Sudah hampir setengah tahun para pengungsi petani karawang harus bertarung melawan kondisi pengungsian yang tidak ramah. Ditambah proses panjang mencari keadilan. Ibu Acih salah satu pengungsi sangat depresi setelah mendengar rumahnya dirobohkan ditengah mencari keadilan di Jakarta. Warga kami meninggal, kondisi banyak yang sakit. Warya menyampaikan istrinya Awen, 50 tahun meninggal setelah bicara dengan aparat pemerintah Karawang yang menyampaikan urusan petani sulit. Dokter dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dibawah Komando Ibu Elis Ernawati menyampaikan kondisi pengungsi sangat komplek dengan riwayat kesehatan yang buruk. Dari 23 yang telah kami cek, 6 diantaranya harus segera masuk Rumah Sakit. Berbagai penyakit dimungkinkan bisa kambuh karena lama mereka tidak melalukan pekerjaannya. Apalagi mendengar beberap cerita. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada yang Demam, Panas, Nyeri Dada, Potensi TBC, Tumor Ganas dan Jantung
Pak Madhari dari Petani menyampaikan tidur kami begini, bangun badan sakit. 6 bulan sudah, tidak kuat. Makanya beberapa warga pulang. Nginap di tempat saudaranya Karawang, hanya ikut makan dan tidur. Akhirnya pada malu dan ke Jakarta lagi. Maklum tahunya cuma bertani buat penghasilan. Apalagi orang orang perusahaan mencari warga yang pulang ke Karawang. Kalau pulang, kita dipaksa terima uang.
Jasra Putra Ketua Bidang Kesehatan dan Kesra Pemuda Muhammadiyah mengkhawatirkan kondisi para orangtua dari 63 anak ini. Kalau sudah begini namanya darurat anak kehilangan pengasuhan bahkan bisa saja orang tua mereka kembali meninggal di pengungsian.. Karena potensi orang tua berjatuhan sakit sangat tinggi. Tidur dalam kondisi terbuka, bayi tidur dengan alas apa adanya sangat memprihatinkan. Anak anak bisa kehilangan pengasuhan orang terdekatnya. Perlu segera mencari tempat alternatif atau Pemerintah Karawang segera perhatikan mereka.
Sampai berita ini disampaikan Sodikin dari Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) ditemani Lili Nopita sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit. Ada 6 orang pertama Ibu Ilah, 50 tahun yang menderita darah tinggi, dada panas. Kedua Ibu Rohati, 50 tahun menderita jantung, sesak napas.Ketiga Ibu Karsiti, 70 tahun menderita sakit kepala, nyeri pada lutut dan pegal dileher. Keempat Suharto 58 tahun menderita nyeri dada kanan dan batuk. Kelima Kasminto, 49 tahun menderita benjoLan pada pinggang kiri. Keenam Madhuri, 70 tahun menderita nyeri pinggang dan telinga berdenging.