Bertempat di Masjid Muhammadiyah Menteng Raya 62 Jakarta Pusat berlangsung silaturahmi dua aktifis penyandang disabilitas dengan pengurus Muhammadiyah.
Abdul Wahid Anwar dari Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah berdiskusi langsung dengan mereka. Tentang keinginan teman teman disabilitas mewujudkan Masjid yang akses.
Bagi Anwar mereka juga memiliki hak menyempurnakan ibadah ramadhannya. Namun seringkali fasilitas membatasi mereka. Bukan mereka yang terbatas.
Perubahan cara pandang perlu di sosialisasikan. Untuk itu sejak aktifis penyandang disabilitas menelpon Ketum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar, kita langsung bergerak dan berbuat. Diantaranya menfasilitasi silaturahmi, audit fasilitas gedung dan masjid Muhammadiyah.
Untuk di Yogyakarta, Muhammadiyah melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat telah menginisiasi Sahabat Difabel yang berkomitmen mensosialisasikan dan pemberdayaan para penyandang disabilitas.
Bahkan kampus seperti Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah memiliki lembaga yang fokus isu disabilitas.
Sebelumnya Catur Sigit Nugroho mewakili Gerakan Aksessibilitas Umum Nasional (GAUN) menyampaikan kesulitannya mencari tempat sholat jumat. Apalagi momen Ramadhan, ingin sekali bisa itikaf. Hanya tidak mudah aksesnya. Catur ingin Muhammadiyah bisa mendorong di setiap 1 kota ada Masjid Akses.
Rizal Kurniawan Direktur Lazismu yang turut menerima mereka menyampaikan selama ini ada kesulitan dari cerita Mas Catur dan Mas Trian. Padahal saat Ramadhan ingin sekali bisa melewati lapar dan haus dengan diobati kajian Ramadhan dan lantunan ayat Alqur’an. Namun kebutuhan ini tidak mudah buat mereka yang Tuna Rungu/Tuli, Tuna Netra ataupun yang berkebutuhan khusus seperti kursi roda.
Lazismu komitmen bersama Pemuda Muhammadiyah, Advokasi Satu Atap Muhammadiyah, Majelis Pelayanan Sosial Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Majelis, Lembaga, Amal Usaha dan Ortom lainnya untuk mempraktekkan Masjid Akses pada 2 Juni mendatang. Kita akan belajar bersama bagaimana para penyandang disabilitas melakukan ibadah yang akses di Masjid At Taqwa Muhammadiyah Menteng Raya.
Trian Airlangga Kordinator Jakarta Barrier Free Tourism menegaskan momen baik pertemuan penyandang disabilitas dengan pengurus pusat Muhammadiyah. Karena mereka akan melakukan pemugaran Masjid.
Trian menandaskan sejak awal penting pelibatan penyandang disabilitas dalam pemugaran yang mulai berjalan. Untuk menghindari kesalahan pembangunan aksessibilitas di fasilitas umum yang kerap terjadi.
Kegiatan pada 2 Juni mendatang akan bersama sama para pimpinan Muhammadiyah melakukan audit fasilitas publik mulai dari Stasiun Kota menuju Masjid Muhammadiyah Menteng. Kami sepakat bersama sama merintis akses dan langsung berbuat di lokasi dengan prinsip kesetaraan. Praktek langsung.
Sebagai mana diketahui Kementerian PUPR telah mengatur secara detail bantuk gedung dan fasilitas publik yang ramah disabilitas dalam Permen PU No. 30/2006 dan diperbaharui No. 14/2017.