KBAI Kantor Berita Anak Indonesia
Related Articles
Situasi aksi demontrasi atas 2 isu besar RUU KUHP dan RUU KPK masih menjadi perhatian besar masyarakat. Mulai dari kampus, guru besar, pemerhati terus mengkritisi isi perubahan undang undang. Bahkan aksi pelajar mulai dari SMP, SMK, STM (25/6) kemarin telah menyebabkan ribuan anak terjaring dan diamankan Kepolisian.
Aliansi Kami Bersama Anak Indonesia bersama Kak Seto Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia memberi perhatian langsung, setiba jam 20.00 di langsung diarahkan menuju Unit PPA dengan disambut Ibu Endang Kanit PPA. Ia menyampaikan kepada Kak Seto sedang berkoordinasi, karena penanganannya tersebar. Kak Seto langsung diajak menuju Direktorat Reskrimsus Unit Renakta 1, 2 dan 3.
Melihat langsung kondisi anak anak yang terlibat aksi siang sampai malam tadi. Kak Seto diajak memantau petugas. Para petugas petugas kepolisian dan P2TP2A menyampaikan sedang menyusun kronologi keterlibatan anak anak. Di ruang Renakta ada 4 orang anak yang diamankan saat aksi di Fly Over Slipi, yang sedang didampingi orang tua anak dan petugas P2TP2A Rizal. Selanjutnya juga ada 5 anak yang digiring petugas masuk ruang Renakta atas perlakukan kekerasan terhadap petugas kepolisian, yang videonya viral di jalur busway sedang memukul salah satu anggota.
Seto Mulyadi sangat mengapresiasi kinerja kepolisian, tentu dengan jumlah yang sangat banyak dibutuhkan kinerja tinggi dan prima. Ia menyatakan dukungan yang dilakukan kepolisian, dan agar dalam pelaksanaan tetap memperhatikan kebutuhan anak anak. Seperti pendamping anak, tempat yang layak, serta dalam proseesnya memperhatikan Undang Undang Sistem Peradilan Pidana Anak. Ia mengapresiasi kerja cepat Kepolisian yang segera memulangkan anak anak. Baginya anak anak berada dalam situasi yang dimanfaatkan, mereka bisa menyampaikan pendapat, hanya saja lokasi mereka menyampaikan pendapat sangat rawan dan beresiko. Ini yang menjadi perhatian bersama Kak Seto dan Kepolisian.
Ilma Sovri Yanti dari Aliansi Kita Bersama Anak Indonesia menyampaikan ada beberapa unit Polda Metro Jaya yang sedang menyisir dan mendata anak anak. Mereka yang dianggap tidak terlibat lebih jauh dilepaskan dan dikembalikan kepada orang tua. Nampak sejak masuk Polda Metro orang tua dan anak anak berada dalam berbagai situasi, ada yang datang, pulang, menunggu dijemput bahkan ada pelajar yang menunggu teman temannya yang belum keluar. Kanit renakta menjanjikan kepada Kak Seto segera melaporkan setelah semua terdata dengan baik.
Menurut pengakuan kepolisan banyak yang masih anak, pakai baju sekolah dan ada yang perempuan. Saat ini kumpul di aula dan dalam penyidikan. Yang terlibat kekerasan langsung di bawa Reskrimsus. Ketika keluar Polda Metro Jaya kami bersama Kak Seto bertemu teman teman pelajar yang menunggu teman temannya yang lain, dan banyak sekali anak anak berseragam sekolah. Ada yang menunggu jemputan orang tuanya, tutup Ilma.
Kak Seto melihat kondisi anak anak bertebaran di sekitar Halte Busway Semanggi langsung turun dan menanyakan kondisi mereka. Dalam keterangan anak ketika ditanya, mereka sedang menunggu teman temannya yang masih di data kepolisian. Ketika ditanya kenapa ikut demo, mereka menjawab diajak teman teman solidaritas. Namun ketika ditanya untuk aksi apa, pelajar menjawab soal RKUHP. Ketika ditanya kembali apa yang mereka protes tentang RKUHP, mereka bicara tentang tidak bolehnya pasangan suami istri memaksa berhubungan, lalu bagaimana bisa punya anak, kata mereka.
