Kantor Berita Anak Indonesia diundang dalam Briefing Media Hari Anak Yatim yang akan di launching 26/7/2018 di Hotel Arsilia Bandung. Dalam konpers yang diselenggarakan di ruang Puspita hadir Epi Kusnandar yang terdorong ikut mendukung Gerakan Donasi Nasional untuk 5400 Panti.
Acara tersebut merupakan briefing media Gerakan Donasi Nasional (GDN) yang dilaksanakan Forum Nasional Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Panti Sosial Asuhan Anak (Fornas LKSA PSAA).
Yanto Mulya Pibiwanto selaku Ketua organisasi tersebut menyampaikan 5400 panti di undang dalam gelaran Musyawarah Nasional LKSA PSAA yang akan diadakan 24 sampai 27 Juli mendatang. Gerakan Donasi Nasional menjadi pre event perhelatan akbar ini.
Dorongan Hadir Epi Kusnandar
Kang Mus yang memiliki nama Epi Kusnandar menceritakan kehadirannya kepada wartawan. Ketika saya mendengar kata anak yatim, sudah terbayang masa kecil saya yang ‘nggak punya pegangan’. Ditinggal ayah umur 3 tahun jadi tidak punya figur.
Dari situ ibu kelimpungan, adik adik saya dititipin ke kakek, dari situ saya makin besar makin besar dan tumbuh oleh kakek, bukan ayah.
Dari situ tergerak untuk melihat ke belakang, untuk kembali ke masa lalu tidak bisa, saya ambil pembelajaran saja. Namun setelah ketemu Pak Yanto dan Kang Irsal ternyata banyak sekali yang benasib seperti saya
Saya ingin mengajak mereka, agar jangan kehilangan pegangan seperti saya.
Kan disekeliling kita ada guru bisa jadi ayah, ada ustadz bisa jadi ayah, Pak RT bisa jadi ayah, ada yang bisa jadi sahabat disana. Begitu bergelar ‘anak yatim’ jangan drop, tetap hidup, temui mereka.
Ada yang bilang anakmu bukan anakmu tapi titipan Tuhan. Artinya ya kalian itu, bergerak tumbuh saja, semangat, seperti punya ortu lengkap. justru harus jadi ‘pemicu’ harus lebih dari itu. Apalagi ada Forum panti.
Kita punya otak yang sama, dikasih seperti orang biasa, jangan rendah diri.
Ini yang akan saya yakinkan, supaya mereka tidak minder, minder itu sungguh jadi penyakit, yang sungguh sampai dewasa terbawa bawa.
Rencana Aksi Kang Mus’lihat’
Saya akan datang langsung menyentuh, berperan menjadi laki laki dewasa, bahwa saya juga merasakan seperti kamu, tetapi saya masih hidup.
Alangkah tidak bergunanya kalau mengeluh, saya ingin membesarkan hati mereka, menyemangati mereka.
Langkah ini akan dimulai dari bandung dulu, kemudian berharap bisa menyebar dan disambut ke pelosok. Saya akan temui mereka dipanti, di rumah kakeknya, neneknya.
Aksi dimulai dengan Vespa yang selama ini saya pakai di film preman pensiun. Syuting sudah selesai, vespa tidak dinaikkin lagi, sudah berdebu. Alangkah baiknya vespa terus dihidupkan, jalan jalan naik vespa, mungkin vespaan sama anak anak.
Intinya menghibur, apalagi yang bisa saya lakukan, saya terlanjur menjadi tokoh publik, kalau saya berbuat yang ‘nggak ngak’ akan diikuti, mending saya bersikap positip. Lebih baik saya melakukan hal sederhana, sekedar mengunjungi, dan bisanya saya naik Vespa dan mimpi berkunjung dari Aceh sampai Papua bertemu anak anak panti.
Jasra Putra dari Komisioner Perlindungan Anak Indonesia berterma kasih kepada Kang Epi yang sudah menaruh hatinya untuk anak anak di dalam binaan panti. Anak anak sangat butuh figur orang tua yang dapat melindungi dan mewakafkan waktunya. Sebagaimana kita kecil dulu butuh perhatian, kasih sayang dan ada yang mendengarkan.