Saat ini begitu banyak pengembangan kata atau diksi seperti judul diatas. Bukannya tidak boleh kita ikut menanggung bersama kerja perlindungan anak.
Namun kalau melihat kisah perjuangan mereka menemui anak Indonesia di berbagai pulau dan tempat. Rasanya butuh nyawa 9 untuk meneguhkan keberanian berjuang menjadi Pekerja Sosial.
Berjalan menghadapi area jalan, sungai, menyebrang antar pulau dan tempat, berhari hari menuju lokasi, menemui para pelaku dan korban dengan putaran problema di sekitarnya, telah menjadi keterampilan dan pengalaman Peksos dalam pengabdiannya.
Bahkan di tingkat legislasi DPR RI pun mereka berjuang melalui berbagai perkumpulan dan organisasi Peksos untuk memperjuangkan RUU Praktik Pekerjaan Sosial.
Jangan mengukur atau tanya pendapatannya ya. Karena seiring mereka bekerja dan menjalani, profesi ini seperti jalan dan pilihan. Menjadi panggilan hidup.
Tentu kita sering mendengar dan melihat begitu dramatisnya kisah anak anak yang menjadi korban kekerasan. Terutama di media media mainstream seperti TV, Radio dan Sosial Media.
Namun kali ini tim KBAI diajak merasakan langsung di pusat informasi kerja Satuan Bhakti Pekerja Sosial. Secara 24 jam dari detik, menit dan hari perjalanan sebuah pendampingan tergambarkan bak film berkisah. Bisa sangat heroik, mengharukan, tegang dan mengundang air mata.
Tapi ini bukan film. Namun koordinasi 24 jam tak mengenal hari dalam serentak melakukan perlindungan anak Indonesia.
Baru 2 Minggu memantau pusat informasi kerja Sakti Peksos saja, tim KBAI speechless.
Tim KBAI menjadi saksi kerja kerja luar biasa dalam menghadapi tantangan perlindungan anak Indonesia. Tidak kalah dengan pemberitaan media mainstream.
Bahkan bisa dikatakan menjadi Peksos anda harus punya urat dan nyawa lebih. Memang benar benar harus berani dan komitmen menangani berbagai kasus yang belum tentu tahu alam rimbanya.
Namun dengan berbekal ilmu Kesejahteraan Sosial dan memahami berbagai regulasi peraturan, nyatanya profesi ini diminati 987 Sakti Peksos yang ditempatkan di 500 Kabupaten dan Kota Indonesia oleh Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos. Apakah anda terpanggil untuk jadi Peksos?