Pukul 16.00 layar terbentang di depan halaman RPTRA Cibesut. Beberapa anak menghampiri ‘ada layar tancep ya?’. Seorang remaja bernama Dimas Irfan Shauqi terlihat sibuk menyiapkan tempat acara dan konsumsi. Hari itu malam minggu. Selepas Maghrib beberapa tamu cilik mulai mengisi pelataran melingkar yang bertingkat tiga itu.
Forum Anak Jakarta Timur mengadakan Nobar bekerja sama dengan Kalyana Shira Films dan Satuan Tugas Perlindungan anak. Selepas gelar layar tancap tersebut Dimas menyampaikan tanggapannya. Pemutaran film kemarin di RPTRA Cibesut sangat mengedukasi masyarakat. Mulai dari usia balita hingga lansia dapat memahami.
Film tersebut memiliki alur cerita yang seru menyenangkan dan dapat diterima semua kalangan usia, alur liku cerita yang unik, serta di bintangi oleh beberapa artis yang menjadi pengisi suara, menjadi daya tarik dari film tersebut. Selain itu sarat akan pesan agar anak dapat menggapai cita citanya sebelum memasuki jenjang pernikahan. Mengingat pentingnya cita cita anak, karena motivasi anak untuk berkarya pada negeri adalah melalui cita citanya. Selain itu Anak juga diajari bagaimana memecahkan masalah dengan mandiri. Disini sikap mandiri di tanamkan dalam diri anak, yang menjadi sugesti untuk meraih cita citanya kemudian
Harapan saya film ini dapat diputar disegala jenis media, tidak terbatas pada pemutaran di RPTRA namun juga dapat di putar di Stasiun televisi, sekolah ataupun media lainnya, agar lebih dikenal masyarakat luas terutama masyarakat di wilayah terpencil dan dekat dengan perbatasan. Mereka sangat membutuhkan edukasi seperti ini, menghibur dan mendidik. Selain menanamkan nilai moral pada anak, film ini juga dapat mengedukasi setiap orang dari berbagai kalangan mengenai masalah pernikahan dini. Dan untuk kedepannya saya berharap akan ada lebih banyak lagi animasi animasi yang memuat nilai moral dan pendidikan, yang bermunculan dan terus mengedukasi masyarakat mengenai masalah disekitar kita saat ini.