rutin PASHMINA.
NA juga berharap kampanye Stunting menjadi high political, komitmen dari setiap yang memimpin di Indonesia baik pemerintah daerah maupun pusat. Fungsi advokasi sosial dan kontrol sosial akan dijalankan dalam rangka mempengaruhi baik secara internal maupun eksternal. Terutama pemanfaatan program ini pada 20% keluarga miskin atau biasanya kami menyebutnya dengan Mustadhafin, sebagaimana yang disampaikan Bapak Entos.