Home / KBAI Reportase / Hari Anak: Darurat Selamatkan Bayi Ahyana Ardina Putri

Hari Anak: Darurat Selamatkan Bayi Ahyana Ardina Putri

Ancaman hilang nyawa akan dialami seorang bayi Ahyana anak kedua dari pasangan Ibu Lilis dan Pak Suhardi. Akibat fungsi Hati tidak berfungsi (Atresia Bilier) yang berakibat saluran empedu tidak bisa mengalir keluar dari hati. Sehingga tidak bisa menetralisir racun yang ada dalam tubuh. Dan bayi menjadi berwarna kuning karena keracunan.

Padahal teknologi kedokteran telah banyak bukti bisa diselamatkan 100 persen dengan biaya 1,6 Milyar. Hanya saja biaya yang tidak pernah akan bisa dipenuhi seorang buruh dengan penghasilan 1,5 juta. Namun mereka sudah mengorbankan segalanya. BPJS tahun 2017 menyampaikan untuk sakit seperti ini hanya bisa dibantu 200 juta.

German Anggent dari BPJS Wacth menyampaikan, sejak 2010 kasus seperti ini, kami dampingi dan memang kami dorong agar orang tua melakukan penggalangan dana karena Negara hanya mampu membantu 200 juta. Pengamatan kami baru 2 kasus saja di Indonesia yang berhasil diselamatkan, itupun karena sangat tergantung dukungan dana dari masyarakat (Crowd Funding).

Sitty Hikmawati Komisioner KPAI Bidang Kesehatan dan NAPZA menyampaikan Untuk itu dalam waktu singkat seperti ini hanya bisa menggerakkan lembaga lembaga yang memiliki data dan mampu mengerakkan Crowd Funding secara massif

Dan itu hanya dimiliki lembaga lembaga Filantropi seperti Lazismu, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Forum Zakat (FOZ), Kita Bisa . Com, lembaga lembaga keagamaan, dan lain lain yang memiliki jejaring luas di masyarakat.

Seperti di ketahui perintah di Hari Anak Nasional mengangkat tema Anak Indonesia – Anak Yang Bahagia. Untuk itu mari kita menguji diri di momentum spesial Hari Anak Nasional untuk bahagiakan Bayi Ahyana. Saya sekali lagi mengajak mari bergerak bersama untuk Selamatkan Bayi Ahyana.

Kami sangat berharap dan meminta khusus media ikut menyebarluaskan kondisi bayi Ahyana.

Ke depan seharusnya Negara menyediakan anggaran khusus buat anak anak berkebutuhan khusus, seperti kasus ananda ini. Akibat kebutuhan yang sangat besar.

Seperti alokasi dana yang sudah dilakukan Negara untuk kasus demam berdarah, TBC, HIV/Aids. Yang membuat Negara sejak awal bisa mengantisipasinya. Bukan karena besarnya dana, tetapi menyelamatkan satu anak adalah menyelamatkan masa depan bangsa seluruhnya dalam rangka pengarusutamaan kepentingan terbaik dan keberpihakan kepada anak anak, tutup Hikmah.

Check Also

Caper Lo: Hilangnya Apresiasi Di Masa Remaja

Seringkali kita mendengar remaja kita, membully secara psikologis dengan sebaya, dengan kata Caper Lo!!!. Padahal …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

%d blogger menyukai ini: